- Bayangan senja pertama

31 4 1
                                    

Aku tak pernah menyangka setelah 1 bulan lebih aku koma, akhirnya aku kembali dengan tubuhku, dengan ragaku. Aku menunggu seseorang, namun hariini ia tak datang, ya siapa lagi yang kutunggu jika bukan dia Kahfi, pemuda yang menuntun rohku kembali pada tubuhku dengan jalan Allah SWT. Aku menunggu nya, namun tak ada kabarnya, lalu ibu masuk ke kamarku,

"Dhifa! kamu sadar nak, " seorang wanita paruh baya itu merangkulku.

Ya, dia wanita terhebat bagiku, dia ibuku. Aku benar-benar rindu Ibu, lalu ayah datang lalu merangkul ku, dan kutanyakan kepada mereka dimana kakakku.
Ternyata kakak lagi lagi sedang dikampus menemui dosennya untuk di sidang, tak banyak yang kuucapkan hanya segelintir kata Semoga kakak lulus.

Lalu aku bertanya pada Ibu,

"Apakah Ibu melihat Kahfi?"
ucapku penuh semangat.

Lalu Ibu menggeleng,yang berarti tidak. Malamnya kami pulang, lalu ketemui Kahfi di jalan menuju masjid.

"Assalamualaikum, Calon Imam, " sapaku sembari tertawa kecil didalam mobil.

Ia hanya menjawab tanpa melihat wajahku. Aku benar-benar kecewa. Ia menabur garam diatas luka, lalu ia tambahkan pula perasan air lemon, Perih.

"Sudahlah, ayo kita pulang. " ucap kakak.

"Apa maksudnya, apa kehendaknya, seenaknya engkau lakukan itu padaku, aku sudah sadar, ia malah seolah mempermainkanku, " gumamku.

Esoknya, aku kembali kesekolah. Aku lebih berhati-hati terutama setelah kejadian naas yang menimpaku, aku rasa itu sudah cukup. Aku kembali memakai hijabku, tanpa godaan mereka, tanpa hasutan mereka,
namun ini Fitrahku, kewajiban
ku.

Aku bersekolah seperti biasa, namun karena sudah lumayan lama aku koma, semua ingatanku tak pulih semuanya,
ada yang sebagian terlupa, yang aku ingat hanya kejadiaan kecelakaan yang menimpaku dan Kahfi. Jadi aku harus mengulang kembali semuanya, baik itu teman, tingkah laku,dan sebagainya.

Saat Sore tiba entah kenapa,
aku sangat ingin mendengar apa yang ingin Kahfi ungkapkan. Lalu aku pergi ke masjid.Ku lantunkan bacaan hafalan yang Kahfi ajarkan padaku ketika rohku diluar jasadku. Dan yang kurasakan adalah kedamaian, ketenangan dan kenyamanan.

Dan tak lama adzan berkumandang, lalu suara Kahfi pun terdengar.

"Assalamualaikum, calon maqmum, " ucap Kahfi dari shaf depan.

"Wa'alaikumussalam!" Jawab Dhifa dengan nada kesal.

Lalu Kahfi bertanya sembari melihat kearah tirai pemisah shaf Akhwat dan Ikhwan.

"Loh, kok jawabnya gitu? Kenapa? Karena yang kemarin yah. "

"Siapa yang gak kesal coba?" ucap Dhifa.

Lalu Dhifa hendak menarik tirai tersebut dengan niat membukanya.

"Ehhh, jangan dibuka belum mukhrim. " sembari menahan tirai tersebut.

"Yaudah tinggal dihalalin aja?" ucap Dhifa

"Eh enak aja bilang gitu? anak orang juga perlu dikasih makan kali, " ucap Kahfi.

"Katanya mau ngomong, aku udah sadarloh, " ujar Dhifa.

"Ini udah ngomong, udah ya aku mau sholat. " ucap Kahfi

"Aku juga mau sholat kali. " ucap Dhifa

Ini kali pertamanya Ashar ku bersama Kahfi.

-Bersambung:'

Hijrah ku, membawa aku pulang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang