Temen setan
Sesungguhnya voment itu gratis(・´з'・)
Bel pulang sudah berbunyi 45 menit yang lalu, seorang gadis belum juga pulang karena bingung harus bagaimana. Betah sekali di dalam kelas.
Masih dalam lingkaran bimbang harus terima atau tidak ajakan cowo yang mengajaknya pulang.
'Bareng engga bareng engga bareng engga ih gimana lah dia beneran gk ya,' batinnya bimbang berebut jawaban.
Jangan tanya kemana sahabatnya, karna Bulan sama Ata sudah balik duluan. Pergi ke mall lupa teman, alasannya refreshing.
Brakkk!
Ara begitu terlonjat kaget dari bangkunya begitu ada yg ngebuka pintu kelasnya secara tidak santai, dengan kata lain bar-bar.
"Heh lo gue tungguin, malah disini!" gerutu Al.
"Sante dong, toh juga baru bel!" bales Ara ikut nge gas.
"Sante-sante, lo pikir gue gk kepanasan hah!" sentak Al yang terlanjur emosi.
"Kalo gk ikhlas gausah nungguin, gue bisa pulang sendiri," nada bicara Ara berubah pelan diikuti wajahnya yang sedikit menunduk.
Susana berubah dan Al yang mengerti situasi lebih memilih ngalah dan ngelembutin suaranya. Takutnya kejadian pagi tadi keulang, Al ga mau nambah masalah lagi.
"Udah iya gue salah, balik gue anter," kata Al sambil ngehampirin meja Ara. Narik tangannya lembut ke arah parkiran.
Parkiran murid bisa dibilang sepi, tidak akan ada rumor baru karena Al nebengin Ara pulang. Istilah pendeknya aman dari paparazi atau biang gosip.
"Naik," suruh Al. "Pake jaketnya," Sambungnya sambil memberikan jaket miliknya ke Ara.
"Gk, gue punya tas buat nutupin," bales Ara datar sambil naik ke motor Al. Al cuman ngedengus pelan, narik jaketnya kembali dan mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Selama perjalanan tidak ada yang mulai pembicaraan, diem-dieman, si Ara disuruh buka topik juga gamau sedangkan si Al fokus ke jalan. Tiba-tiba mobil didepan meraka nge rem mendadak, otomatis Al ikutan rem mendadak, beruntung jarak mereka tidak terlalu dekat. Juga, si Ara auto meluk Al karena takut jatoh.
"Heh, lo tuh bego apa gimana sih. Nyetang doang ga becus, modus!" cecar Ara sambil memukul helm Al.
"Santuy nyet, mobil depan tuh," jawab Al. "udah y lo diem, kaga usah bacot. Nih gue mo fokus," sambung Al yang ga di gubris sama Ara.
20 menit kemudian mereka sampai di rumah Ara. Entah Aranya yang terlalu bersemangat atau memang gayanya yang bar-bar, dia turun dan motornya sedikit oleng nyaris jatuh.
"Heh cewe bar-bar nyeloww dong turunnya, motor gue nih jadi korban," Al kaget otomatis kaki dia menyangga motornya kuat.
"Gue pelan tuh, lo nya aja yang ga kuat naik motor gede. Lemah," balas Ara ga mau kalah.
"Udh mending gue kasih tebengan," gumam Al yang masih bisa didengar oleh Ara.
"Kalo ga ikhlas bilang, gue bayar sini," sewot Ara.
"Udh deh gue balik, bye," ucap Al dan langsung pergi.
Ara masuk ke pekarangan rumah menuju pintu utama, langsung buka dan masuk.
"ASSALAMUALAIKUM MAMA!!" salam Ara setelah menutup pintu.
"Waalaikumsalam, gausah teriak-teriak dong, pengang nih kuping mama," balas Sari, mama Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fiksi RemajaDetik untuk membencimu. Menit untuk mengagumimu. Jam untuk mencintaimu. Berapa lama untuk menggapaimu? Saya pikir kedatanganmu membuat hidup saya hancur, ternyata tak seburuk itu. Bekerja sama dengan otak dan hati. Kamu mendaur ulang semuanya menjad...