💐10 [END]

1.2K 128 27
                                    

"Hei Suzy..."

"Ne, Myungsoo-ah?"

"Beritahu aku satu keinginan terbesarmu, dan aku akan mengabulkannya..."

"Aku ingin kehidupan yang bahagia... Bukankah semua orang juga ingin seperti itu?" Gadis itu tersenyum.

Mereka berada di atas atap. Berdua. Setelah pembulian itu, mereka jadi sering menikmati masa-masa sekolah mereka di sana. Tapi tentu saja, Taehyung juga bergabung dengan mereka, bersembunyi di balik pintu. Turut mendengarkan semua kisah-kisah mereka. Mencernanya. Mengaminkannya.

"Maksudku... Sesuatu yang lebih spesifik." Kata Myungsoo.

Ada tawa pelan yang keluar dari bibir gadis itu. Lalu ada jeda yang terasa panjang. Gadis itu memandang lurus ke depan. Jauh. Ke arah bayangan yang membentang luas. Tak tercapai.

"Aku ingin nama keluargaku bersih... Setidaknya... Aku tahu Ayahku bukan orang yang seperti itu..." Gadis itu menoleh pada Myungsoo. Memberikannya seulas senyum sendu.

"Kau bisa mengabulkannya, Myungsoo? Setidaknya kalau kau tak bisa mengabulkannya... Bisakah kau setidaknya... Mengurangi orang-orang yang bernasib sama sepertiku? Dibuli itu tidak enak..."

Demi semua itu, ada tekad yang bergelung di benaknya.

Juga Taehyung.

Kedua pria itu bergabung dengan fraksi Seutahuhosen yang terkenal itu setelah lulus kuliah. Ketua pertamanya adalah Oh Sehun. Tak ada yang tahu siapa anggota-anggotanya. Mereka fraksi rahasia pemberantas ketidakadilan. Fraksi yang cukup baru. Tapi benar-benar melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.

Tapi karena seorang penghianat besar. Jalur keadilan yang semestinya putih itu berbelok ke arah yang hitam.

Dengan semua persiapan yang Eun Woo lakukan, akhirnya teror berdarah itu telah siap. Ia keluar dari fraksi sehari sebelumnya demi melancarkan segalanya. Nyatanya, dia menggerakkan fraksi itu dalam bayang-bayang.

***

Suzy dilarikan ke rumah sakit dengan lima luka tusukan. Eun Woo berdalih ada perampok profesional yang datang ke rumahnya. Perampok yang tentu saja ia bayar guna melancarkan alibinya. Tak ada bukti CCTV karena ia berhelat perampok itu mematikan seluruh sistem keamanan rumahnya. Para perampok itu disuruh untuk menampakkan diri di depan para bodyguard dan orang-orang rumahnya sebagai bukti. Dan tak lupa menyuruh mereka mengambil semua perhiasannya dan barang-barang miliknya yang berharga. Perampok itu juga disuruhnya untuk melukainya, sedikit. Demi menunjukkan pembelaan dirinya yang palsu. Lengannya sampai dibalur perban. Kebohongan yang tertata rapi.

Yah, tentu saja ia mengharapkan Suzy tak akan bangun. Lebih baik Suzy koma selamanya. Agar wanita itu tak membuatnya marah lagi. Agar wanita itu tetap di sisinya. Tak pergi. Tak meminta berpisah.

Yah, begitu, keinginannya. Dia tak ingin Suzy mati. Tapi juga, tak ingin Suzy kembali.

Ketiga pria itu sekonyong-konyong meluncur ke rumah sakit sedetik mendengar berita itu.

Berlari dengan nafas terengah-engah di sepanjang lorong. Dan saat Myungsoo tepat berada di hadapan Eun Woo, tangannya yang sedari tadi terkepal itu meluncur dengan semena-mena ke wajah tampan yang sok itu.

Polisi yang ada di sana langsung berlarian melerai amukan Myungsoo.

"Aku tahu kau yang melakukannya berengsek!" Myungsoo terus ditahan polisi kekar yang satu. Matanya hitam menyala. Tapi pria yang dihajar itu malah memasang ekspresi bersalah. Akting yang sempurna. Lalu dengan akting sempurnanya yang tak bisa memberi penjelasan karena shock, dia menyuruh Myungsoo agar bertanya lebih lanjut pada polisi yang mengusut kasus ini.

BLUEBELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang