part 16

135 27 1
                                    

Saat sampai dirumah ridho pun langsung masuk kedalam kamarnya. Ia pun langsung menelpon seseorang dibalik semua ini.

"Assalamualaikum, dengan a' rafli disini ada yang bisa dibanting eh maksudnya dibantu? "

"Waalaikumsalam, raf gw mau tanya nih" ujar ridho.

"Tanya aja selagi aa' masih bisa jawab tapi jangan tanya soal pelajaran, lambai tangan pada kamera😂"

Ridho pun terkekeh mendengar jawaban konyol yang rafli ucapkan.

"Tanya soal roti yang tadi lo kasih ke gw, itu beneran dari shania" tanya ridho penasaran.

"Hmm sepertinya iya, memang ada apa gerangan kakanda bertanya seperti itu? "

"Tapi kok tadi gw tanya sama orangnya katanya dia ga ngasih gw apa-apa, lo ga boong kan raf? "

"Suwer tekewer-kewer dah itu dari shania, tapi sih emang gw dapetnya dari si putri temennya itu tapi katanya itu dari shania kok" ujar rafli menjelaskan semuanya.

"Putri? " ridho pun mengerutkan dahinya.

"Iya putri dia kan sahabat nya shania ga mungkin dia boong kan? "

"Yaudah deh makasih ya raf"

"Makasih doang nih? Ga ada yang laen? "

"Jadi lo ga ikhlas bantu temen, jadi mau pamrih gitu? "

"Eh eh ga gitu maksudnya, yaudah deh iya sama-sama "

"Nah gitu dong, yaudah assalamualaikum "
Ucap ridho dan langsung mematikan sambungan teleponnya sebelum rafli membalas salamnya.

Ridho terus memikirkan semuanya, apa yang membuat shania tiba-tiba menjauhinya. Kata-kata itu yang selalu ridho pikirkan.

Lalu ia meminta rafli untuk memberikan nomor telepon putri, ridho ingin semuanya cepat selesai.

•••

Shania sudah memasuki kelasnya, ia pun mendudukkan dirinya di kursi miliknya.

Disana sudah ada putri dan ega, lesti masih dalam perjalanan katanya.

"Eh anterin gw ke kamar mandi yuk" ajak ega.

"Ayo deh gw juga sekalian" jawab putri.

"Lo ikut ga nia? " lanjutnya.

"Eh ga deh gw disini aja, cape baru nyampe" ucap shania.

Akhirnya ega dan putri sudah menghilang dari pintu.

Saat shania sedang mengeluarkan buku pelajarannya, ia mendengar suara handphone putri berbunyi.

"Aah kebiasaan tuh anak lupa bawa hp "
Ucap shania pelan.

Awalnya ia biarkan tapi handphone  nya terus saja berbunyi tanda ada notifikasi.
Lalu shania melihat dan disitu ada chat dari ridho walaupun hanya kelihatan dari pop upnya saja shania sudah bisa membaca sekilas apa yang ridho kirimkan kepada putri.

"Yaudah nanti gw tunggu di depan perpus" kira-kira begitulah pesan yang ridho kirimkan.

Shania ingin sekali membuka room chat ridho, namun hal itu ia urungkan karena menurutnya itu sangat lancang ia lakukan.

Akhirnya shania meletakkan kembali handphone milik putri dan bertingkah seperti biasa.

Tak lama kemudian putri dan ega pun sudah kembali.

"Put dari tadi handphone  lo bunyi terus tuh " ucap shania.

Lalu putri mengecek handphone nya, sesekali ia melirik ke arah shania. Ia takut kalau saja terjadi kesalahpahaman lagi antara dirinya dan juga shania.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang