Di bagian ini

10.6K 1.4K 105
                                    

Karena tak semua kehidupan berjalan manis dan semestinya

Madame Wendy - Sweety


Soobin hanya bisa menatapi Haechan yang sedang membereskan pakaian miliknya untuk dimasukkan ke koper besarnya. Ada rasa tak rela yang hinggap di perasaan Soobin. Tak rela melepaskan Haechan untuk pulang ke Paris.

Iya, Haechan akan pulang tepat saat dimana Mark akan melangsungkan pernikahannya dengan Yeri.

"Avez-vous commandé un billet? (kau sudah pesan tiket?)" tanya Haechan yang masih fokus dengan barang bawaan yang akan ia bawa pulang ke rumahnya.

Sebab ia tidak akan pernah kembali ke Seoul lagi.

Soobin hanya mengangguk sedih. Tak ada lagi teman dekatnya setelah Haechan pulang. Soobin lagi-lagi sendirian.

"Sudah. Untukmu saja Chan, soalnya aku tidak ikut pulang" Jelas Soobin dan mendapati senyum tipis, menyaratkan bahwa sesungguhnya ia tak ingin pulang  ke madame.

"Terima kasih! kau sahabatku yang paling pengertian Bin!" Pujinya sebelum kini berpindah ke lemari penyimpanan sepatu miliknya.

Soobin hanya mengangguk mengerti. Tak ada hak nya untuk menahan Haechan lebih lama lagi dan membuat sahabatnya itu kembali tersakiti.

Haechan inginnya selalu berada disini, di Seoul. Dekat dengan kampung halamannya dan cintanya. Namun kini tak memungkinkan, cintanya meninggalkannya. Jadi, apa lagi yang dapat Haechan harapkan?

"Tidak ingin berpamitan pada Hyunjin? ya kan setidaknya dia juga temanmu" saran Soobin yang membuat Haechan mengangguk.

Setidaknya Hyunjin kan memang benar temannya.

___________________

"Pindah Chan?!" Hyunjin benar-benar kaget saat Haechan mengatakan bahwa ia akan pulang ke Paris dan tak lagi menetap di Seoul.

Haechan mengangguk saja sembari terus berjalan menuju kelasnya. Kelas terakhir sebelum ia pindah.

"Tapi kenapa Chan? ada yang aku lewatkan selama di rawat dua hari di rumah sakit?" tanya Hyunjin yang masih heran. Bukannya apa, Haechan baru saja menjalani semester kedua dan sudah ingin pindah.

Selain itu, ia tau bahwa lusa adalah pernikahan Mark dan Yeri.

"Mendadak. Bunda memintaku pulang dan melanjutkan kuliah disana sebab tak memiliki teman." Jawab Haechan yang tentu saja bohong.

Hyunjin bisa apa jika memang itu keputusan keluarga. Tak mungkin ia meminta Haechan kan sedangkan ia bukan siapa-siapa.

Setelahnya tak ada yang buka mulut. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Hingga tiba-tiba keduanya berhenti sebab seorang Yeri Kim menjegat mereka berdua. Wajah penuh amarahnya  membuat keduanya heran.

Dia kenapa?

Satu tamparan dari Yeri diterima Haechan tanpa sebab. Membuat Hyunjin hanya mematung dengan kejadian yang cepat itu.

"Kau.... AKU SUNGGUH MEMBENCIMU!!"

Setelahnya si gadis pergi dengan amarah yang masih dipendam. Meninggalkan Haechan yang bertanya dalam hati, apa salahnya?


_________________

Hyunjin dan Haechan sampai di rumah sakit setelah tau apa yang terjadi dari Soobin. Mark masuk rumah sakit akibat menunggu Haechan di hujan lebat semalam. Maka dari itu keduanya sudah berjalan menuju kamar yang dijaga oleh Yeri.

Kedatangan keduanya mendapat tatapan sinis dari tunangan Mark itu. Membuat Hyunjin yang membujuk untuk ikut menghadapi gadis yang terkadang memiliki tempramen yang tak jelas.

"Untuk apa datang? kehadiran kalian berdua disini tak dibutuhkan!" cerca sang gadis membuat Hyunjin emosi secara perlahan.

"Mungkin aku tidak, tapi Haechan ya! dia dibutuhkan saat ini oleh calon suami mu itu!"

Sang gadia nampaknya ingin kembali menolak namun mengingat apa yang di igaukan calon suaminya tadi malam cukup memperjelas sesuatu.

Haechan dibutuhkan saat ini.

"Dia boleh masuk. Cepat selesaikan masalah kalian setelah itu pergi dari sini secepatnya dan menjauh dari kak Mark!"

Haechan hanya mengangguk paham. Ia masuk kedalam untuk menemui mantan tunangannya itu.

"Kak Mark?" sapa Haechan pelan kepada seseorang yang tengah tergolek lemas di ranjang.

"Ha-Haechan... kau..."

"Iya, ini aku"

Haechan mencoba menahan air matanya dan mendekat ke arah Mark. Entah kenapa, ia merasa sedih dengan keadaan Mark yang seperti ini. Apalagi ketika senyum itu tersungging di bibirnya.

"Kak Mark..."

"Haechan, maafkan aku" katanya lirih. "Sumpah maafkan aku, aku-aku banyak menyakitimu. Maafkan aku... maaf"

Haechan menggeleng.

"Tidak kak tidak. Aku yang salah. Harusnya aku gak muncul kembali ke hadapan kak Mark. Harusnya aku menganggap jika pertunangan kita tidak serius."

Keduanya sama tersakiti disini.




_____________________

Cuma mau bilang kalo, 20TH UDAH MAU TAMAT HIYEEEE!!!

20th || Markchan✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang