11

11 0 0
                                    

Mendengar suara semakin ribut para warga keluar rumah. Dipimpin pak Ustadz sambil membawa potongan kayu di tangan, mereka mendatangi keributan dan melerai yang berkelahi. Sedangkan yang tidak mau berhenti berkelahi langsung diringkus dan semuanya dikumpulkan di aula. Sambil membereskan tempat perkelahian dan Qur'an yang ada di aula, pak ustadz mencari-cari Fahmi. Namun yang dicari tidak ketemu. Ketika ditanya ke yang lain juga tidak ada yang tahu. Mereka hanya tahu kalau Fahmi, Eugenia, dan Jeffry pergi sambil bawa motor masing-masing. Paling depan Jeffry dengan sepenuh kecepatan tinggi meninggalkan Fahmi dan Eugenia. Tidak berapa lama Fahmi sudah menyusul, jauh di belakang mereka Eugenia juga semakin mendekat.

Mengetahui Fahmi sudah mendekati motornya, Jeffry mulai panik. Dia takut nanti dibawa kembali ke tempat tadi atau mungkin juga ke kantor polisi. Jeffry tiba-tiba membelokkan motornya sambil sedikit jumping kemudian mengarahkan motornya ke motor Fahmi. Fahmi terkejut dengan gerakan tiba-tiba Jeffry. Secepat mungkin Fahmi menghindar ke arah samping kiri. Sayangnya gerakan mendadak membuat motor Fahmi lompat dan jatuh ke samping kiri yang berupa daerah persawahan yang sudah kering penuh alang-alang. Fahmi jatuh terlentang bersama motornya. 

Jeffry yang tahu Fahmi terjatuh, masih menggas motornya secepat mungkin. Tinggal Eugenia yang masih mengejarnya. Eugenia pun tinggal beberapa meter lagi mendekati motor Jeffry. Jeffry berbalik ingin menjatuhkan Eugenia. Tapi Eugenia pintar. Saat Jeffry berbalik, Eugenia menambah kecepatan penuh dan mengarahkan motornya ke arah Jeffry. Jeffry tidak menduga Eugenia berani menantangnya. Jeffry pun menerima tantangan Eugenia dengan menggas motornya. Serasa di sebuah film pertarungan antara 2 motor, yang sama-sama ingin saling adu keberanian, ketika motor Jeffry sudah hampir dekat dan bisa langsung menghantam motor Eugenia, sekejap di menit terakhir Eugenia menyamping ke arah kanan memberanikan diri mencoba menghindar dari tabrakan fatal dengan motor Jeffry.

Jeffry yang tidak siap dengan gerakan menghindar Eugenia menjadi kalang-kabut. Motornya masih melaju kencang dan terlambat untuk direm, akhirnya motor Jeffry menabrak pembatas beton yang melintang di jalan toll. Pembatas itu untuk menutup jalur yang masih dibangun supaya tidak ada kendaraan yang masuk. Jeffry jatuh terkapar berlumuran darah. Eugenia sigap mengambil hpnya dan menghubungi kantor polisi serta mobil ambulans. Eugenia tidak perduli apakah permintaannya untuk mendatangkan polisi dan mobil ambulans bisa dipenuhi atau tidak, yang jelas Eugenia bergegas mendatangi Fahmi. Fahmi terlihat sedang duduk di tanah sambil menelepon seseorang. Motornya masih belum bisa berdiri karena besi-besi roda depannya patah.  

Tubuh Fahmi juga penuh luka, darah juga menetes keluar. Namun Fahmi masih bisa berdiri dan menemui Eugenia. Ketika melihat di kejauhan Jeffry masih terkapar, Fahmi segera mengajak Eugenia menemui Jeffry. Begitu sampai Fahmi segera memegang tangan Jeffrry dan memeriksa nadinya. Dadanya juga masih tampak turun naik tanda masih bernafas. Fahmi masih memeriksa kondisi Jeffry saat warga, polisi, dan ambulan datang. Jeffry pun dibawa ke dalam mobil ambulan untuk dirawat di rumah sakit. Sedangkan Polisi mencatat semua kejadian dan menanyakan banyak hal kepada Fahmi dan Eugenia. Kemudian motor Jeffry dan Fahmi dibawa ke kantor polisi untuk diselidiki dan dijadikan bukti.

Malam semakin larut. Sudah pukul 2, selesai semua proses pencatatan oleh kepolisian. Mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Fahmi dijemput oleh keluarganya yang panik karena takut Fahmi terlibat dan ditangkap polisi. Sedangkan Eugenia pulang sendiri bersama motornya. Eugenia melihat bagaimana keluarga Fahmi sangat perhatian dan melindungi Fahmi. Sementara keluarganya sendiri ? Eugenia merasa tidak punya keluarga. Bila pun masih ada mamah, rasanya teriris banget karena hanya berdua dan bukan keluarga. Bagi Eugenia keluarga hanyalah konsep di atas kertas yang bisa dirobek, lalu dibuang ke tempat sampah, atau bisa juga dibakar tanpa perduli apakah ada kata yang menjadi tulisan cerita kehidupan yang sebenarnya.

Sampai di rumah seperti kebiasaan mamah, mamah sedang sholat Tahajud. Eugenia langsung mengunci pintu pagar dan pintu depan rumah, lalu masuk dan mandi. Biar badannya tidak kelihatan kotor, sekaligus Eugenia mencari-cari kalau ada luka di seluruh tubuhnya. Selesai mandi Euginia masuk kamar dan tertidur sangat pulas.  



MASIH ADA PAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang