📻
Setelah melalui malam yang cukup menegangkan di rumah Renjun; mereka tidak berhenti bertengkar hanya karena masalah sepele, pagi ini Jaemin memutuskan untuk membeli kopi di kedai langganannya bersama sahabatnya itu.
Dia amat sangat membutuhkan minuman pahit itu untuk memulihkan energi serta kewarasannya.
Saat ini, mereka menikmati early brunch di salah satu café di kawasan Ewhayeodae-gil. Café ini selalu ramai setiap harinya. Jelas ini bukan café yang tepat untuk mencari ketenangan karena ada banyak siswa yang belajar karena café ini berada di kawasan beberapa sekolah menengah ke atas dan juga universitas negeri. Untungnya, pada liburan musim panas seperti ini, café ini tampak lebih sepi dari biasanya.
Setelah beberapa saat mengantri, tibalah giliran mereka untuk memesan.
"Selamat pagi." Seorang pegawai pria menyambut mereka dengan senyum yang cerah.
Renjun balas tersenyum sementara Jaemin tengah mengalihkan atensinya kepada jajaran pastries hangat di dalam etalase kaca.
"Cinnamon dolce latte dan bagel bites," pesan Renjun seraya bergeser agar Jaemin bisa memesan.
"Tuna puff, re-heated." Jaemin menjeda untuk mengeluarkan dompetnya. "Iced americano... venti, on the rocks, dan empat additional shots," lanjutnya dengan ekspresi datar.
Pegawai pria itu tertegun sampai ia menghentikan gerakan tangannya yang tengah mencatat pesanan.
"Permisi... uhm... untuk ukuran venti sudah terdapat empat shots. Jika Anda memesan empat tambahan lagi... itu pasti terasa sangat pah—"
"Pahit. Aku tahu." Jaemin memotong kalimat Pegawai itu seraya menyerahkan kartu debitnya dengan sedikit acuh. "Just... just take my damn order, God!"
"Na Jaemin... language, please." Renjun menggelengkan kepalanya. Hal seperti ini—menegur mulut kasar Jaemin di depan umum—adalah hal biasa baginya.
Dia juga sebenarnya ingin sekali menghentikan kebiasaan sahabatnya yang mengkonsumsi racikan berbahaya itu. Tetapi Jaemin tetaplah Jaemin. Si Keras Kepala yang tidak akan pernah mau mendengar nasihat dari siapapun.
"What?" tanya Jaemin kepada Renjun dengan alis terangkat satu ke atas.
"Nothing." Renjun hanya bisa menghela nafas panjang.
"Tuna puff dan bagel bites. Mohon ditunggu sebentar untuk minumannya," ujar pegawai itu seraya mendorong tray berisi pesanan mereka dan juga mengembalikan kartu debit kepada Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Reasons to Hate You || NOMIN
Fiksi Penggemar【COMPLETED】【BAHASA】 ❝ɪ ғᴜᴄᴋɪɴɢ ʜᴀᴛᴇ ʜɪs ɢʀᴇᴇɴ ʜᴏᴏᴅɪᴇ❞ Jeno menantang Jaemin untuk membuat 10 alasan kenapa Jaemin membenci dirinya. Selamat datang di cerita kehidupan sehari-hari seorang Park Jaemin yang sulit lalu seorang Lee Jeno datang dan membua...