Bab 7. Pembalasan

1.1K 146 5
                                    

Jangan lupa meninggalkan vote, komen, saran dan kritik

Publish on. 5 Juli 2023

Selamat membaca ^^


Cakra mengangkat tinggi palu godam di tangannya, sebelum mengayunkan dengan sekuat tenaga benda itu dengan tanpa rasa bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakra mengangkat tinggi palu godam di tangannya, sebelum mengayunkan dengan sekuat tenaga benda itu dengan tanpa rasa bersalah. Suara derakan keras terdengar menggema di ruangan itu, saat kepala palu itu mendarat di atas kap mobil putih yang terparkir rapi di sana. Terang saja kap itu langsung penyok, tetapi itu belum membuat Cakra puas. Ia kembali mengayunkan palu godam itu berkali-kali, tidak hanya body mobil yang menjadi sasaran. Kaca mobil bahkan lampu pun sudah hancur tak berbentuk. Cakra benar-benar meluapkan kemarahannya pada mobil mewah yang sekarang sudah tak berbentuk lagi.

Keributan yang dilakukan Cakra tengah malam itu, menarik perhatian Nyonya Sheilla yang sedang mencari keberadaan sang suami. Wanita paruh baya itu menghampiri asal suara keributan dan terkejut mendapati anak keduanya sedang sibuk merusak mobil Evant. Baru saja ia mau menegur Cakra, mulutnya sudah dibekap seseorang dari belakang.

"Biarkan saja," bisik pria di belakang yang ternyata adalah suaminya.

"Tapi itu mobil Evant, Pa," kata Nyonya Sheilla gusar.

"Dia bisa membelinya lagi nanti," sahut sang suami terkekeh geli, "ayo kita balik ke kamar aja. Biarkan Cakra bersenang-senang sendiri," lanjutnya sembari menggandeng istrinya kembali ke kamar.

"Kenapa anak-anakku istimewa semua," keluh Nyonya Sheilla sembari mengikuti langkah suaminya.

Sedangkan di sisi lain, Cakra masih sibuk meluapkan rasa marahnya sampai tidak menyadari keberadaan kedua orang tuanya di sana tadi. Mobil mewah milik Evant yang semula sangat mulus, kini nyaris tidak berbentuk lagi. Semua kacanya sudah berhamburan di lantai, body mobil juga penyok parah sampai tidak menyisakan bagian yang masih bagus.

Setelah puas meluapkan amarahnya, Cakra memutuskan untuk pergi dari sana. Dihampirinya motor yang terparkir di depan garasi dan meninggalkan rumah itu. Sudah lama Cakra tidak tinggal di sana bersama orang tuanya. Ia lebih memilih tinggal di apartemen agar bisa dekat dengan Olivia saat tidak ada pekerjaan. Lagi pula hidup sendirian terasa lebih bebas, tidak ada kebisingan yang mengganggu moodnya. Terutama Evant yang selalu mengatur dan mengkritik kalau ia melakukan kesalahan, ia muak dengan sikap perfeksionis kakaknya itu yang membuatnya sulit mengendalikan emosi. Jadi tinggal jauh dari kakaknya adalah keputusan terbaik bagi Cakra.

***

Pagi harinya saat sarapan, Nyonya Sheila memandangi Evant dengan rasa tidak enak hati. Anak pertamanya itu belum tahu keadaan mobilnya sekarang dan ia agak cemas mau memberitahunya. Berbeda dengan suaminya yang sudah rapi memakai stelan baju kerja, tampak santai menyantap sarapan paginya. Nyonya Sheila hanya bisa menghela napas panjang, kalau sudah seperti ini tentu saja ia sendiri yang terpaksa mengatakan keadaan mobil itu pada Evant.

Kiss of the EveningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang