Stevanie pov.
Hari ini aku terbangun dari tidur ku karena cahaya yang begitu menyilaukan mata, sinar matahari begitu terang memasuki kamar ku. Aku mengucek kedua mata ku menetral kan diriku, aku membuka kedua kelopak mata ku secara perlahan akibat sinar matahari yang begitu menyilau kan.
" bangun lah stevanie, apa kau akan tidur hingga petang? " itu suara revena ibu ku.
" mom " ujar ku meyakinkan diri. Ibu ku berdiri didepan tirai jendela dan ku yakin dia lah yang membuka tirai itu hingga membangun kan ku dr tidur cantik ku.
" bangun lah sayang " ujar nya lagi.
" mom, kau tau aku sangat merindukan mu " ujar ku, bangkit dan memeluk nya.
" aku tahu itu, mandilah kau sangat bau stevanie " kekeh nya
" bau " aku mencium baju, ohh tidak mungkin aku bau.
Revena melangkah keluar kamar, " mandi lah sayang, kami menunggu mu dibawah " ujar nya sedikit memekik.
Aku melangkah ke kamar mandi, menyegarkan tubuhku mengguyur di bawah shower. Sudah cukup mandi, aku segera memakai pakaian milik ku.
Seperti ada yang kurang pikir stevanie, tapi ia tak tahu apa.
Ah ya, aku baru ingat ! Aku tak melihat batang hidung brian hari ini kemana dia. Apa dia sudah pulang karna kedua orang tua sudah ada dirumah?.
Aku lalu melangkah menuruni anak tangga, dapat ku lihat dari atas kedua orang tua ku sedang menyantap sarapan nya di meja makan. Langsung saja aku menghampiri mereka, setelah itu aku menarik kursi dihadapan mereka dan mendarat kan bokong ku ke kursi itu.
" emm dad " ucap ku pelan.
" bagaimana dua minggu kalian dicalifornia, apa menyenang kan? " tanya ku basa basi.
Aku melihat ibu yang menatap ku dengan alis yang terangkat satu. Sedang kan stave hanya menatap stevanie sekilas.
" tumben kau menyakan itu pada kami " kata stave.
Aku tersenyum, bukan senyum bahagia melainkan senyuman kikuk. Ohh ayolah aku tak pandai berpura - pura.
" kau tahu, stevanie kami kesana bukan untuk berlibur, melainkan untuk kerjaan. Meskipun agak lama, dan ya kami mampir untuk melihat nenek mu di california " timpal ibu.
Aku tak terlalu mengubris kan ucapan ibu.
" nenekmu titip salam untuk mu " lanjut ibu.
" oh benar kah, aku terima salam nya " kata ku melebarkan senyum ku.
Sebenar nya aku sedang bingung harus dari mana aku memulai pembicaraan ini pada stave. Dan tampak stave tengah menatap ku yang bertingkah aneh.
" sebenarnya apa yang akan kau katakan, stevanie? "Tanya nya.
Benarkan? Aku tak pandai berpura - pura.
" em .. aku "
Kenapa aku begitu gugup, ayolah dia kan ayahku.
Ayolah stevanie, kau cuma harus bertanya kenapa mereka menjodoh kan mu kepada brian. Tidak akan sulit jika kau mengata kan itu.
Dewi dalam batin ku seperti sedang bergulat memikirkan itu.
Apa yang harus aku katakan? Otak ku tak dapat berfikir dengan baik.
" stevanie?" Ujar ibuku.
" eh, itu. Em maksud ku " ujar ku terbata bata
" kau baik - baik saja " ujar mom.
" kalian tahu aku masih kuliah, tapi kenapa kalian menjodohkan ku kepada brian. Kami bahkan baru mengenal, kenapa kalian tak berdiskusi dulu terhadap ku. Ini tidak adil menurut ku, bisa saja kan brian orang yang jahat apa kalian tega memberi ku kepada brian "tanya ku panjang lebar.
" stevanie, jika kami berdiskusi terhadap mu dulu mungkin kau akan menolak nya. Dia pria yang baik, sejauh ini tak terjadi apa pun terhadap mu kan " jawab revena.
" bagaimana hubungan mu dengan brian, beberapa hari yang lalu ku dengar kalian menjadi kekasih, brian sering menghubungi ku " tanya stave dengan senyum menggoda.
Brian sering menghubunginya stave tanpa sepengetahuan nya? Bisa - bisa nya dia melakukan itu. Aku berdecak sebal, oh tunggu, apa saja yang sudah ia katakan kepada ayah nya.
" aku dan brian ".
Ting tong.
Suara bel itu memotong ucapan ku.
Sial!
" stevanie bisakah kau membuka pintu nya? " tanya ibuku.
Aku berjalan ke arah pintu, dan membuka pintu nya.
" brian, ada apa kau kesini? "
" morning mom and dad "
What! Dia tak menghiraukan pertanyaan ku? . Tunggu dulu tadi dia memanggil apa? Mom and dad? Apa maksud pria di hadapan ku ini?
Aku menatap ke dua orang tua ku yang terkikik kecil tampak tak keberatan brian memanggil nya seperti itu.
" brian duduk lah, mari sarapan " ucap ibu.
" tidak perlu, aku kesini hanya untuk mengajak stevanie jalan, kalian tahu aku sangat merindukan nya " ujar nya tersenyum simpul.
" apa " ujar ku.
" maaf kan aku stevanie, aku tak memberitahu mu lebih dulu " lanjut nya tampak tenang.
Dapat ku lihat wajah kedua orang tua ku yang tampak sumringah kedatangan brian. Sebenar nya siapa anak mereka aku atau brian, oh ayolah aku sedang malas melihat brian, mengingat kejadian kemarin.
" stevanie, cepat ganti baju mu! Kau tidak akan membuat brian menunggu lama kan " kata ibu mengedipkan sebelah mata.
Apa! Baiklah untuk kali ini aku memaafkan nya, jika ia membuat ku kesal lagi aku tak akan mudah memaaf kan nya. Mata ku tertuju kepada brian yang menatap ku dengan senyum lebar dibibir nya, senyuman yang mempesona menurut ku..
****
Tbc.
Jangan lupa tinggal kan jejak kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCowok? Berengsek, itulah pemikiran stevanie tawana sheldrick. Sifatnya yang cuek dan angkuh pada semua pria, memiliki wajah yang cantik dan berhati dingin. Banyak pria yang mengincarnya namun hanya bisa bungkam memendam rasa. Karna gaya hidupnya yan...