Keegoisan

155 25 5
                                    

'Jika memang begitu, jangan memperjelasnya, hal itu akan membuat ku semakin sakit'
-Aera

Pagi ini, Jimin sedang mengerjakan berkas-berkasnya di ruang kerjanya. Selain tampan, Jimin merupakan seorang pemuda yang sukses di usianya yang terbilang masih belum berpengalaman dalam dunia pekerjaan. Ia memiliki sebuah perusahaan dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Tidak heran jika banyak yang jatuh hati pada Jimin.

Sayangnya, Jimin bukanlah orang yang mudah membuka hatinya. Jimin termasuk pria yang sangat tertutup tentang masalah pribadinya, terutama soal hati. Ia akan lebih baik diam daripada harus mengatakannya pada orang lain. Hingga suatu hari, Jimin jatuh hati pada seorang gadis yang membuatnya luluh. Gadis itu bernama Park Na Young.

Jimin jatuh hati pada Na Young saat pertama kali mereka bertemu disebuah tempat olahraga. Saat itu, Jimin sedang bermain golf. Dan saat itu pula ia terpukau dengan keahlian Na Young memukul bolanya hingga masuk tepat ke lubangnya. Dari sanalah, benih-benih cinta tumbuh di antara mereka.

Tidak lama kemudian, handphone Jimin bergetar. Dengan segera Jimin membuka handphonenya, yang ternyata ada pesan masuk dari kekasihnya, Na Young.


Sayang, bisa jemput aku sekarang? Aku ingin pergi ke mall, temani aku. Aku menunggumu.
-Na Young

Jimin menghela nafasnya panjang. Ia sedang sibuk sekarang dan kekasihnya memintanya untuk menemaninya. Dengan berat hati Jimin meninggalkan pekerjaanya, lalu menjemput Na Young.

Perlu diketahui, Jimin sangat menyayangi Na Young. Apapun yang ia minta akan Jimin beri. Hingga nyonya Park melarang Jimin untuk tidak memanjakan kekasihnya. Tetapi, Jimin tidak peduli. Ia hanya ingin Na Young bahagia saat bersamanya. Benar kata orang, cinta itu buta. Dan Jimin adalah salah satu bukti nyata.

Jimin telah sampai di rumah Na Young. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju mall. Tidak ada percakapan di antara mereka. Jimin sejak tadi merasa gelisah. Ia terus memikirkan perjodohannya. Apakah sebaiknya ia katakan atau tidak? Jika ia katakan, Na Young pasti akan kecewa. Dan jika tidak ia katakan, nyonya Park akan murka. Jimin memukul setirnya, ia benar-benar bingung. Tentu saja hal ini mengejutkan Na Young.

"Jimin, kau mengejutkanku. Ada apa?" tanya Na Young sambil mengusap dadanya. Jimin menepikan mobilnya kemudian berhenti. Jimin menatap Na Young sendu. Ia terus membayangkan wajah cantik Na Young dibanjiri dengan air mata. Jimin takut Na Young melakukan hal yang berbahaya.

Jimin menangkup wajah Na Young dengan sebelah tangannya. Kemudian mengelus pipi Na Young dengan lembut.

"Ada apa, Jimin?" tanya Na Young sekali lagi. Ia bingung dengan sikap Jimin yang benar-benar aneh pagi ini.

Jimin tersenyum sambil terus mengusap pipi Na Young dengan lembut. "Perlu kau tahu, aku menyayangimu" ucap Jimin dengan gamblang. Na Young yang diperlakukan seperti itu cukup terkejut.

"Kau hanya ingin mengatakan hal itu hingga menepi Jimin? Aku tahu itu, aku juga menyayangimu" jawab Na Young yang memegang punggung tangan Jimin. Na Young memejamkan matanya, menikmati setiap usapan dari Jimin. Sangat nyaman, itu yang Na Young rasakan. Jimin melepaskan tangkupannya dan kembali mengendalikan kemudi.

Mereka telah sampai di mall. Na Young sangat bahagia. Ia berbelanja membeli ini dan itu, dan tentu saja memakai uang Jimin. Jimin tidak tega melihatnya menghabiskan uangnya sendiri. Yang Jimin inginkan sekali lagi, Na Young bahagia bersamanya.

Autumn LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang