Tiga

3 0 0
                                    

Pak Joko pun berlalu. Akhirnya selamat juga aku dari tua-tua keladi macam dia.
"Tra, menurutmu ini gimana? Ngrokok ditempat umum kalo misal kita dapet yang pro" tanyaku
"Yaudah tinggal bilang setuju aja. Gitu aja kok repot" candanya tidak lucu
"Heh ini bukan waktunya bercanda woy. Latihan" balasku tak terima
"Yaudah biasa aja. Loe juga kerjaanya bercandaan mulu, giliran di bercandain kagak mau. Gimana sih?
"Eh denger ya Tra, gue kalo bercanda itu pas lagi longgae waktunya. Tau waktu. Gak kayak elu. Dasar" umpatku padanya.
"Udah woy. Berantem mulu. Latihan aja yok" Fahri mencoba menghentikan emak-emak yang sedang berdebat
"Kalo gak berantem namanya bukan debat Ri. Lu gimana sih?" Petra tidak mau kalah.
Kami pun mempelajari bagaimana materi dan cara penyampaian argumen hingga jam istirahat berakhir.

Pelajaran hari Senin setelah istirahat adalah pelajarannya Pak Joko. Dan aku sudah merasa malas untuk masuk ke kelas guru genit itu.
"Aku ijin ya. Sakit perut. Mau ke uks. " Ijinku pada Petra
"Kamu ijin aja sama bapaknya. 'Pak Joko sayang, aku lagi sakit nih beliin bubur dong pak' hahahahha"
Dengan refleks aku pukul pundaknya karena Petra memang sangat menyebalkan.
"Ijinin gue Tra. Males banget aku ketemu Pak Joko"
"Wani piro?"
"Tak kenalke karo kancaku SMK wes. Koe dilit maneh putus to karo Reda? Hahaha"
"Kok ngerti? Iyo e aku wes bosen karo kae. Nyebai wonge"
"Healah tobat. Po meneh aku wes jeleh mbendino tok sambati"
"Hahahaha" balasnya sambil menuju arah kelas

UKS hari ini sepi. Biasanya dijagain sama anak PMR ganteng yang disukai sama Fanda. Dia anak PMR, adek kelas. Masih kelas X. Namanya Arjuna, namanya seganteng orangnya, tapi gak tau dia playboy apa enggak. Si Fanda biasanya kalo hari Rabu suka ke uks, soalnya yang jaga ganteng. Kata Fanda, si Arjuna piketnya hari Senin sama Rabu tapi gak tau kok hari ini dia gak jaga.
Daripada aku pusing memikirkan siapa penjaganya, lebih baik aku tidur .Lumayan buat istirahat soalnya aku masih ada kegiatan latihan teater dan rapat osis sore nanti. Kegiatanku akan selesai jam 8 malam jika rapatnya tidak molor dan latihan dramanya cepet. Aku terbaring di kasur bersprei biru diuks. Memejamkan mataku dan memikirkan mengapa aku sangat membenci bu Ida. Padahal dia tidak pernah salah padaku. Bu Ida memang guru yang baik, tapi aku tidak suka pelajarannya. Matematika, pelajaran yang pernah menjatuhkanku karena nilai 3,75 saat lulus SMP. Setelah diakumulasi dengan nilai yang lainnya, nilaiku tidak cukup untuk masuk ke SMA favorit. Sejak saat itu, aku benci dengan yang namanya Matematika.
Oke sudah flashbacknya. Aku sudah memejamkan mata tapi rasanya belum ngantuk. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli susu dikantin. Setelah habis 2 gelas, aku berusaha untuk tertidur pulas.
Kedipan lampu dari kamera flash HP menyadarkan aku dari pulasnya tidurku. Kedipan itu berlangsung terus menerus hingga mataku merasa tidak enak. Nampaknya Pak Joko, guru menyebalkan yang kesepian memotretku yang sedang tidur diruang UKS.
"Astaga Bapak, untuk apa Anda memotret saya?"
"Untuk dokumentasi, karena kamu tidak masuk pelajaran saya sekaligus sebagai bukti inilah remaja yang berhasil mencuri hati dan pikiran saya"
"Saya peringatkan untuk yang kedua kalinya, mohon untuk tidak memotret saya pak."
"Loh memangnya kenapa nona cantik?" Godanya yang sangat menyebalkan
Aku berusaha bangkit dan pergi. Karena disana hanya ada aku dan Pak Joko, aku tidak mau ada kejanggalan dan gosip yang terus bersliweran di telingaku.
"Minggir pak, saya mau masuk kelas. Bapak jadi ngajar apa engga? Ini saya mau masuk."
"Masuk ke hati saya saja ya Ren."
Aku tidak menggubris ocehanya. Bagiku beliau memang guruku, terserah apa katanya. Aku tidak peduli. Lagi pula aku hanya 3 tahun disini. Dan sekarang aku sudah kelas XI. Itu berarti aku tinggal 2 tahun berada di SMA.
Pak Joko mengikutiku dari belakang. Hal itu membuatku risih dan tidak nyaman. Kami dipandangi oleh beberapa siswa yang duduk diluar dan beberapa bapak ibu guru yang tidak ada jam mengajar. Pak Joko benar-benar menyebalkan. Mengapa dia yang harus menggantikan guru favoritku, Pak Januar karena pindah sekolah.
Dihari Senin yang malang ini, aku pun mengikuti pelajaran Pak Joko siang ini. Pembelajaran diawali dengan penjelasan dan di berikan penjelasan lebih lanjut di whiteboarad. Dan kejadian menyebalkan terjadi lagi.
"Rena, tolong kesini. Hapuskan tulisan dipapan tulis"
"Maaf pak, saya gak piket di hari Senin"
"Kamu itu piket terus saat pelajaran saya. Ayo sekarang di hapus"
Dengan terpaksa aku menghapus tulisan di whiteboarad daripada ada kejadian yang lebih menyebalkan.

Indah Pada MasanyaWhere stories live. Discover now