7. Hilih

25 2 0
                                    


Ketiganya sudah gak bau keringat. Setelah sesi curhat Rinsha di tempat Gym keluarga Andin, Jeha mengajak ketiganya mandi. Setelahnya berakhir mengacak-acak kamar Andin kini.

Karna Andin suka warna orange, maka terjadilah ruangan bernuansa orange. Disalah satu sisi temboknya terdapat gambar laut di pagi hari, yang mana matahari masih malu-malu untuk keluar.

Awalnya Jeha mengira kalau itu senja, Dena dan Rinsha juga sama. Tapi Andin ngotot kalau itu fajar, karna Andin gak suka senja. Katanya senja itu menyedihkan, Andin benci sedih.

Sapa juga yang suka sedih sih anying!

Di berbagai tempat ada polaroid menggantung dengan foto Andin dan temannya, Andin dan sepupunya, Andin dan pacar. Tapi kebanyakan foto Andin sendiri.

Pokoknya kamar Andin tmblrish banget, jangan heran kenapa Jeha, Rinsha, Dena dan Andin memiliki spot foto sama yang mereka upload di instagram masing-masing.

"Gua mau curhat juga boleh gak?" Ujar Dena.

Keempatnya kini sedang memakai masker dan rebahan kayak pepes pindang, kakinya diangkat ketembok semua sambil scroll sosial media masing-masing.

"Napa Na? Galau ya si Hito minta cariin gebetan diluar fakultas??" Tanya Jeha, meski mulutnya tak terbuka lebar-lebar akibat masker.

"Gua sama Hito tuh bisa disebut friendzone gak sih?" Dena hampir frustasi waktu tanya gitu.

Andin mengangkat bahunya, males mikir.

"Gatau Na gak paham gua yang gitu-gituan" tutur Rinsha. "Gua sih mikirnya kalau friendzone itu sama-sama suka, tapi terlalu nyaman dilingkar pertemanan. Jadi gak ada yang berani jujur gitu lah gak paham gua"

"Nah masalahnya ini sama-sama suka, apa Dena sendirian yang suka Hito" celetuk Jeha lagi-lagi.

Dena mendesah, kayak yang masalah hidup berat banget padahal cuma karna Hilman Keanu Darmanto.

"Pancing aja sih Na lu tanya apa kek gitu" usul Andin.

"Gua takutnya dia gak nyaman gitu terus gua dijauhin" kata Dena melas banget buat Jeha pengen menghujat aja.

"Yaudahlah senyaman lu aja dah"

"Je, gua deket dia juga gak nyaman sebenernya. Apalagi dia tuh suka gitu ngiketin rambut gua kalo pas berantakan, abisnya di puk-puk kepala guanya. Ya bener sih kata Rinsha, namanya cewek baperan di puk-puk kepalanya malah yang berantakan hatinya"

Kini Jeha yang menghela napas, menggantikan Dena tadi.

"Ngapa lo yang lelah nyet??" Tanya Andin gemas.

"Ribet amat jadi cewek!! Untung gua gak suka cewek" celetuk Jeha lagi.

Rinsha mengulum bibir, kalau dipikir-pikir semua temannya ini gak ada yang jelas hidupnya. Pantas saja Rinsha betah temenan sama mereka, soalnya sama-sama gak jelas.

"Terus gua suka dianterin pulang gitu sama Hito"

"Iya paham kalo yang itu" ujar Rinsha.

"Tapi tiap pulang pasti ngobrolnya gak jauh dari dia yang kesepian karna menjomblo" Dena berdecak setelah mengungkapkan itu.

"NAH!!!!"

"APASIH ANDING KAGET GUA KAMPRET!" Protes Jeha yang emang beneran kaget mendengar Andin berseru.

Andin malah ketawa sambil cengengesan, gak lupa kata maaf yang ia lontarkan.

"Apa teriak-teriak?" Tanya Rinsha menengahi antara Jeha dan Andin.

"Itu ngode kali sebenernya dia mau sama lo. Dia sebenarnya mau bilang kalau dia suka sama lo gitu kali" jelas Andin.

"Kali ya?" Rinsha membeo.

"Emang lu pas digituin responnya gimana?"

"Gua bilang 'hilih' doang sih"

"Yak ambrukkk oleng Princess punya temen goblok semua"

Semuanya udah gak bisa nahan buat ngacak-ngacak muka Jeha.

---------
Emang beneran ya cewek? Yang di puk-puk kepalanya yang berantakan hatinya? Gapaham lah gua : )

Adore UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang