part 14

120 18 0
                                    

Shania dan mamanya sudah selesai menghabiskan makanan mereka, mereka beristirahat sebentar sebelum pulang kerumah.

Saat itu tatapan shania tak sengaja menemukan sosok ridho sedang makan bersama keluarganya qila di meja sebrang.

Shania pun langsung mengalihkan pandangannya saat ridho melihat ke arah nya.

"Eh nia, itu bukannya ridho ya? " tanya mama shania sambil menunjuk ke arah ridho.

"Apaan sih ma bukan kali, udah ah ayo kita pulang aku udah ngantuk nih" ucap shania mengalihkan.

"Eh yaudah yuk mama juga udah cape nih"

Shania dan mama nya pun segera pergi dari tempat itu.

Disisi lain ridho merasa aneh dengan tingkah shania, di mejanya ridho mulai berfikir apa kesalahan yang sudah dia perbuat kepada shania. Karena sepertinya shania menjauh darinya.

"Kamu lagi liatin siapa dho? " tanya mama qila dan mengikuti sorot mata ridho.

"Eh ga ko bukan apa-apa" ucap ridho ngeles.

Saat di mobil shania hanya terdiam dan menyenderkan kepalanya ke arah jendela.

"Kamu kenapa sih? " tanya mama shania sambil mengelus kepala anaknya itu.

"Ga papa ko ma"

"Jangan boong, yang tadi beneran ridho kan tapi kenapa kamu ga tegor-tegoran? "

"Lagi ga mood aja ma ngobrol sama dia"

"Lagi ada masalah? "

Shania hanya menggelengkan kepala dan tersenyum kepada mamanya. Kemudian kembali ia menatap keluar jendela.

•••

Pagi harinya shania terlambat berangkat ke kampus karena semalam ia susah sekali untuk tidur dan alhasil ia terlambat bangun di pagi harinya.

Shania pun lari sekuat tenaga untuk sampai di kampusnya. Keringat sudah membasahi keningnya, sekuat tenaga ia terus saja berlari sambil sesekali melirik ke arah jam tangannya.
Tinggal 10 menit lagi kelas akan dimulai.

Sialnya pagi ini pelajaran jam pertama adalah pak mahmud, dosen yang galaknya minta ampun. Udah gitu datengnya pas banget ia masuk sudah berada di mejanya.

Shania pun mempercepat langkah kakinya. Dan benar saja sesampainya di kelas pak mahmud sudah menduduki kursinya dan sedang mengabsen.

Shania memberanikan diri untuk masuk kedalam kelas. "Assalamualaikum pak" sapanya.

"Waalaikumsalam" jawab pak mahmud dan semua murid di kelas langsung menatap kearah shania.

"Maaf pak saya telat" ucap shania sambil mencium tangan pak mahmud.

"Terus itu jadi urusan saya gitu? " kata pak mahmud acuh.

"Iya pak maaf itu salah saya"

"Ya iyalah salah anda emangnya salah saya gitu, salah temen-temen anda? "

"Huft, untung guru. Sabar nia sabar"batin shania.

"Ga pak"

"Yaudah sekarang kamu berdiri di depan kelas sampai kelas saya selesai"

"Baik pak, sekali lagi saya minta maaf" ucap shania dan langsung pergi keluar kelasnya dan menunggu sampai jam pelajaran pak mahmud selesai.

Shania duduk di koridor depan kelas, sambil memasang headset ia pun mulai menyetel musik.

Bosan, satu kata yang menyelimuti perasaan shania saat ini. Ia pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kantin.

Karena tadi pagi ia belum sempat untuk sarapan shania pun bergegas ke kantin untuk mengisi perutnya.

Namun sialnya saat ia sudah berada di kantin. Di tempat duduk paling pojok sudah ada ridho dan teman-temannya sedang mengobrol.

"Aahh, ngapain sih dia disini" batin shania.
Shania pun segera membalikan badanya tidak jadi mengisi perutnya dengan nasi uduk bude di kantin.

Padahal dari tadi perutnya sudah berontak minta untuk secepat mungkin diisi.

Ia pun pergi ke taman belakang kampus dan kembali memasang headset nya. Sambil memainkan handphone .

Saat shania sedang memainkan handphone, tiba-tiba ada yang menarik headseat nya yang sebelah kanan.

Shania pun segera mendongakan kepalanya dan menatap siapa pelaku yang sudah mengganggu ketenangan nya itu.

Dan saat annisa mendongakan kepala ternyata pelakunya itu rafli.

"Nih, makan" kata rafli sambil memberikan sebungkus nasi uduk.

"Buat siapa? " tanya shania bingung.

"Buat pak ucup, ya buat lo lah"

"Hah, buat gw? " tanya shania masih tidak percaya.

"Ini dari ridho, katanya tadi dia ngeliat lo kekantin tapi dari kemarin katanya lo kaya menghindar gitu dari dia jadinya dia ngerasa ga enak karena dia lo ga jadi makan di kantin" kata rafli menjelaskan.

"Bilang ke dia makasih, gw udah makan ko" ucap shania bohong.

Tiba-tiba terdengar suara perut, dan itu suara perut shania yang sudah berontak minta diisi.

"Udah ambil aja, lumayan sarapan gratis" kata rafli sambil terkekeh.

"Bilangin ke ridho makasih, nanti gw ganti"

Rafli membalasnya dengan mengacungkan jempol dan langsung pergi dari taman dan membiarkan shania menikmati sarapan paginya dengan tenang. Tugasnya sudah selesai.

Shania pun membuka bungkus nasi yang diberikan rafli. Ia mengahabiskan nasi uduk itu dengan lahap.

Meski hatinya menolak untuk memakan namun perutnya berkata lain, perutnya tidak dapat diajak kerja sama kalau menyangkut masalah makanan.

Pak mahmud sudah keluar kelas, shania memasuki kelasnya dan langsung menduduki kursi miliknya. Wajahnya yang ditekuk membuat sahabatnya saling melempar pandangan satu sama lain tentang keadaan shania saat ini.

"Tumben sih kamu telat? " tanya lesti

"Semalem gw dinner bareng nyokap terus pas pulang ga tau kenapa gw ga bisa tidur, jadi ya gini deh hasilnya" ucap shania dengan wajah masam nya.

"Haha makanya jangan mikirin doi mulu ampe ga bisa tidur gitu" kata ega.

"Apaan dah gadanta ya" jawab shania mengelak.

"Alah bilang aja iya kan" sela ega.

Ketiga temannya itu tertawa namun shania hanya tertawa renyah seolah-olah candaan dari teman-temannya itu sama sekali tidak lucu baginya.

Shania memperhatikan wajah putri, didalam hatinya shania berkata bahwa putri pantas mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan.

Apa iya shania harus mengalah demi melihat sahabatnya bahagia bersama orang yang ia cintai.

Sepertinya jawaban dari pertanyaan itu telah shania dapatkan dan ya dia memang harus berkorban demi sahabatnya ini.

Jangan lupa vote dan komen teman" biar bisa next tiap hari

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang