ABIGAIL'S SCENE
Aku membuka mataku perlahan, sinar matahari yang masuk ke kamarku membuyarkan mimpi indahku. Ah, sepertinya aku lupa menutup gorden jendelaku lagi. Mengapa aku bisa selupa ini? Dengan langkah gontai, sambil mengumpulkan tenagaku. Aku bangun dari tempat tidurku dan menuju ke dapur untuk memberi makan Timmy yang sudah dari tadi mengeong minta diberi makan.
DUK!!! AWWW!!!!!!
Kelingking kakiku menabrak kaki meja. Sakitnya bukan main! Seketika aku langsung bangun dari rasa mengantuk yang masih menjalar di kedua mataku. Aku langsung jatuh sambil memegangi kelingking kakiku.
"Oh my God! Oh my God!!! It hurts!!!!!!"
Dengan langkah tertatih, aku duduk di
kasurku untuk memeriksa keadaan kelingking malangku."Oh, thanks God. Untuk tidak lecet."
Aku segera menuju dapur dan memberi makan Timmy, serta memasak sarapan pagi untukku. Ah, sepertinya aku punya firasat tidak enak untuk hari ini.
~
Aku berjalan memasuki gedung kantorku. Mengapa semua orang di sini melihatiku? Apa ada yang salah denganku? Aku melanjutkan perjalananku dengan sedikit menunduk.
"Selamat, Nona Abigail.." kata salah satu pegawai di kantor ini sambil menjabat tanganku. Eh? Selamat? Untuk apa? Siapa yang ulang tahun?
"Selamat, Nona Abigail. Semoga Anda semakin semangat bekerja." kata salah satu pegawai lain.
Ada apa ini? Firasatku mulai tidak enak. Aku segera menuju lift dan memencet tombol untuk menuju lantai tempat aku bekerja.
CONGRATULATIONS, ABIGAIL WILLIAMS!!!!!!!!!
Apa ini?! Semua pegawai memberiku selamat. Dengan banner bertuliskan "CONGRATULATIONS ABIGAIL" dan percikan potongan kertas menerpaiku serta suara terompet yang meriah.
"Ada apa ini?" tanyaku.
"Selamat, Abigail atas prestasi kerjamu! Kau diangkat sebagai SEKRETARIS PRIBADI PAK ALBERT! Whoohooo!!!!! Abigail kita memang berprestasi!" kata Naomi.
What?!! Aku?! Sekretaris?!!
"Selamat, Abigail! Kau memang hebat!!!" puji Andrew kepadaku.
Nah, pantas saja feelingku tidak enak. Ternyata ini penyebabnya. Aku menjadi sekretaris pribadi Pak Albert. Ini gila. Sungguh gila.
Naomi memelukku.
"Selamat, Abigail. Aku sangat bangga padamu." aku membalas pelukkan Naomi.
"Te-terima kasih.." jawabku dengan senyum terpaksaku. Pak Albert sudah gila rupanya, aku penasaran, setan apa yang mempengaruhi pikirannya untuk menjadikanku sekretaris pribadinya..
"Di mana mejaku?" tanyaku.
"Ow, mejamu ada di ruangan Pak Albert. Mulai sekarang. kau satu ruangan dengan Pak Albert." jawab Matthew.
"Oww.. ini manis sekali!! satu ruangan dengan CEO tampan! Abigail, kau adalah gadis beruntung!" tambah Deliah.
Aku terdiam, sambil memberikan tatapan nanar pada sisi kosong di sebelah meja Naomi yang dulunya itu tempat untuk mejaku. Ini gila.. ini tidak waras! Aku, satu ruangan dengan Pak Albert?! I can't believe it! No..
"A..Abigail? Kau tidak apa-apa?" tanya Deliah.
"Wha.. what? I'm fine.. haha.."
"Congratulations, Abigail Williams. Semoga kau semakin semangat bekerja BERSAMAKU, HANYA DENGANKU.."
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
Ficção AdolescenteAlbert Grissham, seorang pemilik sebuah perusahaan terbesar di London, melanjutkan perjuangan ayahnya. Selama ini, Albert tidak pernah merasakan jatuh cinta kepada seseorang. Sampai ia bertemu dengan Abigail Williams, pegawainya yang bekerja dengann...