"Hello gaes!?" teriak Rara dari luar.
"Apaan sih lo berisik banget," kesal Nanda.
"Ululuuuu bebep acuuu," seru Lyra sambil memeluk Rara.
"Uluhhh kangenn sama Rara ya?" tanya Rara pada Lyra.
"Iyaaaa," seru Lyra. Lalu mereka pun melepaskan acara peluk-pelukan mereka.
"Eh Si Bucin mana?" tanya Rara.
"Tadi ke kamar mandi," ucap Nanda.
"Ohh...," gumam Rara.
"Eh pr matematika udah?" tanya Lyra.
"Udah dong, emangnya lo," jawab Nanda.
"Yeuuuu dasar kutil kudanil," kesal Lyra.
"Anjir ya lo!" teriak Nanda kesal.
"Bagi pr dong Ra," rayu Nanda pada Rara.
"Ambil aja di tas gue mau beli pulpen dulu ke koperasi," ucap Rara lalu pergi. Setelah pulang membeli pulpen Rara pun kembali ke kelas. Namun, saat melewati kantor tiba-tiba ada yang memanggil Rara. Ternyata itu adalah bu Sita. Beliau adalah guru kimia kelas sepuluh.
"Rara!" teriak bu Sita.
Rara POV
"Teh pulpen satu," ucap gue ke teteh penjaga koperasi.
"Yang mana?" tanya teteh koperasi.
"Yang biasa teh," kata gue. Lalu si teteh ngasih pulpen yang gue minta.
"Berapa teh?" tanya gue.
"Dua ribu lima ratus," kata si teteh terus gue ngasih uang dua ribu sama lima ratus.
Pas gue lagi jalan anggun bak princess, tiba-tiba.
"Rara!" teriak seseorang di belakang. Yang ternyata adalah Bu Sita. Gue langsung nyamperin dan nanyain ada apa.
"Iya bu?" tanya gue.
"Kebetulah kamu lewat, ibu mau minta tolong sampaikan ke teman-temanmu. Kerjakan latihan soal bab 7 di kertas selembar dikumpulkan maksimal pas istirahat pertama," jelas Bu Sita.
"Baik bu, saya permisi," pamit Rara.
"Eh Ra?! Sebentar," panggil Bu Sita.
"Eh iya ada apa bu," saut Rara.
"Itu ibu mau minta tolong sebentar, tolong panggilkan Dean anak 12 IPA 2 ya," pinta Bu Sita.
"Ouh baik bu," ucap gue.
Hadeuh balik lagi deh gumam gue. Lalu berjalan menuju ke kelas 12 IPA 2 yang berada di lorong kelas dua belas paling ujung. Di sepanjang jalan banyak kaka kelas yang sibuk dengan dunia nya sendiri. Sehingga tidak ada yang peduli dengan dirinya yang lewat wkwk.
"Permisi kak, ada Kak Dean?" tanya Rara pada salah satu kaka kelasnya yang ia ketahui bernama Wicak.
Setelah melihat ke arah gue dia tiba-tiba pergi menuju pintu. "Dean!? Ada cewe cantik nyariin lo!?"
Gila mau gue diliatin sama kaka kelas. Buru keluar dong ka. Andai gue bisa langsung pergi tanpa inget pesan dari Bu Sita.
"Apa? Siapa?" tanya Kak Dean saat sudah di depan Kak Wicak. Lalu Kak Wicak mengarahkan kepalanya ke arah gue.
"Ada apa?" tanya Kak Dean dingin. Mimpi apa gue semalem nemu cowo dingin gini.
"Itu Kak disuruh Bu Sita ke ruang guru, permisi," setelah itu gue pergi, muak liat muka kaka kelas yang ada di lorong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean and Rara
Fiksi RemajaKehidupan Rara yang seketika berubah di saat mengenal Dean. Anak broken home yang hangat namun di dalam hatinya terdapat luka yang begitu dalam.