Chapter 3. Griseia《Part 3》

9 5 0
                                    

Wanita menyeramkan berjaket itu berkata dengan halus, "Akhirnya aku masuk juga... Perkenalkan... namaku Airei Revain Ondoutia, panggil saja Airei. Akulah yang memanggil Aoshi untuk datang kesini." Dia dengan segera menyaku tangannya dan terlihat sok keren.

"Tapi, aku tidak mencium bau aneh yang kau sebar tadi," ujar Aoshi masih ragu-ragu untuk lancang.

Airei menggaruk kepalanya dan menjawab dengan santai, "Ooalah yang itu, jadi waktu itu aku sedang mencoba parfum baruku, baunya serasa nostalgia jadi mungkin itu bisa sedikit memancingmu untuk mendekat, tapi aku memakainya terlalu berlebihan dan kehabisan ketika sampai di gang kecil itu, padahal aku ingin mengajakmu makan di restoran seberang sana. Kuharap kau tidak tersesat." Airei memasang muka isengnya dan mengedipkan mata kirinya.

"Orang ini benar-benar tidak seperti yang kukira, ketimbang menyeramkan, dia lebih condong ke menjengkelkan, bahkan melebihi Kenza." ujar Aoshi dengan kesal dalam hati, selagi mengepalkan tinju kanannya. Yasuko dan Kenza malah memanas-manasinya dengan menahan tawa. Aoshi melirik ke arah mereka dua dan mengulangi kata sabar di dalam hatinya.

"Dan juga, bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya Aoshi masih tidak percaya dengannya.

"San yang memberi tahuku, mungkin kau lebih mengenalnya sebagai kakak perempuan dari Tessa yang sedang berjaga di loket itu."

"Airei... Ah sudahlah," ujar Tessa dari loketnya, lalu menghela nafas panjang. Tangannya menyanggah kepalanya ketika namanya disebut tadi. Aoshi dan teman-temannya tau kalau dia sudah lelah dengan sifat Airei.

"Lebih baik kita kembali ke topik awal," ujar Kenza berusaha menengahi, dia juga tidak ingin terlalu memakan lama. "Apa tujuanmu memanggil kami kesini?"

"Kenapa memangnya? Tidak boleh?" tanya Airei dengan nada sok polos. Wanita itu sungguh membuat orang kesal bukan main jika sedang bercanda. Apa yang dipikirkannya dan motifnya dalam memanggil kelompok Aoshi ke tempat ini, hanya dia yang tau. "Tapi ya, aku dengar-dengar kalian sedikit kesusahan mencari tambahan untuk ongkos perjalanan. Sejujurnya untuk mendapatkan misi yang memadai, kalian harus menyelesaikan misi kecil kecil yang hanya membuang energi terlebih dahulu, benar bukan, Tessa?"

"Yah, sayangnya itu adalah bagian dari prosedurnya," balas Tessa sedikit mengeluh, sepertinya dia sendiri juga malas dengan prosedur ruwet tersebut.

"Bisa dibilang, aku memberi kalian sebuah batu loncatan," ujar Airei lagi dengan tangan kanan membentuk ceklis di dagu. Matanya disipitkan dan senyuman makin menjadi. Sepertinya Kenza bisa menebak arah bicaranya dan langsung dihantam.

"Kau ingin kami melakukan sesuatu untukmu? Apa kau senior atau pemilik di tempat ini?"

Airei tertawa kecil dan ekspresi mengintimidasinya kembali. Jempol kiri pun diangkat olehnya, lalu dia berjalan ke arah mereka sambil menyaku tangannya. "Kau anggap saja kalau aku itu sangat dekat dengan pemilik serikat ini." Ketika dirasanya cukup dekat dia berhenti berjalan dan berdiri disitu sembari menatap mereka sambil mendongak. "Kupikir penjelasannya cukup sampai disini, majulah."

Aoshi tiba-tiba telah menerjang tepat pada saat Airei menyelesaikan kalimatnya, tapi dengan mudah wanita serba hitam itu mengelak dan menyodorkan kaki kirinya. Alhasil Aoshi yang tidak sempat berpindah tersandung kaki Airei dan tubuhnya terbentur keras dengan lantai akibat momentumnya yang begitu kuat.

Buak!

Suaranya menggema hingga ke seluruh penjuru ruangan. Orang-orang yang sedang fokus dengan kerjaan mereka menjadi terpaku kepada Aoshi. Kenza dan Yasuko kembali menahan tawa melihatnya terjatuh.

"Kau ini benar-benar sembrono ya?" ledek Airei dengan senyuman superior.

Aoshi bangkit dan menatap tajam ke arah Yasuko dan Kenza. Kenza mengambil busurnya dari balik punggung dan Yasuko menarik kedua daggernya. Dengan santai Kenza memutar gagang busurnya lalu menariknya, membuatnya menjadi sedikit lebih panjang dan mengubahnya menjadi sebuah glaive—semacam tombak bermata dua—. Aoshi sedikit terkejut karena Kenza tidak pernah mengatakan apapun soal itu. Dia menodongnya ke arah Airei sambil tersenyum.

Lithos Siete: Origin「Light Dark」//delayed until revision//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang