Pelajaran di akhiri dengan bel istirahat kedua. Akhirnya aku keluar juga dari neraka. Nah seperi biasanya, aku akan bermain kucing-kucingan bersama guru agamaku karena beliau sangat rajin untuk menyisiri siswa yang tidak pernah sholat Dzuhur. Beruntung kali ini, aku sedang libur, jadi ada alasan untuk aku enggak sholat. Hahahah. Dan tibalah malaikat maut dari kelas rombel IPA menuju rombel IPS.
"Sholat--sholat, ayo sholat" teriaknya sangat semangat
Aku akui, dia memang calon penghuni akhirat yang akan menempati surga, semoga saja dia akan mengajakku wkwkwk.
"Rena cs ayo sholat"
"Nama saya Renanningtyas Wijoyoatmojo Bu" jawabku tak terima disebut Rena cs
"Ya kamu itu sholat sana sama temen-temenmu ini"
"Mohon maaf bu Desta, saya sedang libur. Kalo ibu tidak percaya saya bisa menujukkan kalo ibu mau sih, kalo gak mau ya gapapa"
"Hahahahhahaha" temanku menyeruku
"Sana fan, tra, zul. Sholat sana. Keburu di sholatin kalian hahaha" perintahku pada mereka
"Enak aja lu Ren, gue masih doyan nasi gini masa mau disholatin" gebrak Izul tak terima
"Yaudah makanya sholat. Biar kalian selamat dunia akhirat. Udah sana sholat. Gue mau makan sama ..."
"Sama Pak Joko hahahahha" balas Fanda sambil berlari
"Somplak lu. Awas nanti dikelas"Akhirnya mereka sholat berjamaah beriringan dengan Bu Desta dan anak-anak yang lain. Aku pergi ke kantin bersama Victor, teman osisku yang dia tidak menunaikan sholat wajib.
"Gak sholat Ren?"
"Libur Vic, gak boleh sama Tuhan"
"Oh gitu ya. Lu mau pesen apa?"
"Soto aja"
"Dari pagi makan soto enggak bosen Ren?"
"Enggaklah. Kalo udah favorit mah gapernah bosen hahahha"
Kami pun melahap makanan yang telah dipesan olehnya. Aku oesan soto dadan dia pesan mie rebus pake telor.
"Habis ini ke ruang osis ya"
"Mau ngapain Vic, aku ada kelas. Ada pembahasan buat film kelas"
"Oh anak IPS bikin film juga toh"
"Weh bukannya IPA juga bikin ya?"
"Enggak tuh" balasnya
"Liat aja besok guru Seni Budaya pasti ngasih tugas film. Gurumu siapa sih?"
"Bu Citra."
"Oh iya beda. Gue Pak Laksmono."Akhirnya bel masuk berbunyi. Aku masuk kelas karena Seni Budaya hari ini tidak mengambar, jadi aku masuk hahaha. Aku benci dengan pelajaran gambar. Bagiku itu adalah mata pelajaran paling susah dan lebih susah daripada matematika. Palingan kalo disuruh gambar mending aku nyuruh si Tegar, nanti aku tinggal ngasih rokok sama soto tugasku beres.
"Selamat siang semuanya"
"Iya pak saya juga tahu kalo ini siang" batinku
Pak Laksmono menanyakan proyek film sudah sampai mana dan dengan lantang ku jawab "gak ada pembahasan pak"
"Loh kamu ini gimana, pimpro kok gak gerakin"
"Iya pak maaf. Kami belum waktu untuk membahasanya. Kami akan membahas hari Pak"
"Oke" jawab guru Seni Budaya yang sangat fleksibel dan enjoy itu
Pembahasan mengenai project film kelas pun berlangsung seru. Semua beradu argumen. Ada yang memilih tema cinta, ada yang persahabatan dan ada yang sangat melenceng percintaan siswa dengan guru.
"Pak mau usul, kalo temanya cinta pendidikan gimana pak?" Denta memulai
"Oke bagus itu" tanggap pak Mono
"Gini pak. Kalo siswa pacaran sama guru kan namanya cinta pendidikan pak. Kayak Rena sama Pak Joko"
"Hahahhahha" seluruh isi kelas tertawa lepas
"Sudah..sudah. Sebenarnya saya juga pengen tahu, apa yang terjadi antara kamu dengan Pak Joko?" Pak Mono mengajukan pertanyaan dan dan menunjuk ke arahku.
Tentu saja aku tidak menanggapi apalagi merespon pertanyaannya. Aku tahu antara Pak Joko dan Pak Mono mereka adalah teman dekat, hal itu dibuktikan mereka sering merokok bareng di belakang parkiran sekolah. Lagi pula aku juga tidak peduli mereka itu saudara atau sahabat. Itu bukan urusanku.
YOU ARE READING
Indah Pada Masanya
Teen FictionCerita remaja SMA dengan segala kekonyolan dan kisah cinta abu-abunya