[12] Prank Marsha Prank

2K 164 118
                                    


Rindu warga komplek koplak? Vote dulu ya shayang 😜

👨‍👩‍👦👨‍👩‍👧👨‍👩‍👦

Keadaan komplek koplak sudah kembali seperti semula, ya maksudnya bukan lagi rusuh gara-gara mama mertua Alde itu. Kalau rusuh karena bucinnya para bapak-bapak sih udah balik lagi kayak awal.

“Selamaat pagiiii…” Seseorang dengan nada medan yang khas mengetuk pintu rumah keluarga Andinata.

Deven baru saja menuruni undakan anak tangga terakhir, mendengar ketukan pintu serta melihat tatapan titah istrinya langsung membuatnya bergegas menuju pintu utama rumah.

“Alamaakk! Lama kali kau buka pintu!!” Sontak saja Deven memundurkan langkahnya,

Ia meneliti orang yang berada di depan pintu rumahnya ini. Pria dengan rambut macam mangkok bakso kebalik, bertubuh agak pendek dan berisi, serta dengan kacamata hitamnya. “Ahh pak RT nih!” benak Deven setelah ingat dengan ciri-ciri pak RT baru yang pernah diceritakan Anneth,

“Ooh, maaf-maaf pak RT, nggak biasa diketok pintu, soalnya kan ada bell rumah,” Tunjuk Deven pada samping kiri pintu.

Pak RT pun membuka kacamata hitamnya, “Banyak pula alasan kau! Aku menunggu menunggu menunggu menunggu kehadiraaanmuuu..”

Deven menaikkan satu alisnya, “Ini pak RT gue yang baru kloningannya Saipul Jumil apa ya?” gumamnya teringat artis yang dikit-dikit nyanyi itu,

“Hei! Kau jangan diam saja! Sambung lah nyanyianku!” ucap pak RT kemudian,

Kepala keluarga Andinata itu malah bingung mau nyambung lagu apa, soalnya dia kurang tahu lagu yang dinyanyikan pak RT itu lagu apaan, “Haduh maaf banget ini ya pak RT, jadi tujuan pak RT mau apa ya?”

“Oh iya, sampai lupa daku. Ini undangan tujuh bulanan biniku, minggu ini ya!” sebuah undangan di serahkan,

Deven langsung menerimanya dengan kening berkedut, bingung melihat design undangannya yang menaruh foto pak RT paling depan. “Ini undangan tujuh bulanan atau undangan ulang tahun, sih?

“Oh iyaa, terimakasih pak RT atas undangannya, diusahakan bisa datang,” sahut Deven ramah,

“Oh tentu kau harus datang! Bisa lah ya, bisa lah…” Alis tebal pak RT naik turun, dengan mata yang melotot,

“Bisa dateng kan pak? Bisa bisa,”

“Alamak bukan itu pula! Kau bernyanyi lah di tujuh bulanan istriku, dua atau sepuluh lagu pasti bisa lah, untuk meramaikan acaranya nanti! Kalau kau nanti berurusan dengan polisi, aku yang akan mengamankannya langsung, simbiosis mutualis lah kita..” ucap pak RT masih dengan alisnya yang naik turun,

Deven menggaruk tekuknya, “Gimana ya pak, saya harus nanya istri saya dulu,” ucapnya tak enak hati,

“Ah ya sudahlah, nanti kau tinggal hadir saja ya, kalau kau bersedia akan kukasihkan mic bernyanyi kau nanti! Aku mau ke tetangga yang lain dulu, sekalian bersapa dengan wargaku. Horaass!!”

“Horasss pak RT!!” Sahut Deven sambil cengengesan, lalu dengan cepat ia menutup pintu rumahnya sebelum pak RT itu tiba-tiba balik lagi ke rumahnya.

Budak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang