Lima

0 0 0
                                    

Hari demi hari terus berganti, tibalah aku untuk mengikuti lomba debat di salah satu Kabupaten di Jogja. Ini juga menjadi awal pertemuanku dengan Yovan, seseorang yang berhasil mencuri hatiku menjadi pacar pertamaku saat usiaku 17 tahun.
Aku dan timku didampingi bu Dinda, guru Bahasa Indonesia di SMA. Perjalanan kami dari sekolah kurang lebih 1jam dan aku malah tertidur pulas di bus sekolah.
"Na Rena bangun. Udah sampai di SMK ini." Petra menyebalkan
"Hah? SMK? Kok ke SMK?"
"Makanya kalo mau lomba itu di baca panduannya."

Kami pun tiba di SMK tersebut dan disambut ramah oleh panitia penyelenggara. Kami pun mencari LO yang selanjutnya akan mendampingi kami selama lomba berlangsung.
Seorang laki-laki bertubuh tinggi, gagah, putih melambai ke arah rombongan kami. Dipapan nama yang ia bawa tertulis SMA Putra Bangsa yang merupakan nama sekolahku. Dia melambai ke arah kami. Kami pun mendatanginya.
"Halo dari SMA Putra Bangsa ya? Saya Yovan. Yovanindo Narendra Jatayu" dia memperkenalkan diri.
"Halo nak. Iya benar kami dari SMA Putra Bangsa" balas bu Dinda ramah
Kami pun saling berkenalan dan berjabat tangan.  Kami diantar menuju ruang pertemuan. Melewati koridoe sekolah yang asri nan sejuk, ah sekolah disini rasanya sangat nyaman. Kami pun sampai di ruang pertemuan dan diakhiri dengan pembagian ruang per sesinya.
"Eh sombong amat. Kamu SMP 1 kan dulu?" Tanya Yovan LO yang menurutku sok kenal.
"Iya. Lah kamu siapa?"
"Oh iya aku engga famous kayak kamu. Kita pernah satu kepanitiaan pas Clasmeeting. Ingat gak?"
"Oh kamu anak regilar. Aku lupa kelasmu apa. Maaf"
"Hehehe gapapa. Iya aku dulu 8 C. Kamu sekelas sama Dandi kan? Dia temen SD ku"
"Eh iya hehe" balasku singkat karena aku tidak pernah mengenal dia itu siapa.
"Habis ini kemana?" Tambahku
"Nanti ke ruangan dulu buat sesi pertama. Eh aku boleh minta pin BBM mu? Nanti aku share jadwalnya ke BBM mu"
"Ini" sambil aku memberikan barcode di handphoneku
"Oke. Acc ya"

Kami menuju kelas sesi pertama. Undian memutuskan bahwa kami menjadi tim kontra terhadap permasalahan pengelolaan limbah untuk dijadikan sebagai kolam ikan.
Bagiku ini mudah saja. Katakan saja tidak setuju. Selesai hahahaha.
"Ini bagianku. IPA ada kajiannya nih tentang pencemaran." Fahri memulai
"Halah gue juga bisa" Petra tidak mau kalah
"Mari berkolaborasi kawan" kataku pada mereka

Kami telah menyelesaikan sesi pertama hingga tiba saatnya sesi istirahat. Kami bersama Yovan menuju ruang pertemuan pagi tadi.
"Gimana? Lancar?" Tanyanya penuh ingin rasa tahu padaku
"Biasa aja"
"Jadi cewek cuek amat"
"Yov, habis ini ngapain? Katanya mau share jadwalnya ke BBM. Gue tunggu gak ada"
"Eh sorry Ren, kelupaan. Tadi bercandaan sama anak osis mulu hehe"

Kami mengikuti semua kegiatan dengan lancar. Materi debat yang disajikan kami dapat menyelesaikannya. Akhirnya akhir dari lomba debat antar SMA sederajat diakhiri dengan pengumuman kejuaraan. Sayang sekali, kami hanya memperoleh Juara 3. Kami kalah dari SMA 1 dan SMA 8. Tidak apa toh kami sudah berusaha semaksimal mungkin.
Sesampainya disekolah, bukan pemandangan indah yang aku lihat, melainkan Bu Ida dan anaknya yang ada di depan sekolah.
"Wusss Rena, keren kamu Nak. Juara berapa?" Tanyanya penuh antusias
"Apasih biasa aja"
"Sombong amat sih lu Ren. Maaf nih buk, anaknya belom makan, jadi rada soak gitu" balas Petra
"Lu apaan sih Tra. Udah gue duluan. Ada urusan sama kesiswaan. Nih trophy bawa! Awas kalo jatuh, elu yang gue pajang di lemari sekolah"
"Galak amat sih. Kayak macan habis bertelur"
"Eh macan melahirkan cuy?" Fahri menambahkan
"Apasi gue cuma bercanda aja"
Aku meninggalkan mereka didepan lobby. Mataku terlalu sebal memandang Bu Ida. Sebal jika aku mengingat bagaimana dia memperlakukanku sebagai murid. Aku menuju ruang Kesiswaan, masih ada urusan tentang rencana HUT sekolah kedepannya. Sayang sekali, Pak Bani, waka Kesiswaan tidak ada di ruangan. Aku memutuskan untuk kembali ke depan lagi daripada aku harus masuk kelas.
"Bolak balik kayak setrika lu"
"Gue balik baru sekali Tra."
"Selamat ya Rena. Ibu bangga sama kamu. Ternyata kamu hebat. Keren lo bisa juara debat. Selamat ya. Kata Bu Ida sambil mengulurkan tangan ingin menjabat tanganku.
"Makasih" aku tidak membalas uluran jabat tangannya.
"Kalian mau disini terus? Gazebo aja kuy?" Aku mengajak mereka pergi
"Gak. Kalian aja. Aku ada kelas Biologi" Fahri tidak mengiyakan
"Ayok Ren. Gazebo aja. Fanda bilang kelasnya kosong. Mari bu Ida, kami duluan ya"
"Iya Nak."

Indah Pada MasanyaWhere stories live. Discover now