"Selamat pagi, Pak Thomas. Saya ingin memesan coklat panas Anda." sapaku pada Pak Thomas, pria paruh baya pemilik kedai coklat panas di dekat kantor.
"Sure, Abigail.."
"Oh, aku juga ingin membeli kue coklat ini dua bungkus.." tambahku sambil mengambil kue coklat di etalase kedai Pak Thomas.
"Okay Abigail. Just take it."
Aku menunggu coklat panasku sambil melihat Pak Thomas yang sedang menuangkan air panas ke dalam bubuk coklat yang ia tuangkan ke dalam cup kertas.
"Thank you, sir.." kataku sambil memberikan uang kepada Pak Thomas.
Aku berjalan menuju kantor sambil meminum coklat panasku. Wait, bukankah itu Jeannette? Sedang apa pagi-pagi ia ke kantor? Ada perlu lagi dengan Pak Albert? Ah, biarlah. Not my bussiness.
Aku menaiki tangga menuju pintu masuk perusahaan, bertepatan dengan Pak Albert yang juga baru saja datang. Ia terlihat gagah dengan setelah jas berwarna hitam elegant.
"Selamat pagi, Pak"
"Selamat pagi, Abigail.." Pak Albert langsung menyunggingkan senyumnya.
"Oh, apa itu kue coklat untukku?" tanya Pak Albert.
"Eh? Uhm.. iya.." tidak enak kalau menolak permintaan atasan.
Aku memberikan kue itu ke Pak Albert
"Thank you, Abigail."
"Albert!!!"
"Good morning, Jeannette.." sapa Pak Albert kepada Jeannette.
"Good morning, Albert.."
"Selamat pagi, Miss Jeannette." sapaku pada Jeannette. Namun Jeannette malah membalasku dengan tatapan sinisnya. What the...
"Kau sudah sarapan, Albert?"
"Aku membawakanmu sarapan. Ayo, kita sarapan di ruanganmu.."
"Oh, siapa yang memberikanmu roti coklat ini?! Pasti dari salah satu pegawaimu! Roti coklat tidak akan mengenyangkan perutmu!" Jeannette mengambil roti coklat pemberianku itu dari tangan Pak Albert. Tanpa sadar, aku tertunduk melihat sikap Jeannette yang merampas roti itu dari tangan Pak Albert.
"Kemarikan rotiku! Aku yang akan memakannya." jawab Pak Albert sambil mengambil kembali roti itu dari tangan Jeannette dan pergi meninggalkan aku dan Jeannette.
Eh.. Pak Albert..
"Pasti kau yang memeberikan roti sialan itu?!" tanya Jeannette. Apa-apaan ini?!
"Kuperingatkan kau, jangan pernah memberanikan dirimu untuk mendekati Albert! Kau itu hanya seorang pegawai! Kau tidak pantas bersanding dengan Albert! He is mine!! Not yours! Jadi, mundurlah sebelum kau memiliki masalah besar denganku!" ancam Jeannette.
"Begitu? Kau benar, aku memang tidak pantas dengan Pak Albert. Tapi satu hal yang ingin aku beritahukan kepadamu. Tanya saja ke Pak Albert, siapa wanita yang sekarang ini dia sukai. Aku berharap, kau tidak mendapatkan jawaban yang mengecewakan." jawabku sambil pergi meninggalkan Jeannette.
Entah, yang aku rasakan saat ini...
Hatiku sakit...
~~
"Morning, Abigail.."
"Morning, Naomi.."
"Whoa.. did you see that? Jeannette kembali ke ruangan Pak Albert!" kata Naomi.
"Lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
Fiksi RemajaAlbert Grissham, seorang pemilik sebuah perusahaan terbesar di London, melanjutkan perjuangan ayahnya. Selama ini, Albert tidak pernah merasakan jatuh cinta kepada seseorang. Sampai ia bertemu dengan Abigail Williams, pegawainya yang bekerja dengann...