🍵
🍵
🍵Asla baru saja mendudukan dirinya di salah satu bangku taman setelah sepuluh menit mengelilingi taman. Matanya menyapu ke seluruh arah, seperti mencari sesuatu disana.
Sesekali dirinya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan mungilnya, Asla berdecak sebal karena seseorang yang sudah membuatnya menunggu kurang lebih sepuluh menit itu tidak kunjung datang sampai sekarang.
Asla mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi panjang itu dan mengetik sesuatu disana.
Aslanarisha: 'lo udah buat gue nunggu kurang lebih 10 menit. Dan kalo sampe 5 manit lagi lo ga dateng, gue ancurin rumah lo ya!!!'
Kira-kira seperti itu yang Asla ketik di sebuah aplikasi chat berwarna hijau. Tidak lama kemudian ponsel Asla berdenting, menandakan ada notifikasi yang baru saja masuk. Dengan segera Asla melihat siapa yang baru saja memberinya pesan.
Anak bapak budi: 'uuuutaiyank, sabar ini lagi otw. Duh gue lupa kalo ada janji sama lo. Maaf ya nces😚'
Aslanarisha: 'ih tuh kan. Mati aja deh lo sana!!'
Anak bapak budi: 'yah jangan gitu, nanti kalo gue mati. Gue gak jadi ngomong sesuatu sama lo'
Asla mengernyitkan dahinya, berusaha mengerti apa yang dimaksud dengan Arzel barusan. Bingung sekaligus penasaran.
Aslanarisha: 'emang mau ngomong apaan sih? Pake ngajak ketemuan disini? Kan ke rumah gue juga bisa.'
Anak bapak budi: 'kepo kan haha. Pokoknya gue mau ngomongin hal penting....pentinggg bangettt... lebih penting dari pada kumpulan haters gue yg fitnah gue kalo gue suka maling pulpen dia'
Asla terkekeh membaca pesan itu. Sahabatnya memang seperti itu, tidak berubah dari dulu.
Asla bertemu dengan Arzel sejak usia dua tahun. Waktu itu Arzel adalah tetangga baru Asla di rumahnya. Bahkan rumah Asla dan Arzel bisa dihitung dengan langkah.
Asla bahagia karena memiliki Arzel di dalam hidupnya--walaupun hanya sebatas sahabat-- Arzel tentu mampu menjaga Asla dari bahaya apapun atau sesuatu yang akan mencelakainya.
Asla berjanji kali ini tidak akan membiarkan Arzel pergi lagi seperti waktu itu. Malihat Arzel pergi walaupun hanya sementara waktu membuat Asla sangat kesepian. Masalahnya hanya Arzel temannya di sekolah, di rumah, dan dimanapun. Hanya Arzel yang menemaninya.
Dan Asla sangat terpukul dengan kejadian beberapa tahun silam. Ketika Arzel bercerita kalau dia ingin pindah ke Negara lain, tempat dimana pekerjaan orang tuanya dimutasikan.
Dan ikhlas tidak ikhlas, Asla membiarkan Arzel pergi. Tapi setelah beberapa bulan kemudian Arzel kembali ke Negara kelahiranya, dan tentu saja hal itu membuat Asla sangat senang. Lalu berjanji tidak akan membiarkan Arzel pergi lagi dari dirinya.
Saking asyiknya berbicara tentang Arzel dengan hatinya. membuat Asla tidak sadar kalau orang yang dia bicarakan sudah ada di sampingnya sejak beberapa menit yang lalu.
"Jangan bengong, nanti kesambet makhluk 'ghaib' yang ada di sini" tegur Arzel yang membuat Asla buyar dari lamunanya lalu menatap sinis Arzel.
