Intro: Herjuno Pratama

1.1K 134 11
                                    

Juno dan kehidupan membangun gedung seperti sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Pun juga begitu dengan sorot mata para mahasiswi yang tidak mau lepas ketika Juno melewati koridor gedung sambil membawa maket atau drafting tube berisi rancangan-rancangan andalan nan keren.

Sosok Juno yang tinggi dengan garis dagu yang tajam, dada bidang yang tertutup kaos oblong berbalut denim sering mencuri perhatian seluruh kaum hawa ketika di kampus. Apalagi kalau sudah tersenyum, kedua matanya mendadak menghilang dan ikut membentuk senyum serupa seperti di bibir. Tidak jarang juga fotonya di media sosial dicuri oleh akun tidak bertanggung jawab bernamakan blabla.ganteng yang berhasil menaikkan jumlah pengikut Juno.

Sementara yang fotonya dicuri berusaha untuk merendah, merasa bahwa dirinya tidak setampan yang dibicarakan. Tetapi lain cerita dengan mereka yang mengetahui wujud Juno di kampus. Terutama untuk para maba-maba Teknik Arsitektur yang tidak mungkin tidak mengetahui sosok dingin dengan sorot mata tajam Juno.

Dari kejauhan, perawakannya sudah membawa kesan menakutkan. Apalagi kalau dekat-dekat, bisa mendadak ingin menenggelamkan diri ke tanah sekalian.

"Siapa yang suruh kamu cengengesan? Ada yang lucu di depan?"

Juno beserta sifat galaknya di lapangan sejak tingkat dua memang tidak pernah diragukan. Dipilih sebagai komdis dan dilanjut sebagai pansus di tahun ketiga, meyakinkan sosok Juno banyak yang membenci namun juga dikagumi.

"Makanya, punya muka santai aja lah nggak usah galak-galak," kata Jerry.

"Nggak galak juga udah pada takut ama gue."

"Gue engga tuh, Bang?" celetuk Chandra, mahasiswa Manajemen satu tingkat di bawah Jerry dan Juno.

"Emang elu siapa?" yang ini Andra, setingkat dengan Chandra tapi satu komplotan dengan Juno, sama-sama dari teknik.

"Monyet, puas lo?"

Kebahagiaan Juno tidak hanya berkisar di kampusnya yang nano-nano dengan titel Ketua Himpunan dan kebanggaan dosen, beserta keempat teman sejawat yang ia temui secara tidak sengaja ini saja. Tetapi ditambah dengan kehadiran si cantik Ghina Nabila yang melengkapi jurnal kehidupan Herjuno Pratama.

Sayang sekali, Juno yang ramah dan baik hati meski sering dicap dan ditopengi sebagai komdis galak ini sudah ada yang punya.

Meski LDR, Juno tidak semudah itu untuk jatuh hati kepada yang lain selain Ghina Nabila-nya. Terpaut Depok – Bandung, Juno tetap setia menemani Ghina lewat chat dan video call sebisanya. Membagi waktu antara tugas, himpunan dan Ghina tentunya bukan hal yang mudah. Tetapi memang atas dasar cintanya kepada si cantik mahasiswi KesMas, Juno rela habis-habisan membagi waktu sedikitnya untuk diprioritaskan kepada Ghina.

"Kamu belum mau tidur, Jun?" sahut Ghina dari sebrang sana, face time dengan Juno yang wajahnya sibuk menunduk, menggambar tugas rancangan.

"Belum, Na. Sebentar lagi selesai kok, kamu kalau mau tidur duluan, duluan aja, ya?"

Dan video call mereka terkadang berhenti ketika Ghina sudah mulai memejamkan mata, sementara Juno asik memandangi pemandangan cantik di depannya. Ghina yang sedang tertidur pulas, membuat jantungnya dag dig dug menahan rindu.

"Tunggu aku pulang, ya, Na? Jangan kemana-mana, Juno cuma punya Ghina."

Altogether at OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang