Jika cinta itu kata orang fitrah, kenapa sebagian dari mereka sering kali merasa salah jatuh cinta?
****
Seorang gadis bermata sipit, berkulit putih, rambutnya hitam panjang sedikit mengombak, tubuhnya langsing yang memiliki tinggi 169 cm tersebut nampak duduk di motor matic miliknya yang terparkir di depan supermarket dekat jalan raya.
"Kyra!"
Merasa terpanggil, gadis itu menoleh. Tak jauh dari sini, seorang gadis berjilbab yang meneriaki namanya tadi berjalan cepat menghampirinya dengan senyuman.
Kyra adalah nama gadis itu, tepatnya Kyra Zeline. Orangtuanya memberikan nama itu karena mereka berharap agar dia bisa menjadi wanita terhomat penghuni surga. Dia juga berharap begitu sih, meski mungkin tidak.
"Lihat langit yang super cerah gini, rambutmu kelihatan bagus aja."
Gadis yang bernama Kyra itu tersentak kaget mendengar perkataan gadis berjilbab tadi. Perkataan itu terdengar bukan untuk memuji tapi lebih tepatnya menyindir dirinya yang tak memakai jilbab sebagai penutup kepala seperti gadis itu. Dia hanya bisa diam tersenyum dengan canggung.
"Astaghfirullah, apa sih aku. Gak usah dimasukkin hati ya Kyra, aku bercanda kok." serunya sembari tertawa pelan.
Kyra masih tersenyum canggung. Dalam hati dia bertanya, apa seorang wanita yang mengaku beragama islam terlihat tidak baik bila dirinya tak memakai pakaian yang menutup aurat?
Kyra mengaku dirinya tau jawabannya, islam memang memerintahkan bagi seorang wanita untuk menutup aurat. Tapi kenapa mereka yang menutup aurat terkadang mendapat julukan teroris?
"Tapi, kamu emang cantik kalau pakai jilbab Ky, kaya dulu pas SMA."
Namanya Noureen Mikayla, sahabat Kyra di SMA sejak pertama kali mereka masih MOS. Dia cantik, manis, kulitnya kuning langsat dan pintar juga baik. Secara agama, Mika termasuk orang yang ada pada kategori alim dan taat. Dan Kyra suka berteman dengan Mika karena mereka memiliki hobi yang sama. Menulis dan membaca novel, itulah hobi mereka.
"Dari TK juga aku sekolahnya pakai jilbab kok." jawab Kyra.
Mika tersenyum tipis. Sahabatnya itu memang kalau sekolah pakai jilbab tapi kalau sudah di rumah sangat jarang pakai jilbab. Meski begitu Mika tau hati Kyra baik. Namun sekarang hatinya masih tertutup bayang hitam dan Mika percaya cepat atau lambat Kyra bisa berubah lebih baik.
"Ke stadion yuk, Ky." ajak Mika.
"Ngapain?"
"Lagi ada bazar sekarang, lumayan lah daripada kita gabut, ya kan?"
"Berdua doang gitu?"
"Ngarep sama Kak Chanyeol, ya?"
Kyra mencebikkan bibir, menatap Mika yang tengah berusaha mengodanya dengan jengah. Kak Chanyeol adalah panggilan mereka untuk seseorang yang Kyra sebut Fajar.
Panggilan itu berasal dari Kyra sendiri. Seringnya Mikha memanggil dengan sebutan kakak. Bisa dibilang semua berawal dari kagum sampai akhirnya menjadi kakak/adik tak teranggap.
"Kamu cemburu?" Kyra balik menggoda Mika.
Meskipun kenyataannya sekarang Kyra yang menyukainya, tapi dulu sebelum Kyra, Mika yang lebih dulu menyukai dia. Hal yang sempat membuat Kyra jadi membencinya karena Mika yang terus-menerus menyebut namanya itu.
Sebuah ketidaksengajaan yang memancing emosi Kyra. Apalagi namanya dia sama persis dengan seseorang yang Kyra benci pada masa putih biru dongkernya. Seseorang yang dulu Kyra sukai tapi sayangnya dia selalu mempermalukan Kyra di hadapan semua orang. Kyra jadi membencinya dan rasa benci Kyra itu menyalur pada dia yang tak tahu apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
Spiritual_ Teenfiction - Spiritual - Romance Ini adalah catatan dariku yang menyebut dirinya Jingga, untuk kamu yang ku sebut Fajar. Aku mencintaimu, tapi aku tak bisa melakukan apapun selain hanya melafadzkan namamu pada-Nya. Hanya itu. Terkadang aku bingun...