Intro: Jefandra Aditya

745 104 15
                                    

Jefan atau Andra, bahkan Aditya, terserah lah kalian mau memanggil namanya siapa. Tetapi sedari dulu Andra selalu mengenalkan namanya sebagai "Andra si Ganteng Kalem".

Nggak. Bercanda.

Tapi gantengnya nggak bercanda.

Untuk memahami siapa sosok Andra tidak begitu sulit kok. Andra anak yang supel meski sedikit pemalu. Tapi itu hanya kedok semata, jangan dipercaya. Aslinya, Andra itu lebih gila daripada yang lainnya. Percaya lah!

Andra itu mahasiswa Teknik Sipil yang idealis penuh dengan kata-kata bijak tapi kadang malah jatuhnya mengejek. Andra memang sedikit petakilan, tukang bercanda dan hidupnya memang serba bercanda.

Bahkan ketika ditanya oleh Juno yang saat itu menjadi komdis, jawaban Andra benar-benar bikin mati kutu dirinya sendiri. Tapi namanya juga Andra, kalau nggak bercanda ya, bukan dia.

"Mana name tag kamu?" tanya Juno.

"Lupa, Kang. Ketinggalan. Lagian kalau mau tanya nama, ya tanya aja langsung."

Juno kehabisan kata. Kurang ajar betul anak ini, pikirnya. "Kamu kira di perkuliahan nanti kamu bisa bercanda?"

"Hehe," cengir Andra. "Iya, Kang, maaf bercandanya sekali aja. Ini ada di tas, sebentar ya pasang dulu."

Untung saat itu Tuhan masih sayang nyawanya, jadi Andra tidak dikenai hukuman keliling lapangan Sabuga atau turun naik tangga kampus. Ya, paling disuruh push up sampai kedua tangannya patah.

Belum lagi seluruh anak FTIK tidak ada yang tidak mengetahui sosok Andra kalau bukan karena kelakuannya saat ospek ini. Padahal aslinya Andra anak yang kalem, titel si Ganteng Kalem itu tidak bohongan. Karena memang sangat bukan Andra jika menjadi pusat perhatian, terutama saat ospek kemarin. Itu murni karena ia sudah stuck dan deg-degan setengah mati.

"Ngeles aja lah selagi bisa." Begitu pikirnya saat itu.

Kelihatannya Andra merupakan anak periang, ya? Iya, periang. Tapi ia akan jiper juga jika dihadapkan dengan satu mahasiswi manis satu prodi dengannya yang ditaksir sedari ospek.

Livia Tatiana namanya.

Cantik kan? Namanya? Iya. Tapi bukan itu saja yang Andra suka dari Livia.

Kata Andra, Livia itu bukan hanya namanya yang cantik. Tapi perangainya juga bagaikan permaisuri kerajaan yang patut dilindungi. Livia itu kecil mungil. Jika dibandingkan dengan Andra, Livia itu ibarat sedang berdampingan dengan tiang listrik, saking jauhnya perbedaan tinggi Livia dan Andra.

Tapi Andra tidak peduli, toh kalau sudah cinta, ukuran tinggi badan tidak berpengaruh. Kalau mau cium, tinggal cari posisi duduk saja, gampang!

Eh, astagfirullah, Andra. Belum jadian sudah mau cium-cium.

"Je, aku laper, kamu laper nggak? Makan yuk!"

Je. Nggak tau darimana Livia lebih suka memanggil Andra begitu.

"Belum. Iya, ayok makan!"

"By the way, Je, kamu bisa nggak sih nggak usah tinggi-tinggi amat? Aku jadi nggak pede kalau jalan sama kamu tau?!"

"Ya gapapa dong, Liv? Biar kamu nggak digangguin anak-anak teknik haus wanita. Jadi jangan jauh-jauh dari aku ya, Livia?"

Altogether at OnceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang