-17 tahun

27 3 0
                                    

Sejuknya subuh membangunkan ku, kala itu aku tertidur dengan mukenaah ku

Mungkin aku lupa untuk melepasnya, dengan mata yang masih mengantuk kulihat sebuah gaun panjang beserta pasminanya digantungkan di belakang pintu kamarku. Aku bergegas mandi dan memakai gaun berwana hijau tosca dengan motif kupu kupu di roknya.

Yah Hari yang kutunggu kini tiba, 17 tahun, wisuda kakak, dan kerinduan ku kepada Kahfi yang tak kunjung padam, aku benar benar merindukannya

Lalu setelah aku mengenakan gaun hijau tosca tersebut, dengan lilitan pasmina berwarna abu abu, dan tak lupa sepatu wedges berwarna hitam berbahan suedu dengan mode silang dibagi pergelangan kaki. Aku berjalan menuju koridor balkon depan rumah dan yang aku lihat,

"Selamat Ulang Tahun Dhi?" ucap Ibu sembari mengarahkan kue kehadapan Dhifa.

Betapa kagetnya aku, akan suprise yang keluargaku berikan dan sosok yang kurindukan berdiri didepan mataku sendiri, Kahfi berdiri disamping kak dhirga. Aku hanya bisa tersenyum dan berkata,

Ya Allah terimakasih, lagi-lagi Engkau kirimkan Karunia terindahmu dihariini-, batin Dhifa

Setelah potong kue, kami sekeluarga pergi buat nganter kak dhirga wisuda. Sampai nya disana, aku dengan balutan tosca abu abu duduk berdampingan dengan Kahfi yang mengenakan Kaos panjang coklat dengan lengan abu abu.

"Selanjutnya Dhirga Putra dari fakultas Kedokteran. "

"Satu minggu lagi kita udah mau masuk sekolah loh?" ucap Kahfi.

"Iya ya, Kahf aku udah lama banget nggak sekolah, "

"Dhi-"
"Kahf-"

"Ladies first?"

"Akuuuu lupa mau ngomong apa, " Dhifa tersenyum malu.

"Kamu cantik, " ucap Kahfi.

"Beneran? yah wajar sih aku emang cantik, tapi kamu beneran gakpapa nih duduk disamping aku?" ucap dhifa.

"Kita tetap ada jarak kok, tuhh ." matanya mengarah ke tas yang ada di bawah.

"Ohiya ada tas, aku lupa. " Dhifa tersenyum malu.

Usai acara kami tersenyum bahagia, dan aku melihat sosok yang pernah ada.

"Rey?" kusebut nama itu.

"Eh Dhi? Hai? udah lama nggak ketemu?" Rey hendak merangkul.

"Eitssss, no no no? jangan deh kek nya, lu liat gue dong?" sembari tersenyum dan menari nari kecil.

"Wow? Lu berubah ya gue baru sadar lo?" Rey terpukau.

"Kesana yuk? Ma? Pa? liat nih Dhi bawa siapa?" Dhifa menarik lengan jaket Rey.

Aku itu orangnya moody-an, kalo lagi seneng bisa manggil ibu sama Ayah dengan sebutan Mama Papa, terus Kak Dhirga dipanggil Abang, kalo lagi sedih manggilnya Ibu Ayah, Kakak, kalo Kahfi sihh Yah Lo gue, aku kamu. Kalo Rey sih, yah tetap Lo Gue.

Rey itu sahabat aku dari kecil. Dia itu anak Blasteran, dengan wajah bulenya, dia mempesona semua gadis kecuali aku.

"Oh ya kenalin ini Kahfi, " ucap Dhifa

"Kahfi?"

"Rey"

Hijrah ku, membawa aku pulang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang