💐6

923 141 7
                                    

Ada perasaan yang benar-benar tersembunyi sangat dalam. Tak bisa dijangkau oleh siapapun. Terkikis menjadi batu cadas yang menghujam.

Kim Taehyung hanyalah seorang siswa tampan yang tentu saja terkenal dibanding yang lainnya. Meski ia bertingkah aneh sekalipun, tak seorangpun berani mencelanya. Ia selalu menghabiskan waktunya di dalam perpustakaan. Tak seperti kaum muda pada umumnya yang lebih memilih novel atau teenlit, dia malah membaca buku-buku bisnis, sejarah dan politik. Mungkin, semua buku-buku pengetahuan yang ada di perpustakaan itu sudah dibabatnya dengan habis. Terus dibaca ulang.

Sampai pada di sebuah rak paling sudut dan belakang, tempat yang sangat jarang terjamah itu---bahkan olehnya---hadir seorang gadis super populer di sekolahnya. Ah, tentu saja Taehyung mengenalinya. Dia teman sekelasnya yang sering dibicarakan orang-orang. Tak henti-hentinya mereka menggosipi gadis itu setiap hari. Tentang bagaimana bekal gadis itu hari ini. Tentang bagaimana gaya rambut gadis itu hari ini. Atau tentang bagaimana jaket yang dikenakannya hari ini. Gadis itu seperti ikon sekolah mereka. Para gadis ramai-ramai menirunya, sementara pria-pria terus mencoba menembaknya.

Dan di sinilah gadis populer itu sekarang. Sedang mengutak-atik sebuah kamus bahasa Perancis-Korea. Di atas mejanya terdapat kamus berbahasa lainnya yang tak kalah tebal. Mungkin semua kamus berbahasa yang ada di perpus itu.

Sedang apa gadis ini? Mustahil sekali mencari satu-persatu seperti itu. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Benar-benar mustahil.

Ada senyum yang meringan di bibir Taehyung. Lalu tanpa sadar ia sudah duduk di sampingnya.

Ia sempat merutuki dirinya sendiri. Betapa nekatnya dia mendekati ikon sekolahnya itu, padahal para penggosip sudah menjodohkannya dengan pria yang juga tak kalah populer, Kim Myungsoo.

Tapi karena penasaran yang tak bisa dihindari, akhirnya ia membuka pembicaraan untuk pertama kali.

Pertama kali dalam seumur hidup. Baru kali ini dia berbicara dengan gadis di luar keluarganya.

'Kau sedang apa?'

Gadis itu melengok kebingungan. Menyeka helaian rambutnya ke daun telinga, hendak melihat penampakan pria yang berbicara itu. Gerakan yang benar-benar provokatif. Sukses membuat Taehyung si perjaka menelan ludahnya mati-matian.

'Ne?'

'Apa yang sedang kau lakukan?' Ulangnya.

Mata bak zamrud hitam itu sontak menatapnya antusias.

'Ah, kau Kim Taehyung, huh? Wah, kebetulan sekali. Bolehkah aku bertanya padamu?'

Pria itu tentu saja tak siap dengan perubahan mendadak ini. Ia sedikit menggeser tubuhnya ke belakang. Gadis ini terlalu dekat.

'Ne. Apa itu?'

'Kau tahu artinya solitudinibus aut doleatis... Tu sede venuste bluebells...Te amo? Kau tahu?'

Taehyung tampak berfikir sejenak.

Dia lalu mengambil kertas yang disediakan di atas meja sudut, tepat di samping pintu masuk. Ia berlari kecil, kembali ke tempat Suzy setelah menuliskan kalimat itu di atas kertas.

'Tulisannya begini?'

Suzy dengan serius membacanya. Lalu ada anggukan.

'Ini adalah bahasa latin. Artinya-'

Gadis itu tiba-tiba membungkam suara Taehyung dengan telunjuknya.

Perut pria itu mendadak menggelinjang aneh. Ia merasakan suatu sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Perasaan apa ini?

BLUEBELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang