Memang semua orang beranggapan enteng tentang saya, selalu bilang saya adalah manusia yang paling berperasa, hehe. Tapi kalian tau? Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda, ada yang terbuka--mudah baginya untuk mengekspresikan keadaan--, ada yang terbuka tapi tidak tau bagaimana cara menyampaikan ekspresinya, ada juga yang tertutup enggan untuk berbagi.Mungkin semua orang tau saya adalah tipikal yang terbuka. Tapi maaf, kalian salah. Suka bercerita, berbaur dengan yang lain, menciptakan lelucon yang membuat orang tertawa, itu memang sifat saya, tapi apakah kalian tau? Cerita yang saya ceritakan hanya bagian terluar dari hidup saya, berbaur dengan yang lain agar saya lupa dengan apa yang saya rasakan, menciptakan lelucon? Bahkan survey pernah meresult 'semakin keras ia tertawa, semakin besar juga beban yang dia rasakan' lalu bagaimana dengan si pembuat lelucon?
Saya tau, seharunya saya tidak bersikap seperti ini, tidak terlalu memikirkan ini, rasanya ingin sekali untuk keluar dari lubang gelap yang pengap ini, tapi apa daya, saya belum mampu keluar dari sini.
Setiap kali saya merasa sendiri, kesepian, hampa, tidak percaya diri, ketakutan berlebih atau bisa saja disebut 'insecure'. Jujur, hal itu yang paling saya takuti. Rasa itu muncul secara tiba-tiba tanpa sebab. Rasa yang membuat saya menjadi manusia yang paling rendah, fikiran yang terlalu berlebihan, ilusi-ilusi yang saya buat sendiri yang mana membuat rasa takut saya semakin besar.
Kalian selalu bilang "jangan lupa bersyukur." Terima kasih sudah mengingatkan, tapi apakah kalian pernah merasakan apa yang saya alami?
Jika, iya, saya yakin seratus persen, kata-kata tersebut tidak akan kalian lontarkan kepada saya, karena kalian mengerti apa yang saya rasakan.Siapa yang mau menjadi seperti ini? Saya? Jika saya mau menjadi seperti ini, mengapa sekarang saya mengeluh? Seharusnya saya bisa menikmati apa yang saya 'mau'.
Mengapa tidak mengalihkan dengan hal lain, agar tidak terus merasa seperti ini?
Hey, kalau saya bisa mengalihkan dengan hal lain, mengapa saya harus bercerita panjang lebar disini? Kalau saya bisa juga mengalihkan dengan hobby saya, mengapa sampai sekarang saya masih menulis tentang ini? Lalu, apakah menulis tidak bisa mengalihkan? Jawabannya, bisa, tapi dulu, sebelum apa yang saya rasakan semakin parah.Sepertinya cerita ini sudah melampaui batas, sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan, tentang keluarga, teman, bahkan 'dia' yang namanya masih malu untuk saya sebut sebagai penyemangat hidup. Alangkah baiknya saya bedakan tema nya, agar bisa dimengerti, tidak tau juga sih, jika tema nya pun sudah di bedakan apakah kalian masih bisa mengerti apa yang saya rasakan lewat cerita ini?
Sudah dulu ya!
Ingat, kalau kalian ada yang merasa seperti ini, tetap semangat ya!!