Kenyaang juga... oh my.. makanannya juga enak.
Aku melangkahkan kakiku menuju sofa yang terletak di pojok ruangan dengan cahaya yang minim. Karena hanya sofa di situ yang dekat dengan ruang makan. Terlalu malas buatku untuk kembali lagi ke living room.
Ah.. aku mulai mengantuk. Tapi aku tidak boleh tertidur sehabis makan, itu bisa membuatku gemuk.
"Kalau kau mengantuk, kau boleh ke kamar.."
"Tidak, Pak. Saya belum mengan-"
Perkataanku terpotong saat Pak Albert duduk di sebelahku sambil membuka dua buah kancing hemnya dan memperlihatkan dada bidangnya
Astaga... astaga!! Mayday ! Mayday! Mayday! Roger! Roger! Ini bahaya!
Aku menelan ludahku susah payah melihat pemandangan seindah ini.
Ah, sial.. fantasi liarku datang lagi. Mereka datang saat aku lengah seperti ini. Aku mendecakkan bibirku.
Otakku mulai dikuasai oleh pikiran liarku, seketika seperti kabut yang sangat tebal sudah memblokir semua akal sehatku. Hanya yang tersisa pikiran liar, liar, liar dan liar tentang orang di sebelahku ini.
Ugh.. girls, look at this.. bukankah dia sangat menggoda? Matanya yang sedang tertutup dengan bulu mata yang lentik, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, membuatku ingin sekali menggigitnya gemas. Satu lagi.
Oh my...
Tubuhnya..
Ugh.. tubuh atletisnya itu... astaga, wanita mana yang tidak tergoda bila disuguhi tubuh sempurna itu? Membayangkan jemariku meraba dada bidangnya saja sudah membuat bulu kudukku meremang tanpa diminta.
Ini gila.. fantasi liarku sudah terbentuk dengan sempurna.
Astaga .. sadarlah, Abigail..
Aku mengerjapkan mataku, berusaha membuang fantasi liarku jauh-jauh. Aku tidak boleh membayangkan yang tidak-tidak dengan bossku. Tidak baik!
Tidak.. tidak bisa.. akal sehatku sudah hilang, tertutup fantasi liarku sendiri. Akal sehatku entah pergi kemana, digantikan fantasi yang kubuat seliar ini.
Aku membayangkan...
Membayangkan...
Ah, cukup aku dan pikiran liarku saja yang tahu..
Perlahan, aku mendekati pria di sebelahku. Dengan pipiku yang memanas, dan tanganku yang sedikit bergetar, juga jantungku yang sudah berdegup kencang.
Persetan dengan akal sehatku.
"Aku tahu, kau sedang memikirkan sebuah fantasi yang liar denganku."
Eh?
Seperti sebuah tamparan yang seketika menampar pikiran liarku, dan mengembalikan akal sehatku.
Setengah akal sehatku mulai muncul. Aku sedikit tersadar. Aku memilih untuk mundur dari posisiku semula. Pipiku sangat panas sekarang, bahkan aku bisa merasakan seluruh wajahku memanas. Aku berusaha setenang mungkin dan mengatur napasku serta degup jantungku.
Pak Albert mendekatiku, dan memegang daguku.
"Karena aku melakukan ini memang sengaja untuk menggodamu.."
Sialan .. dia sengaja menggodaku.
Dan bodohnya, aku malah tergoda dengannya. Apa-apaan dia?!"Anda gila.."
dengan berani kukatakan kalimat ini kepada bossku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
Teen FictionAlbert Grissham, seorang pemilik sebuah perusahaan terbesar di London, melanjutkan perjuangan ayahnya. Selama ini, Albert tidak pernah merasakan jatuh cinta kepada seseorang. Sampai ia bertemu dengan Abigail Williams, pegawainya yang bekerja dengann...