XXVI : Suka?

57 4 0
                                    

   Mentari sudah menampakkan wujudnya dalam waktu sudah lumayan lama, tapi seorang pemuda berwajah malas itu masih enggan keluar dari selimut tebalnya. Ia masih terlihat sangat mengantuk. Hal ini wajar saja karena ini hari libur, sehingga ia bisa bersantai. Ia tak akan mau bangun karena sarapan sekalipun. Hari ini pun hampir sama. Namun yang berbeda hari ini, ia berhasil terbangun hanya karena mendengar suara notifikasi dari benda persegi panjang itu.

[Zahra : Pagi Ky]

    Dengan dua kata singkat yang hanya terdiri dari 6 huruf ajaib itu, pemuda malas itu terbangun. Bahkan ibunya saja kewalahan jika harus membangunkan pemuda ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan pemuda ini?

    Pemuda itu mengusap-usap matanya, khawatir matanya salah lihat. Seketika senyum mengembang di bibir pemuda itu. Ia segera menjawab pesan dari seseorang bernama "Zahra" itu.

[Anda : Pagi, Ra. Tumben lu ngechat pagi. Ada apa?]

     Sambil menunggu balasan dari orang yang dituju, ia kembali mengingat kejadian dahulu yang sempat membuatnya merasa bodoh. Tapi dengan mengingat hal tersebut pula ia bisa merasakan seperti ada panah imajiner yang menusuk dadanya. Yaitu sesuatu yang bernama "harapan palsu".

[Zahra : Ah, enggak. W iseng aja. Lagi apa?]

    Bagi para kaum adam dan menurut legenda, konon katanya jika ada seseorang dari kaum hawa mengirim pesan lebih dahulu, hanya ada dua kemungkinan. Kamu bermimipi atau kamu berhalusinasi. Dengan kata lain, para kaum adam menganggap jika ada kaum hawa yang mengirim pesan lebih dahulu, itu hanyalah mitos. Betapa kejamnya.

    Atas dasar legenda tak berpasal itulah saat ini pemuda bernama Eky ini menapar pipinya sendiri. Kemudian ia meringis sendiri karena sadar ini adalah kenyataan, bukan mimpi ataupun halusinasi. Karena hal itu pulalah, senyum itu semakin berkembang di bibirnya.

[Anda : Gak lagi ngapa-ngapain kok. W baru bangun]

     Kalau diingat-ingat lagi, sudah sekitar 2 minggu mereka jadi lebih aktif berkomunikasi. Entah karena apa, tapi Eky senang. Entah karena apa pula yang selalu memulai obrolan adalah Zahra. Tak ada yang tahu alasan mereka menjadi seperti ini.

[Zahra : Hah? Gw ganggu ya? Maaf ya?

Anda : Enggak kok. Gak papa. Gak usah dipikirin

Zahra : Lagian udah jam berapa ini Ky? Kok baru bangun?

Anda : Ehm, itu kan gw sibuk akhir-akhir ini. Jadi w butuh istirahat lebih

Zahra : Orang sibuk macam apa yang masih sempet balas chat-an w coba?

Anda : Orang yang sibuk mencintaimu ea wkwkwk

Zahra : Sa ae lu dasar kartu bebas penjara monopoli :v

Anda : Bercanda doang dih. Jan baper :v

Zahra : Ngapain w baper, zheyenk?😂]

    Tapi bukankah jika dipikirkan baik-baik lagi hal itu masuk akal? Orang sibuk mana yang sempat membalas chat orang lain di tengah kesibukannya? Hanya satu kunci dari jawaban tersebut. Memangnya orang tersebut sibuk melakukan apa?

   Mungkin tanpa sadar, mereka saat ini tersenyum kecut karena sadar hal tersebut hanya sekedar candaan. Mungkin mereka ingin berkata bahwa hal tersebut adalah kenyataan. Tapi mereka tak memiliki keberanian untuk mengatakannya. Memang pengecut. Baik sang wanita ataupun sang pria.

Para Manusia SengklekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang