4

1K 83 7
                                    

“Hei! Stinger!”

Champ terus mengejar Stinger tanpa peduli pemuda itu mengacuhkannya. Stinger sendiri enggan menghentikan langkahnya meski berapa kali namanya dipanggil. Mereka berdua sudah seperti apa saja bertingkah seperti itu.

Champ yang mulai kesal mempercepat langkahnya hingga ia bisa mendahului Stinger dan menghentikan langkahnya. “Hei! Kau itu benar-benar ya!”

“Apa maumu?!” tanya Stinger dingin.

“Kau? Kenapa tidak memberitahuku kalau kau kuliah disini?”

“Haruskah aku memberitahumu? Ku rasa tidak!”

Champ mulai tidak bisa menahan emosinya setelah mendengar jawaban itu. “Menghilang begitu saja, lalu tiba-tiba muncul dan berkata ingin mengalahkan Scorpio! Apa yang membuat orang naif sepertimu berubah pikiran dan mau kuliah disini, HAH?!!” tanya Champ emosi.

“Kau tidak perlu tahu hal itu!”. Stinger kembali berjalan meninggalkan Champ yang masih mematung ditempatnya. Ia benar-benar tak mengerti dengan tingkah Stinger barusan. Berubah! Itulah yang dipikirkan Champ. “Hei! Stinger!” baru saja hendak mengejar pemuda itu, seseorang memanggilnya dan berhasil menghentikan niatnya itu.

“Kau, Lucky!”. Tidak hanya Lucky, tetapi yang lainnya pun ikut menghampiri Champ.

“Champ, apa kau mengenalnya?” tanya Lucky.

“Iya! Kami dulu satu kelas saat SMA. Ia itu benar-benar naif. Dia selalu bilang padaku kalau dia tidak akan masuk ke kampus ini karena kakaknya, Scorpio.”

“Ada apa dengan kakaknya?” tanya Hammy.

“Scorpio, anak tingkat akhir itu, dia anggota Jark Matter. Dan Stinger dia tidak ingin melawan kakaknya. Walau dia tau yang sebenarnya.”

“Tapi kenapa Stinger seperti tidak mengenalmu tadi?”

“Aku juga tidak tau. Saat hendak kelulusan, sikapnya berubah dingin. Dia menghilang begitu saja setelah upacara kelulusan sekolah kami. Tak ku sangka dia masih bersikap seperti itu.” ujar Champ kesal.

“Sudah lah, Champ. Kau tidak perlu mempersalahkan hal itu. Jika dia sudah siap, dia pasti akan terbuka kepada kalian.” Tenang Shou. Dan mereka semua menyetujui hal itu.

*************************

Hari minggu, mereka kembali berkumpul di salah satu ruang kelas yang terbuka. Membicarakan tentang rencana? Itu sudah pasti. Segala persiapan untuk mencari dana sudah dipersiapkan, dan mereka sudah menentukan barang apa yang akan mereka jual.

“Baiklah, penjualan kita akan mulai hari minggu, minggu depan di daerah Kuil Sensoji. Aku sudah menyewa satu tempat disana dengan harga murah.” Jelas Raptor.

“BERUNTUNG!!! Ayo kita semangat berjualan.” Teriak Lucky. Namun ada salah satu dari mereka yang tidak bersemangat. Ya! Dia Stinger. Sedari tadi diam, kini ia bereaksi. “Kalian saja! Aku tidak ikut!” ucapnya sambil bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

“Hei! Kenapa kau selalu bersikap seenaknya?!” bentak Champ sambil menggebrak meja.

“SUDAH KU BILANG INI BUKAN URUSANMU!!!”

“Tentu ini masalah kami!” tegas Lucky. Pemuda itu kini menghampiri Stinger dan menepuk pundaknya.
“Dengar, bukan seperti itu cara memperlakukan temanmu! Apalagi teman yang kau kenal sejak SMA.” Ucap Lucky menasehati Stinger.

“Kau? Apa saja yang kau ceritakan pada mereka?” tanya Stinger. Pertanyaan itu mengarah pada Champ. Yang dituju hanya memasang senyum sinis. “Semua! Semua yang ku tahu!”

Stinger terlihat sangat kesal mendengar jawaban dari teman masa SMA nya itu. ia mengepalkan tangan untuk meredam emosinya. Dia benci, sangat  benci situasi seperti ini. rasanya ingin pergi dan menghilang dari hadapan yang lainnya.

“Stinger! Tidak baik menyimpan masalah sendiri. kau bisa membaginyapada kami. Saling tolong menolong. Itu tugas dari seorang teman, bukan?” ujar Lucky.

Stinger memikirkan kata-kata itu. Pikirannya menentang, namun hatinya menyetujui apa yang dikatakan oleh pemuda disampingnya. “Baiklah, kau menang! Perkataanmu itu benar.” Lucky hanya tersenyum mendengar perkataan pemuda dingin dihadapannya.

“Jadi, kau berhutang penjelasan padaku tentang kenapa kau tiba-tiba bisa masuk ke kampus ini.” tegas Champ.

“Itu.... itu karena gadis itu, Champ.”

“Apa maksudmu, Mika?” tebak Champ. Stinger mengangguk lemah mendengar nama itu kembali tersebut. “Dia... dia lah yang memintaku untuk berkuliah disini dan menyelesaikan masalahku dengan kakakku. Dia –“ ucapan Stinger terpotong dan dia seperti menyadari sesuatu “ –Permisi” pamitnya dan kemudian berlalu begitu saja.

“Jadi, sebenarnya, Mika itu siapa?” tanya Garu.

“Mika itu... dia teman kami SMA kami dari kelas yang berbeda. Dia sering sekali terlibat perkelahian disekolah. Dan tak jarang dia dihukum. Kami dulu juga tidak menyukainya, sampai saat tahun ketiga kami mengetahui apa yang terjadi –“
Champ terdiam sejenak seakan mengumpulkan tenaga untuk menceritakan tentang Mika.

“ –Dia seperti itu untuk membela dirinya. Dia menjadi korban bully dikelasnya sejak tahun pertama. Dan sampai menjelang kelulusan, Mika berkelahi dengan satu angkatan. Dia mengamuk. Kami tidak sempat menghentikannya, hingga akhirnya dia pingsan. Dan dari situ kami mengetahui, bahwa dia menderita penyakit yang berat. Dan akhirnya harus dibawa keluar kota.”

Semua yang mendengar cerita dari Champ hanya terdiam. Mereka merasakan sakit yang diderita gadis bernama Mika itu walau hanya dari cerita saja.

“Jadi itu alasannya mengapa sikapnya menjadi dingin.” Ujar Shou.

“Lalu, bagaimana keadaannya Mika?” tanya Hammy.

“Kami tidak tau. Setelah kejadian itu, kami kehilangan kontak dengannya. Kami tidak tau apakah dia baik-baik saja atau sudah pergi selamanya.”

“Baiklah. Kita akan melakukan sebaik mungkin untuk semuanya. Bagaimana?” ucap Shou.

Mereka pun kembali membicarakan rencana acara mereka. Dan tiba-tiba. “Aku ingin bergabung!” teriak seseorang di pintu. Pandangan semuanya pun teralihkan pada seorang pemuda. "Kau siapa?” tanya Balance. “Aku? Aku Kotaro, dari Ilmu Sosiologi tingkat satu.”

“Kau serius ingin bergabung? Bahkan kau saja baru masuk dikampus ini beberapa minggu.” Ujar Shou.

“Aku mungkin memang baru dikampus ini. tapi aku sudah mengetahui banyak hal Tentang Jark Matter. Dan aku ingin mengalahkannya juga. Jadi kumohon izinkan aku.”

“Jika kau ingin bergabung, bergabung saja!”. Kalimat itu berhasil membuat seluruhnya terkejut bukan main.

Siapa lagi yang berani mengucapkan kalimat itu, jika bukan Lucky. “Ada apa? Bukankah semakin banyak orang semakin bagus?”

Yatta!!! Jadi, siapa ketua proyek ini?” tanya Kotaro.

“Benar juga! Dari kemarin kita belum menentukan siapa ketua acara ini.” Shou membenarkan.

“Kalau begitu aku memilih diriku!” ujar Hammy.

“Mana bisa? Tentu saja yang jadi ketua itu Lucky. Dia berhasil mengumpulkan orang-orang, bukan?” sanggah Garu.

“Tidak! Aku yang awalnya punya rencana ini!” ujar Hammy meyakinkan.

“Kalau begitu, aku juga mencalonkan diri!” ujar Garu tak mau kalah. Dan pertengkaran diantara mereka semua pun terjadi.

“Kak! Bagaimana ini?” tanya Kotaro bingung pada Shou.

“Kalian semua berhenti! –“. Semuanya pun berhenti sesuai perintah Shou. “ –Kalau begitu kita tentukan dari Quiz!”.

“QUIZ???!!!!” teriak semuanya terkejut.

“Iya. Besok Quiz bersama matkul Kewarganegaraan, dan setahuku itu matkul wajib tingkat 2 di jam 10. Biasanya hasilnya langsung dikasih tau kalau matkul itu. Jadi sudah ku putuskan. Besok saat jam makan siang, kita akan buka hasilnya bersamaan. Siapapun yang mendapat nilai tertinggi, ia yang akan jadi ketua. Setuju?”

“SETUJU!!!!”

Mata Kimi ni AitaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang