So sick

184 16 2
                                    

"Mengapa kau terus muncul di hadapanku? Bahkan saat aku memikirkanmu" -Aera

Pagi ini, rumah Eun Kyung telah ramai karena suara Aera. Aera datang sepagi ini hanya untuk menceritakan apa yang terjadi padanya. Bagaimana ia dipertemukan kembali dengan Taehyung, seseorang yang selalu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Saat ini, di dalam kamar hangat Eun Kyung, Aera sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Eun Kyung, apa yang harus aku lakukan?" tanya Aera sambil menenggelamkan wajahnya di bantal.

"Menurutku, kau harus mendengarkan penjelasannya dulu. Mungkin saja—"

"Apa yang harus dijelaskan? Semua sudah jelas, dia datang dan pergi seenaknya saja. Apa dia tak pernah berpikir bagaimana perasaanku?"

Eun Kyung, menghela napasnya panjang. Aera terlalu keras kepala.

"Eun Kyung-ah, kumohon jangan beritahu dia apapun tentang diriku. Kumohon"

Eun Kyung mengangguk, ia selalu berpikir berapa rumit kisah sahabatnya. Melihat Aera saja membuatnya sesak, bagaimana jika ia sendiri yang mengalami situasi seperti ini? Pingsan setiap saat, mungkin.

"Baiklah, kita harus ke kampus saat ini juga!"

🍁🍁🍁

Pagi yang berembun, tak mengusik tidur seorang pria berdarah Korea-Prancis ini. Ia masih bergelung dalam selimut tebalnya, seperti enggan untuk meninggalkan tempat terhangat nya. Wajar saja, hari ini adalah hari dimana ia bisa bersenang-senang kembali di tempat kelahirannya, Seoul. Pekerjaannya di Amerika membuatnya hampir tak pernah menyentuh tanah Seoul. Ia selalu bepergian ke berbagai tempat demi pekerjaannya.

Sejak hari itu, hari dimana ia harus melepaskan cintanya demi cita-citanya dan demi pesan orang tuanya. Menjadi seorang model terkenal, membuatnya kehilangan cintanya. Cinta satu-satunya, yang tak pernah ia lupakan sejak hari itu. Hanya ia yang selalu mengisi hati pria itu. Seorang model kelas atas yang telah dinobatkan sebagai pria tertampan nomor satu di dunia, Kim Taehyung.

Taehyung terbangun saat suara alarm ponsel, menginterupsinya. Seolah-olah mengusik kenyamanan Taehyung, pagi ini. Ia melempar asal ponselnya, agar alarm itu berhenti. Setelahnya kembali terbangun.

"Ponsel mahalku" ucapnya sambil memungut ponselnya yang tergeletak di lantai keramik kamarnya.

Kemudian, ia menatap sekitar ruangan kamarnya. Masih tetap sama, sejak ia pergi hari itu. Tidak pernah berubah, baik bentuk, aroma, warna, maupun kenangan di dalamnya. Kenangan dimana ia kembali mencintai sosok Aera untuk kesekian kalinya.

Ia menatap karpet berbulu yang ada di depannya. Menatapnya lama, kembali bernostalgia. Di sana, tempat dimana Taetae dan Ara kecil bermain, menggambar sesuatu yang mereka lihat hari itu, dan menceritakan kisah mereka di sekolah.

"Ara sedang apa?" tanya seorang anak kecil laki-laki yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Taetae, lihat ini!" ucapnya sambil menunjukkan karyanya pada anak laki-laki itu.

"Apa itu?"

"Taetae tidak tahu?" Taehyung menggeleng.

"Ara baru saja melihat kucing kecil yang kesepian di dalam kotak"

"Lalu?"

"Ara ingin mengambilnya, tapi kata nenek yang lewat di sana jangan diambil. Nanti, ibu kucing merasa kehilangan"

Taehyung mengangguk mengerti. Setelahnya kembali menatap gambar yang dibuat Aera kecil.

"Ara sudah memberikannya nama! Apa Taetae mau tahu?" tanyanya dengan semangat.

Autumn LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang