#2 Boy Next Door [Part 1]

60 4 2
                                    

Heading Note : Hello! Back again with me, MIKE! Sebelumnya gue mau ngucapin terimakasih sama temen fujoshi gue yang udah bantu kasih ide ini ke gue (It supposed to be your responsibility as my partner, dude! XD) Kali ini, kalian bakal ketemu sama Leon dan Diego. Kisah ini, selain dari ide temen gue, juga terinspirasi dari sebuah videoklip seorang penyanyi terkenal yang nanti lagunya bakal gue featuring di final part. Jadi, pantengin terus yaa!😁

SO, WHAT ARE WE WAITING FOR? SCROLL DOWN AND ENJOY!👌

⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇

#NowPlaying - Jazon Mraz ft. Meghan Trainor - More Than Friends

It feels like we've been friends forever, yeah

And we always see eye to eye

The more time we spend together

The more I wanna say what's on my mind

Aku membuka pintu kamarku cepat, lalu menutupnya. Sungguh, hari ini sangat melelahkan. Semua jenis kegiatan itu membuatku ingin sekali kembali ke kasur empukku, apalagi ditemani secangkir teh. Namun, itu semua tidak akan terjadi malam ini. Ah, ya ampun.

Alih-alih merebahkan diri di kasur, aku justru mengambil beberapa tumpuk buku tebal dan membawanya untuk kubaca. Besok adalah hari pertama ujian akhir, aku harus mempersiapkan ujian itu sebaik-baiknya dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Aku mengernyit saat melihat beberapa rumus yang sudah berkali-kali diotak-atik olehku itu. Aku heran, entah sudah berapa kali aku berkutat dengan rumus dan teori itu, aku tetap saja merasa belum menguasai sepenuhnya. Bukan aku tidak memahami, hanya saja aku merasa kurang. Rasanya belum cukup untuk bisa menghadapi ujian besok.

Ya, itulah diriku. Atau yang biasa kalian sebut "kutu buku", begitu kan?

Take it easy

'Cause it ain't easy to say

Aku hampir tidak pernah keluar rumah demi kegiatan yang tidak terlalu penting. Misalnya saja berpesta, aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku datang ke pesta. Disini, jika kau tidak mendatangi satu pesta pun setelah kau cukup umur, maka habislah riwayatmu. Atau riwayat kedua orang tuamu. Mereka akan dianggap sebagai orang tua kolot yang melarang anaknya pergi ke pesta. Padahal aslinya kan tidak begitu.

Aku menghela nafas pelan sebelum menutup salah satu buku rumusku, untuk kemudian beralih ke buku selanjutnya. Saat itulah, melalui jendela besar dikamarku, aku melihat dia.

Dia tetanggaku, seorang lelaki berambut pirang yang tinggal persis disebelah rumahku. Uniknya, posisi sejajar antara kamarnya dan kamarku, bahkan letak jendela kamipun sejajar, membuat kami, aku dan pria itu, sering berinteraksi satu sama lain. Aku yang kadang duluan menyapanya, atau sebaliknya. Dan terkadang dia akan mengajakku mengobrol, namun bukan obrolan biasa.

I wanna be more than friends

I wanna be more than friends

I wanna tell everyone you're taken

And take your hand until the end

I wanna be more than friends

Aku mengetuk kaca jendelaku perlahan, yang sontak membuat lelaki itu menoleh ke arahku seraya tersenyum. Namanya Diego, omong-omong. Aku balas tersenyum padanya dan mengambil selembar kertas HVS. Mungkin kalian bertanya-tanya untuk apa kertas itu, kalian akan tahu jawabannya.

Aku mulai menulis di kertas itu.

"Kau baik-baik saja?"

Dia tersenyum padaku seperti biasanya, mengambil kertas miliknya dan mulai menulis. Sejurus kemudian dia mengangkat kertas itu ke arah jendelaku.

"Hanya lelah dengan drama hidupku"

Aku tertawa kecil melihat apa yang ia tulis. Aku semakin bersemangat untuk membalas pesannya lagi.

Seperti inilah kami, aku dan Diego selalu bercakap-cakap seperti ini, terutama dimalam hari. Kami memutuskan untuk memakai kertas hanya karena sebuah alasan klasik, kami tak ingin mengganggu para tetangga jika kami mengobrol terlalu keras. Tapi jangan salah, kami juga punya kontak masing-masing dalam ponsel kami, namun kami berfikir kalau mengirim pesan secara online kepada tetangga yang jarak kamarnya kurang dari satu meter (serius!) adalah hal yang konyol.

Jadilah kami memilih cara yang, bagi beberapa orang justru merepotkan. Tapi, tak masalah. Toh, kami senang.

I'm asking you to be my baby (Asking you to be my baby)

I'm giving you my heart, don't break it (Giving you my heart, don't break it)

Aku menyelesaikan tulisan penutupku malam ini. Aku hampir saja akan mengangkat kertas itu dan menunjukkan kalimat yang tertera disana pada Diego, namun dia telah menutup tirai jendelanya. Mungkin dia begitu lelah, begitu pikirku. Aku akhirnya hanya melipat kertas itu ke bentuk yang lebih kecil dan menyimpannya.

Aku gagal lagi menyampaikan itu padanya.

I'm crushing and I'm going crazy (Hey)

Either way I know we'll make it (I know, I know, I know we'll make it)

⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇ ⬇

Footnote : Maaf kalau part ini pendek ya, cuma 700++ words. But, hey, it's just the beginning. The most incredible one is coming so soon. So, stay tune ya. See you in the next part!😉 BYE!!!

#NowPlaying - OneShoot Drabble (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang