Doa dan harapan

21 2 0
                                    

Kahfi Pov

Sepulangnya dari rumah Dhifa, aku segera mengambil air wudhu, lalu ketika adzan maghrib berkumandang beberapa menit setelah wudhu ku selesai, aku segera melaksanakan ibadah maghribku. Lalu aku berdoa, +

"Ya Allah Ya Rabb, sembuhkanlah kaki Dhifa yang terkilir, aku sedih melihatnya, aku khawatir karena dia. Karena Engkaulah yang Maha menyembuhkan,
Engkaulah Yang Maha Kuasa. Ya Allah kutitip Rindu untuk Dhifa semoga ia selalu dalam lindunganmu, Amin Ya Rabbalalamin... "

Lalu Keadaan Di rumah Dhifa

Aku terbaring dirumah kakiku yang terkilir begitu sakit, saat mendengar adzan maghrib aku terbayang wajah Kahfi yang cemas tadi. Lalu aku mencoba untuk mengambil wudhu dikamar mandi kamarku.

Aku memaksakan kakiku, dan alhasil bukannya bisa berdiri aku malah terjatuh dan,

Brukkkk

Tubuhku lemas.

"Dhii?" ucap kak Dhirga,dari ruang tengah dibawah. "Kok gak ada jawaban," melirik heran. "Dhii?" Kini Dhirga menaiki tangga menuju kamar Dhifa.

"Lu nggak kenapa-kenapa kan Dhi?" Dan saat Dhirga membuka pintu kamar Dhifa.

"Kakkkkk... " Ucap Dhifa.

"Dhiiii?" Dhirga melihat Dhifa terjatuh kelantai,dan segera mengangkat kepala Dhifa.

Dhirga mencari handphone Dhifa. "Mana sih nama Kahfi!" Sembari terus mencari kontak di ponsel Dhiffa. "Nahhh? ketemu? bentar ya Dhi. "

Telpon Terhubung....

Tutttt.....tuuuuutttttttttt......tuttttt

"Loh?kok udah nelpon aja, " Kahfi malah tersenyum. "Assalamualaikum iya dhi?" ucap Kahfi

"Wa'alaikumusalam Kafh? Lo kesini sekarang? Dhifa jatoh dari ranjang. " ucap Dhirga.

"Iya kak aku kesana sekarang, "

Tutttt tutt tutt tuttt

Telpon dimatikan.

"Astaga Dhiii? Lo kenapa?" Kahfi terburu buru pergi ke rumah Dhifa namun ia tak lupa mengunci rumah.

"Assalamualaikum kak?" ucap Kahfi setelah sampai dirumah Dhifa.

"Wa'alaikumsalam, ini tolong bukain mobil di garasi, nih kuncinya nih, " dengan menggendong Dhifa terburu buru dan menuruni tangga rumahnya.

"Kak? biar aku aja yang bawa mobil. " ucap Kahfi.

"Iya iya terserah deh. ayo buruan kerumah sakit. " ucap kak dhirga cemas.

Saat sampai dirumah sakit, Kahfi menelpon teman-temannya Dhifa dengan menggunakan ponsel Dhifa. Teman-temannya yang khawatir segera ke rumah sakit dengan mengajak Rey.

"Gimana kak? udah ada kabar, " ujar Embun.

"Ceritanya gimana sih kak?" ujar Ratih.

"Udah-udah kak Dhirga ntar pusing," jawab Rey.

Kahfi dari tadi hanya diam,
termenung dengan doa yang ia lantunkan dalam hatinya. Ia tak mau Dhifa sakit, ataupun terluka karena satu hal yang pasti, Kahfi menyayanginya.

Lalu Dokter keluar dari Ruangan UGD.

"Keluarga pasien?" ucap dokter.

"Iya saya kakak nya. " ucap kak Dhirga.

"Adik Anda mengalami benturan keras dikakinya, selama beberapa hari kedepan ia harus memakai kursi roda. Dan kakinya akan kami gips untuk sementara. " ucap Dokter.

Dhirga malah merasa bersalah karena tak bisa menjaga Adiknya.

"Jika ingin menjenguk Pasien jangan terlalu ramai yah, karena pasien belum sadar. "

Hijrah ku, membawa aku pulang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang