⏭ Epilog ⏭

2.2K 302 62
                                    

⌛️2019

"Aaah!!" teriak Hangyul hampir tersandung.

Sreet...

Dua lengan melingkar erat pada pinggangnya. Wajahnya bertubrukan dengan dada lelaki itu.

"Mangkanya gue bilang juga pelan-pelan. Gak usah buru-buru, kan ada gue?"

Senyum cerah lelaki dihadapannya sangatlah menular. Hangyul kembali bangkit berdiri, tangan kanannya berpegang lebih erat pada tongkat kruk dan tangan kirinya digenggam lelaki bermarga Cho tersebut.

"It's okay. Come on, baby steps aja Gyul."

Hangyul melangkahkan kaki kanan dan kirinya bergantian dengan perlahan. Otot tendon yang robek membuat betis kanannya agak nyeri, tetapi akhir-akhir ini ia merasa kondisinya membaik. Ia mengambil 3 langkah lebar sebelum bernapas lega, bersandar pada dinding dekat pintu.

"YEAAH!!! Akhirnya sampe juga!!!"

Prok! Prok! Prok!

Lelaki dihadapannya bertepuk tangan heboh. Hangyul terkekeh lembut melihat raut wajah lelaki itu yang terharu berlebihan.

"Kan gue bilang juga apa. Yakin sama diri sendiri, Gyul. Gue percaya lo bakal cepet pulih. Gue yakin." rambutnya diusak gemas. Hangyul menyingkirkan tangan lelaki itu dari kepalanya. Ia tidak suka poni yang sudah tertata bagus jadi berantakan lagi.

"Ih, mas! Gak usah ngacak-ngacak rambut gue bisa gak sih?" protesnya menata kembali rambut dan poni yang sempat tidak rapi.

"Abisnya lo gemesin banget. I can't help it." sebuah tangan terulur di hadapan wajah Hangyul.

Gyuuut...

"AWWW!" teriaknya agak lantang. Seungyoun mencubit pipinya kencang sampai merona merah.

"Hahaha, sakit ya? Mangkanya jangan gembul-gembul, ntar gue makin pengen gigitin pipi lo." kata-kata itu seakan mengalir seperti air dari mulut Seungyoun. Hangyul yang mendengarnya malah jadi salang tingkah.

"Hah? Gimana?"

"Eh, becanda hehe." sesaat setelah tersadar, lelaki bermarga Cho itu membalas sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh ya, mumpung udah agak lancar jalannya... gimana kalo kita balapan ke kantin? Lo udah laper kan?"

Kruyuk...

Seungyoun terkekeh. Bunyi perut Hangyul yang keroncongan seakan menuruti apa kata Seungyoun. Rasanya ia sudah bisa membaca Hangyul layaknya buku yang terbuka lebar.

Cup!

"Tuh biar gak sakit pipinya. YANG TELAT NYAMPE HARUS TRAKTIR SARAPAN 3 PORSI!" tanpa aba-aba, lelaki tersebut berlari kencang keluar.

"Eoh?" Hangyul berdiri mematung. Otaknya butuh waktu yang agak lama untuk memproses apa yang terjadi.

"Iiiiiiih, curang!! MAS UYON TUNGGUIN!!

Gelak tawa lelaki itu menggema di lorong rumah sakit. Suaranya khas, riang, dan cerah. Suara itu yang akan selalu tersimpan di benak Hangyul selamanya.

time lapse ; seungyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang