.
Mark tentu terkejut bukan main akan kehadiran Baby- ah, ia tak dapat dipanggil baby lagi- Haechan di kelas yang ia ajar. Awalnya ia ragu, apakah benar itu Chan-ah yang telah lama tak ia jumpai di Paris. Namun, ketika Mark benar menatap manik miliknya, ia yakin si bayi sudah tumbuh dewasa sekarang.
Mark jadi merasa bersalah.
"Baiklah cukup untuk hari ini, selamat makan siang semua." Mark menutup pelajarannya hari ini. Menatap sekali lagi sosok yang duduk di bangku terujung, tengah sibuk mengemasi buku-bukunya.
Inginnya Mark hampiri si manis itu tapi nanti hanya akan ada suasana canggung saja. Lebih baik, ketika Mark sudah siap untuk berbicara pada Haechan, maka ia siap meminta maaf telah ingkar janji.
Mark keluar dari kelas yang ia ajar dan berjalan menuju kantor rektor, untuk membahas sesuatu, sebelum langkah kakinya terhenti akibat ada yang menarik lengannya lembut. Mark menoleh, mendapati orang yang menahan langkahnya pergi.
"Sudah selesai mengajar kak?" pertanyaan dengan suara sangat lembut, membuat Mark lagi-lagi terjatuh pada pesona sosok ini.
"Sudah, ini mau ke ruangan rektor sebentar. Kamu tunggu aku dikantin ya" ujar Mark lalu diangguki perempuan tersebut.
"Aku tunggu kak Mark ya, jangan lupa ke kantin." Gadis itu melambai lalu pergi dari hadapan Mark. Mark hanya tersenyum, tunangannya itu kenapa selalu bersikap imut sih.
Tak tau saja, jarak beberapa meter, Haechan hanya menatap sendu ke arah mereka.
__________________
Haechan hanya melamun di depan secangkir kopi yang mulai mendingin. Memikirkan siapa gadis tadi, yang terlihat sangat akrab dengan Mark. Sungguh, Haechan tak suka sebenarnya, namun ia sadar akan apa yang dikatakan Kakaknya, 'Kamu ini sekarang siapanya dia?' membuat Haechan ingin sekali menangis.
Mark berubah, ia tak sama. Mark bukan lagi seorang fotografer pribadinya. Ia menjadi orang yang berbeda dan sama sekali tak dapat Haechan sentuh sepuasnya. Karena, Ia siapanya Mark sekarang?
Kembali pertanyaan itu terputar lagi. Tahun memang sudah berganti, tak mungkin juga perasaan dan hati tak ikut berganti kan?
"Hati orang siapa yang tau," Haechan menoleh, mendapati temannya yang jakung duduk di depannya. Choi Soobin, selalu dapat membaca apa yang ada dipikirannya. Haechan hanya mendengus.
"Apa? apa? ingin mengejek sekarang?"
"Oi, siapa yang ingin mengejekmu? aku cuma mau kopi mu yang sudah dingin. Sayangkan kalau tak diminum."
Haechan menyerahkan kopinya sembari menggerutu. Sahabatnya ini memang benar-benar mengerikan. Ia bisa membaca seseorang, apalagi Haechan yang sangat mudah berekspresi.
"Namanya kak Yeri kalau aku tak salah ingat," ujar Soobin, Haechan mengernyit sesaat,
"Dia itu anak salah satu rektor, mahasiswi jurusan psikolog yang artinya dia itu senior ku." Jelas Soobin lagi. Perlahan Haechan tau kemana arah percakapan yang Soobin bawa. Memang cocok Soobin mengambil jurusan psikologi. Dia tau apa masalah yang menimpa Haechan.
Gadis yang bersama Mark tadi.
"Tapi kenapa kau ceritakan padaku?"
"Aku cuma memberi tau, kalau kak Yeri dan kak Mark itu sudah bertunangan."
Penjelasan itu, menelan Haechan dari dunia nya. Semua gerutuan sang kakak kandungnya kembali lagi diingatan. Sebuah film terputar di ingatannya tentang malam sebelum Haechan memutuskan untuk kuliah di Seoul daripada di Paris.
"Kakak setuju saja, lagian mansion ayah kosong. Kau bisa tinggal disana. Tapi Chan, apa kamu yakin?"
"Heum. Aku mau bertemu kak Mark lagi, menagih janji. Kami kan sudah bertunangan."
"Itu kan saat kau masih piyik! apa sekarang ia akan ingat? Chan, kamu ini sekarang siapanya dia? bisa saja Mark lupa dirimu. Lagipula, saat itu kau masih kecil, sekarang? dia ingat namamu saja kakak sudah bersyukur."
Seharusnya Haechan menuruti kata sang kakak. Kak Jeno, pasti tau semuanya.
Tunangan kak Mark, cantik ya?
_________________
Huhuhu aghu tak tau aghu menulis apa ಢ‸ಢ
Votement zheyenk ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
20th || Markchan✅✅
Fanfiction[Trilogi Kedua] Siapa sangka, si Baby-Chan kini sudah tumbuh besar. bxb content; hurt-comfort; drama;