20. Terbuka

872 43 0
                                    

Pagi ini Dean berniat untuk menjenguk Rara setelah insiden kemarin. Semalam tidak ada kabar dari Rara hal itu juga membuat dirinya khawatir padanya. Namun, sebelum ia ke rumah Rara, dirinya akan berbicara dengan Mama dan Papanya.

"Ma, Pa, aku mau bicara boleh?" katanya membuat kedua orang itu mengalihkan perhatiannya pada Dean.

"Kenapa?" tanya Nadhira.

"Aku boleh pacaran?" jantung Dean berdetak lebih cepat dari biasanya saat membahas masalah seperti ini.

"Memang usahamu sudah maju?" tanya Fahmi sebelum menjawab pertanyaan sang anak.

"Distro sudah mulai berjalan dan omset setiap bulannya selalu naik. Kafe yang baru dibuka dua bulan lalu pun sudah banyak dikunjungi para konsumen." jelasnya.

"Berapa uang bersih yang kamu terima dari distro dan kafe bulan ini?" Nadhira angkat bicara.

"Kurang lebih 100 juta." Ucapan Dean barusan sontak saja membuat kedua orang tuanya tercengang. Bagaimana tidak? Anak SMA sudah bisa mengantongi uang sendiri hingga ratusan juta dari hasil usahanya sendiri. Dulu hanya diberi modal 2 juta saja oleh Fahmi, sekarang sudah mencapai ratusan juta.

"Papa tidak melarang kamu pacaran. Asalkan kamu tahu batasan-batasannya jika sedang bersama perempuan. Kamu boleh sayang padanya tapi ingat! Kalian itu hanya pacaran bukan menikah. Jangan sampai karena kamu punya uang kamu bisa seenaknya mengeluarkan uang padanya. Kamu harus tetap jadi Dean yang sederhana dan rendah hati. Ingat itu pesan Papa."

"Jangan sampai kamu menyakiti hatinya Yan, anggap dia itu Mama dan Zahira yang harus kamu jaga dan sayangi," pesan Nadhira.

"Siap Ma! Semoga aku sama Rara langgeng sampai nikah bahkan kakek nenek,"

"Oh, namanya Rara?" sejak tadi bercerita Dean tidak menyebutkan nama perempuan yang dijadikannya pacar.

"Hehe iya Ma,"

"Ma, Pa. Kalau gitu aku aku mau ke distro dulu mau cek perkembangan bulan ini sekalian mau jenguk Rara," pamit Dean.

"Yaudah hati-hati. Titip salam Mama buat Rara ya semoga cepat sembuh," ujarnya. Setelah menyalami kedua orang tuanya dirinya langsung berangkat menuju distro yang terletak di tengah kota.

Sekitar tiga puluh menit Dean menyusuri jalanan menuju distro akhirnya sampai juga. Setelah memarkirkan motor ia masuk.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, Mas Dean," sapa seorang karyawan yang sedang membereskan baju-baju.

"Gimana distro aman?" tanya Dean pada Fauzan karyawan kepercayaan Dean.

"Alhamdulillah Mas, bulan ini penjualan naik 5%. Kebanyakan sih pembeli online. Dengan kualitas barang di distro kita yang unggul dan harga yang sesuai para pelanggan banyak yang kembali untuk membeli," jelas Fauzan.

"Alhamdulillah bagus. Terus tingkatkan promosi di sosial media kita." Dean tak menyangka jika penjualan dapat meningkat setiap bulannya. Semoga ini menjadi awal kesuksesannya untuk tabungan di masa depan.

Saat sedang membahas keuangan dan hal lain mengenai distro. Pelanggan datang yang membuat pembicaraan berakhir.

"Kamu layani," perintah Dean.

"Wah Mas Farhan ternyata yang datang," sapa Fauzan yang ternyata sudah mengenal pelanggan itu.

"Iya nih. Ada produk yang baru keluar ga?" tanya Farhan.

"Ada kok Mas banyak. Yang di depan itu semuanya baru," ucap Fauzan.

"Eh Mas, ngomong-ngomong itu pacarnya ya?" tanya Fauzan yang melihat seorang perempuan datang bersama Farhan. Sekarang perempuan itu sedang berkeliling distro.

Dean and Rara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang