13. Tertinggal Hanya Luka

22 3 0
                                    

Zeena terus menangis histeris dipelukan Taqy, keduanya sama-sama tidak bisa menghentikan tangisannya disaat mengingat keadaan Zylan yang entah dimana dan bagaimana. Keduanya masih terlarut dalam kesedihan yang luar biasa.

Hingga akhirnya, Zeena tidak bisa untuk menahan dirinya lagi. Ia segera melepaskan pelukan Taqy dan segera bangkit dari duduknya.

"Aku harus pergi!" Ujar Zeena yang segera bangkit dari duduknya dan bergegas pergi.

"Tunggu Zeena! Kau mau kemana?" Ucap Taqy yang segera menarik tangan Zeena.

"Lepaskan aku, Taqy. Aku harus pergi!" Ucap Zeena seraya berusaha melepaskan genggaman Taqy ditangannya, namun Taqy justru semakin mempererat genggamannya.

"Aku tidak akan melepaskanmu. Katakan padaku, kau mau kemana? Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku ingin memastikan bahwa Zylan baik-baik saja. Aku ingin pergi menemuinya dan membawanya pulang." Ucap Zeena yang membuat Taqy menarik nafas panjang.

"Tidak semudah itu, Zeena. Pesawat yang ditumpangi Zylan mengalami ledakkan yang luar biasa. Sulit untukmu mencari Zylan. Sebaiknya kau diam disini dan menunggu kabar tentang keadaan Zylan lagi."

"Tidak, Taqy. Disana dia sedang menungguku. Dia membutuhkan pertolonganku. Dia sudah memanggilku disana." Entah kenapa tiba-tiba Zeena seakan seperti orang yang kehilangan akal, ia sudah kehilangan kendali.

"Zylan sudah memanggilmu untuk ikut mati? Begitu?!" Teriak Taqy yang mulai kesal atas sikap Zeena yang tiba-tiba menjadi keras kepala.

"Diam!" Teriak Zeena seraya melepaskan genggamannya Taqy dengan keras, membuat Taqy semakin menatapnya tajam.

"Zylan tidak mati! Dia masih hidup. Dia tidak akan pernah meninggalkanku. Kau mengerti?" Ucap Zeena yang menatap Taqy lebih tajam lagi.

"Zeena, aku mohon padamu. Berhentilah bersikap seperti ini. Kau harus bersikap dewasa, Zeena. Jangan bersikap seperti anak kecil seperti ini."

"Terserah apa katamu, aku tidak peduli. Aku akan tetap pergi." Ucap Zeena yang kembali mencoba untuk pergi.

"Tidak, Zeena. Jangan pergi!" Ujar Taqy yang berusaha mencegah Zeena dengan mendekap tubuh Zeena erat.

"Lepaskan aku Taqy! Lepaskan aku! Lepaskan! Aku harus pergi! Zylan membutuhkan pertolonganku, Taqy. Lepaskan aku!" Teriak Zeena yang berusaha untuk lepas dari dekapan Taqy.

Taqy semakin mempererat dekapannya agar Zeena tidak pergi. Air mata bercucuran membasahi pipi Taqy disaat ia harus menghadapi Zeena yang seakan hilang akal akibat berita tentang nasib tragis yang menimpa Zylan.

Teriakan Zeena pun kini beralih kembali menjadi tangisan histeris yang menyayat hati.

"Lepaskan aku, Taqy! Aku harus pergi menemui Zylan! Dia sedang menungguku disana! Lepaskan aku! Lepaskan aku, Taqy! Hiks hiks,"

Zeena terus berontak hingga akhirnya ia pun ambruk terduduk dilantai yang membuat Taqy ikut terjatuh terduduk dilantai.

Taqy semakin mempererat pelukannya, sikap Zeena itu telah berhasil membuat hatinya semakin terluka.

"Tenanglah, Zeena. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Aku tau kau sangat terpukul atas kepergian Zylan. Tapi tolong jangan membuatku semakin lemah dengan bersikap seperti ini. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini." Ucap Taqy dengan air mata yang masih tergenang dimatanya.

"Zylan masih hidup, Taqy. Dia tidak mungkin mati! Dia masih hidup. Aku harus menolongnya. Tolong lepaskan aku! Zylan masih hidup. Dia masih hidup... Dia masih.. hidup...."

Seiring dengan kalimat terakhirnya, tubuh Zeena mulai melemas, dia mulai berhenti berontak. Dan akhirnya, ia pun jatuh pingsan dipelukan Taqy. Mendapati Zeena yang tampak tidak bergerak lagi, membuat Taqy semakin panik.

"Zeena? Ada apa denganmu? Zeena, bangunlah! Zeena!" Ucap Taqy panik seraya menepuk pipi Zeena pelan berusaha membangunkannya.

Melihat Zeena yang tampak lemas, wajahnya pun terlihat tampak pucat sekali. Dengan cepat Taqy menggendong tubuh Zeena dan membawanya masuk kedalam kamar untuk istirahat.

———

Duka Kasih JT610Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang