⚫Menikah II

2.2K 211 1
                                    

Taehyung sampai di apartemen nya, dan langsung menuju ke kamar mandi untuk meringankan bebannya.
Hariini sungguh melelahkan.

Setelah memakai bajunya, ponsel taehyung berbunyi dan pesan masuk.

Dilihatnya siapa yang mengirim pesan kepada nya dan seketika raut wajah taehyung jadi kesal.

Nayeon.
Oppa, apa besok kau sibuk? Aku ingin bertemu dengan mu, aku akan menemui mu jam makan siang, aku merindukan mu oppa, sungguh.

Tidak tau malu sekali wanita ini.
Astaga.

Direbahkan nya badan taehyung di king size nya itu, seraya menatap langit langit, dan memikirkan perkataan ibunya tadi, pernikahan, sebuah lelucon bagi taehyung, apa itu pernikahan? sedangkan yang berpacaran saja masih dikhianati.

Taehyung sudah berjanji pada ibu nya akan menikah, tapi dengan siapa, apa dia bayar saja gadis gadis yg sedang membutuhkan uang? Tidak itu sangat murahan.

Sungguh kepala taehyung ingin pecah.

Dipejamkan mata taehyung dan seketika itu mata nya terbuka dan muncul ide baru.

Taehyung segera mengambil ponsel di atas nakas dan menekan beberapa digit nomor yang akan dia telpon, pikiran nya hanya tertuju satu nama yaitu Kim Jennie.

🌻🌻🌻

_Kim Jennie pov_

Tubuh ku lelah seharian ini berkutat dengan urusan kantor, dan taehyung, ku pejamkan mataku ingin terlelap tapi semua musnah karna suara ponsel ku bunyi, kesal. Siapa yang menghubungiku malam malam begini.

Segera ku raba nakas ku dan ku lihat namanya yang ada dilayar ku itu
Sajangnim pria itu lagi yang mengga gu hidup ku, pergi bisa tidak dari hidupku?

Kutekan tombol hijau dan ku tempelkan benda itu ketelinga ku.

'Kim jennie'

"Ya tuan ada apa? Malam malam begini kau menghubungi ku?" Ucap ku dengan nada menahan kesal.

'Ada yang perlu ku bicarakan kepadamu ini sangat penting,kerumah ku sekarang juga'

Penting apa sampai selarut ini sih?

"Tapi tuan ini sudah larut sekali, jika tuan ingin menyampaikan sesuatu bisa bicara disini dan aku akan mendengarkan baik baik" Jawab ku menolak permintaan gilanya itu.

Gila saja aku bertamu sekarang.

'Apa kau tidak mengerti? Aku menyuruh mu sekarang kerumahku. Apa kau tuli?'

Apa katanya? Tuli? Astaga sibodoh ini.

"Baiklah tuan aku akan segera kesana" Pasrah Jennie.

Dari apa aku dipecat dari pekerjaan itu, lebih baik aku mengalah sekarang, yang waras ngalah.

Aku memakai sweater yang dibelikan jisoo dan celana lepis dan dipadukan dengan mantel putih tulang,karna diluar udara cukup dingin mengingat ini akan memasuki musim dingin.

Aku berjalan keluar menuju pintu kamar ku dan mendapati Jiso yang masih stay dengan drama alay nya itu.

Dia melihat ku dari atas sampai bawah. Ingin sekali ku congkel matanya itu.

"Kau mau kemana?" Tanya nya kepada ku.

"Keluar sebentar" Jawab ku sambil memasang sepatu di kaki ku

"Tidak pulang?" Ayolah jika aku tidak pulang aku akan tidur dimana? Trotoar? Yg benar saja.

"Aku hanya sebentar, jika kau ingin tidur duluan ya duluan saja sana, tidak usah menungguku." Sedikit kesal karna gadis ini cerewet sekali.

"Siapa juga yang akan menunggumu." Jawabnya dan memakan semua keripik yang ada di pangkuannya.

Jujur jika membunuh orang bukan pekerjaan jahat sudah kupastikan gadis ini kehilangan kepalanya.

Menjengkelkan.

🌻🌻🌻

Jennie sudah sampai di depan gedung apartemen taehyung, dan melangkahkan kaki jenjang nya menuju rumah taehyung.

Didalam lift Jennie terus berfikir apa yang taehyung inginkan malam malam begini.

Apa yang dia inginkan?

Pintu lift terbuka, Jennie berjalan ke ujung lorong dimana kamar taehyung berada.

Saat sudah didepan pintu yang diyakini milik taehyung, Jennie pun memencet bell.

Ting... Tong..

_Kim Tae hyung pov_

Aku menunggu gadis itu, lama sekali sih dia, apa yang harus aku ucapkan terlebih dahulu? Apa langsung saja mengajak nya menikah?

Sesaat kudengar bell rumah ku berbunyi, kupastikan itu gadis yang sejak tadi kutunggu, tak butuh waktu lama aku segera menuju kearah pintu dan membuka pintu itu.

Disaat aku membuka pintu,Jennie menatap ke arah kiri, saat sadar pintu terbuka Jennie tersenyum kearahku.

Cantik.

Apa yang ku pikirkan.

Ku pasang wajah datar dan sombong didepannya.

"Masuklah" Menyuruh nya masuk dan setelah itu aku langsung to the point saja kan?.

"Kau ingin apa? Bir? Atau soda?" Lanjut ku menawarkan minuman kepadanya.

Aku melihat mukanya penasaran saat ini. Aku bisa tangkap apa yang dipikirkan nya saat ini, dia pasti memikirkan aku menggoda nya dengan bir atau soda dan setelah itu aku meniduri nya, terlihat jelas Jennie.

Bir? Apa yang dia inginkan sih sebenarnya? - Jennie

"Ah tidak tuan, bisa kita langsung saja ke inti pembicaraan tuan?" Sepertinya dia tidak ingin basa basi juga.

Aku duduk didepan nya yang hanya terpisah meja. Dia menatap ku dengan raut penasaran, bagaimana jika dia menolak?

Baiklah aku akan memulai semuanya.

"Kau.. Kau ingin menikah denganku?" Ucap ku, yang membuat raut wajah Jennie terkejut seketika.























Vote cerita yang aku buat..

I LOVE YOU [ End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang