06.20
Tringg....
Suara alarm yang berdering nyaring memenuhi setiap sudut ruangan yang bernuansa merah muda. Matahari sudah menyebarkan sinar-sinar terangnya ke seluruh penjuru dunia, termasuk menyelinap masuk lewat cela jendela yang ada di kamar itu. Sang penghuni sedikit terusik dan bergerak tidak nyaman. Apalagi segaris cahaya mengenai kelopak matanya yang tertutup hingga membuatnya mengerang dan terpaksa membuka kedua matanya kemudian menyambar jam weeker dengan kasar dan mematikannya. Jisella menarik selimut lalu menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang dan kembali memejamkan mata.
Maklum, mengingat hari ini merupakan hari yang paling tidak dia suka (re:senin), tubuhnya secara otomatis menolak untuk bangkit dan memulai aktivitas. Jisella baru akan kembali memasuki alam mimpi setelah sebelumnya suara gaduh langkah kaki yang berasal dari luar kamar mengusik pendengarannya. Detik kemudian pintu kayu yang ditempeli banyak sticker bergambar sasuke terbuka kencang hingga membentur tembok menimbulkan suara dentuman yang nyaring.
Jisella menghembuskan nafasnya, berharap tidak ada retakan yang timbul nantinya. Kemudian dia membuka mata malas, mendapati seorang lelaki berdiri diambang pintu dengan cengiran lebar menyebalkan.
“Stupid...” gumamnya.
“Ternyata lo masih hidup?” Namanya Arjuna. Sahabat baik-ah tidak dia lebih sering menyebalkan- sejak kecil. Lelaki itu menghela nafas kemudian menggeleng tampak kecewa.
“Kenapa nada bicara lo kaya kecewa gitu? Berharap gue mati apa gimana?”
Arjuna terkekeh, menyugar rambutnya ke belakang kemudian mendekati Jisella. Tubuh lelaki ini sudah lengkap dengan seragam, namun penampilannya jauh dari kata rapih. Rambut hitam yang panjangnya hampir melewati kerah, tampak acak-acakan. Dasi hanya menggantung di leher, seragam tidak dimasuki terlebih tidak ada satupun yang terkancing hingga menampilkan kaos hitamnya. Sungguh bukan pemandangan seorang murid.
“Ya nggaklah. Kalo lo mati nanti siapa yang bayarin gue mie ayam lagi? Utang kita udah banyak lho, La. Kemaren gue ditagih sama mang Ojo. Kapan mau lo bayar?”
Jisella mendelik, “Kita? Maksudnya lo dan diri lo sendiri? Utang-utang lo nggak ada urusannya sama gue. Enak aja lo yang makan gue yang bayar,” dia mengerling malas dan kembali menatap penampilan Arjuna dari atas sampai bawah mengundang decakkan dari gadis itu.
“Lo niat sekolah nggak sih, Na? Pake seragam tuh yang bener kek, kancingin tuh semua. Dasi jangan cuma digantung, kaya orang idiot tau nggak! Apalagi rambut lo nih....ish!” Jisella mengangkat tangannya mengacak-acak rambut Arjuna gemas, “Potong kek rambut lo udah panjang gini kaya anak brandalan! Sono sisiran biar keliatan rapih dikit.”
Arjuna tertawa mendengar omelan Jisella kemudian meraih tangan gadis ini yang berada di kepalanya, “Sebenernya gue nggak niat sekolah.”
“Terus?!”
“Mau nganterin lo doang. Cepet deh bangun terus siap-siap. Gue udah buatin sarapan.”
“Masak apa lo di rumah gue? Jangan bilang dapur lo ancurin?!” Jisella menatap penuh curiga.
Arjuna mendorong kening Jisella hingga gadis itu mendengus sebal, “Cuma roti bakar. Emang lo punya bahan apa di kulkas? Ada yang bisa dimasak?” tanyanya dengan alis terangkat satu menatap remeh gadis di depannya.
“Nggak ada sih...” Jisella menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Yaudah nanti pulang sekolah belanja. Sono buruan mandi udah mepet ini jamnya!”
“Iya..iya.”
“Mau gue mandiin atau mandi sendiri?”
“Mandi sendiri! Sono keluar dasar mesum!”
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Fanfiction"....are we stuck with...Friendzone?" •Main Cast• Kim Jisoo : Jisella Dilgyra Kemuning Kim Taehyung : Arjuna Gavriel Manggala