Ninth • Reasons Why

2.5K 453 27
                                    




📻









"Di mana kau semalam?" tanya Haechan pada Jaemin saat mereka makan siang di refectory. "Dan bagaimana soal taruhannya? Sepertinya kau melupakan soal itu," lanjutnya sedikit sinis.


"Bukan urusanmu aku ada di mana semalam dan tentang taruhan itu, bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak mau melanjutkannya?" jawab Jaemin dengan ekspresi masam.


Haechan mencibir kesal. "Biar kutebak. Pertama-tama, semalam kau bersama Choi Jisu, 'kan? Ibumu meneleponku berkali-kali, sialan! Dan yang kedua... kau itu seorang pengecut, Na Jaemin!"


"Mum seharusnya mengkhawatirkan dirinya sendiri," balas Jaemin seraya melemparkan botol jus kosong ke tempat sampah, tetapi tidak tepat sasaran dan berakhir tergeletak pasrah di lantai.


Mendecakkan lidahnya kesal, Jaemin bangkit dari tempat duduknya untuk mengambil botol itu, tetapi dia berhenti ketika seseorang sudah berdiri di depannya, tersenyum dengan lebar.


"Sunbae ~"


"Fuck," gumam Jaemin lirih.


"God, not again," bisik Haechan.


"Heejin, apa ya—"


"Sunbae! Bisakah aku duduk di sini?" tanya Heejin riang seraya duduk manis di kursi yang tadinya ditempati Jaemin, bahkan sebelum Jaemin dan Haechan mengiyakan pertanyaannya.


Gadis itu tetap memasang ekspresi riangnya meskipun dihujani oleh tatapan menghujat dari Haechan. Malah dia dengan riang membuka bungkusan pocky seraya menikmatinya dengan santai.


"Sunbae mau?" tawarnya pada Jaemin sembari menyodorkan sebatang pocky cokelat.


Jaemin hanya tersenyum datar sebagai respon seraya menjauhkan tangan Heejin dari depan wajahnya.


"Eh? Tidak mau? Okay..." Kemudian Heejin mengalihkan tatapannya kepada Haechan. "Channie Sunbae, mau?"


"Tidak, terima kasih." Haechan mengerling pada Jaemin lalu kembali menatap Heejin. "Anyway, mau apa kau ke sini?" tanyanya to the point.


Terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Haechan, Heejin malah mengaitkan tangannya ke lengan Jaemin dan menempelkan kepalanya bahu tegap Kakak Kelasnya itu, lalu mengerjap manja.


"Ya! Jeon Heejin! Aku bertanya kepadamu!" bentak Haechan sambil menudingkan garpu plastiknya ke wajah Heejin.


Heejin mengerucutkan bibirnya dengan lucu. "Kenapa Sunbae marah? Aku hanya ingin bersama Jaemin Sunbae, apa itu sal—"


"Salah!"


Jaemin dan Haechan saling bertukar tatap; saling memastikan bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan itu.


Lalu siapa?


"Maaf mengganggu sebentar, Heejin-ah, Haechannie. Tetapi bisakah aku meminjam Jaemin sebentar?"


Jaemin mendongak, tatapannya langsung bertemu dengan kedua lengkungan sempurna di mata Jeno; si Penyela.


"Uhm... ada apa Jeno Sunbae? Kenapa membawa Jaemin Sunbae pergi?" rengek Heejin.


Kerutan kekesalan berdenyut di dahi Haechan; melihat bagaimana dua orang di hadapannya kini tengah saling melemparkan tatapan seperti dua ekor kucing yang akan bertengkar.


10 Reasons to Hate You || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang