Tentang sebuah kuas yang melukiskan perasaan Wonho dan kuas lainnya yang melukiskan senyuman Hyungwon. Biarlah kanvas mereka menjadi sebuah lukisan yang abstrak, dengan merah jambu sebagai warna dasarnya.
ーhyungwonho.
Setelah ditinggalkan Hyungwon sendirian di apartemen dengan air mata yang mengalir, Hyungwon berjalan tertatih menuju kamar mereka untuk tidur dan menenangkan pikirannya.
Ketika suara burung gereja membangunkan Hyungwon. Kenyataan bahwa Wonhonya masih belum kembali seakan memberikan tamparan tanpa wujud di hati Hyungwon.
Dengan helaan napas yang terasa berat, Hyungwon memutuskan untuk tetap bangun dan bersiap. Siang nanti terdapat jadwal untuk operasi, dan sangat tidak etis kalau Hyungwon menunda operasi pasiennya karena sedang patah hati.
Setelah selesai mandi dan merasa lebih tenang, Hyungwon berjalan ke balkon apartemennya dengan sebuah selang air di tangan kanannya.
Air mengalir dari selang itu dan menyapa tanaman bunga baby-breath yang telah dirawatnya selama beberapa bulan terakhir. Pikirannya mengarungi ingatan di mana kekasihnya memeluknya dengan erat ketika hujan di dekat lapangan basket, dulu.
Tanpa sadar, lamunannya berhenti ketika sepasang tangan kekar memeluk pinggangnya dengan erat. "Hyungwon, maaf." Bisik orang itu kepadanya.
Air mata Hyungwon mengalir lagi, kali ini dengan sebuah senyum merekah di wajahnya, beriringan dengan sejuta ucapan maaf dan cinta yang terlontarkan dari Wonhonya.
"Aku benar-benar minta maaf, aku enggak mau kehilangan kamu, Won. Semalam rapat enggak berjalan lancar. Beberapa klien memilih untuk menarik beberapa saham. Aku bingung, aku,"
Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Hyungwon sudah berbalik dan memeluk Wonho dengan erat.
"Aku selalu di sisimu, Wonho. Semuanya akan baik-baik aja."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kejadian itu tidak hanya terjadi sekali, berkali-kali bahkan nyaris setiap bulan selalu ada kejadian seperti ini.
Contohnya pada awal bulan Juli, Wonho pulang dengan keadaan yang kacau. Tetapi kali ini tidak ada bau rokok maupun alkohol sedikitpun. Hanya rambut yang berantakan, baju yang lusut, dan mata yang terlihat lelah.
Hyungwon tidak tahu di mana kesalahannya, tetapi Wonho terlihat begitu marah. Secangkir teh hangat yang Hyungwon tawarkan kepada Wonho pun harus berakhir berserakan di lantai bersamaan dengan pecahan dari cangkir kecil tersebut.
Jangan lupakan lengan kanan Hyungwon yang memerah karena terkena cipratan teh tersebut dan luka di telapak tangannya ketika membersihkan pecahan cangkir tersebut.
Pertanyaan demi pertanyaan yang bernaung di kepala Hyungwon tanpa ada jawaban sedikitpun.
Wonho?
Seperti biasa, setelah melampiaskan amarahnya, dia akan pergi begitu saja meninggalkan Hyungwon sendirian. Setidaknya Wonho bukan tipikal yang ringan tangan ketika termakan amarah.
Sebelum membersihkan pecahan tersebut, Hyungwon dengan lengan kanan yang masih memerah itu berlari mengambil mantelnya dan berusaha mengikuti Wonho.
Sebuah perasaan tenang bersemayam di dada Hyungwon ketika melihat Wonho memasuki kediaman keluarga Shin. Setidaknya selama ini, Wonho masih setia padanya. Berapa kali dia memastikan, Wonho selalu pulang ke rumah itu, dan tidak ke tempat lain.
Setidaknya Wonho adalah orang yang jujur, tidak pernah berbohong. Pemuda itu tulus mencintai Hyungwon. Semuanya akan Wonho berikan pada Hyungwon, termasuk kesetiaannya.
Itulah alasan mengapa Hyungwon selalu memaafkan Wonho, menerima semua kata-kata maaf dan cinta yang selalu Wonho bisikan di setiap pagi setelah amarahnya mereda.
Sering kali Hyungwon memilih untuk diam dan menghindari kontak mata dengan kekasihnya itu. Tetapi ketika melihat kekasihnya menjaga jarak, Wonho selalu memasakkan sarapan dan menyiapkan air hangat untuk Hyungwon sebagai permintaan maaf. Siklus itu juga terjadi setiap kali mereka bertengkar.
Kadang, pelukan yang erat dengan kata maaf berulang kali terdengardi apartemen itu setelah Wonho datang membawa sebuket penuh bunga daffodil.
Ibarat dari pengampunan dan harapan untuk memulai awal baru yang lebih baik.
📝a/n : terimakasihuntuk semua pembaca tersayang!💙 gakerasatinggal 2 chapter lagi