Special Summer

Air

Enjoy!

((N) Pendek 370 kata)
(((N)) Tidak saya baca ulang)
((((N))) Jangan lupa vote dan comment)

Start

Hari ini aku akan mengikuti lomba makan ramyeon pedas, jarang-jarang ada lomba seperti ini di Vancouver. Pedas mengingatkanku kepada beruang manisku, kami terpisah begitu jauh. Status kami masih seorang kekasih, tapi aku tidak tau keberadaannya. Dia suka makanan pedas walaupun memiliki masalah pencernaan. Dasar beruang batu!

Aku duduk di meja peserta, dengan nomor urut 100 dari 256 peserta. Banyak sepertinya yang menyukai pedas. Aku bersiap-siap, membawa air minum 5 botol dan juga snack 3 buah, lumayan kalau aku masih lapar.

Ramyeon super pedas dan super banyak sudah dihidangkan, tinggal menunggu waktu untuk memulai acaranya. Aku mengambil sumpit dan bersiap mengambil ramyeon.

"Ready? 1 2 3 Go!"

Aku langsung mengambil ramyeon dengan cepat, awalnya biasa saja. Tapi tepat aku mengambil ramyeon ke sepuluh dan memakannya, itu sungguh pedas! Aku cepat-cepat meminum air. Mereka menambahkan bubuk cabai seberapa banyak sih? Aku yang doyan pedas saja malah ga kuat. Ndak kuat aku!

Mana masih banyak lagi, harap bersabar kembaran Robert Pattinson. Selamat tinggal dunia, aku akan memiliki masalah pencernaan nanti.

>>>

Lomba telah selesai, pemenangnya nomor 58, 4 baris di depanku. Nampak dia kepedasan, aku berniat hendak menghampirinya. Dia masih duduk sambil mengipas-ngipaskan tangannya agar dia tidak kepanasan.

"Air. Pedes. Sshh."

Terus begitu berulang-ulang. Aku yang tak tega melihatnya kepedasanpun menghampirinya, menyodorkan sebotol air mineral. Dia mendongak,

"Hhhaechan?"

"Mark?"

Mataku terpaku melihat kelereng hitamnya yang indah, sepertinya hari ini hari keberuntunganku. Bertemu dengan beruang manisku di acara seperti ini, dengan memberikan air mineral kepadanya karena dia kepedasan. Aku kemudian menatap botol air mineral, lalu memberikannya di genggaman tangannya.

"Sepertinya kau perlu minum bear, hati hati pencernaanmu."

>>>

Menyusuri jalanan yang penuh pohon maple, bergandengan tangan, bercanda. Itulah impianku, dan telah terwujud dengan kekasihku.

"Aku tidak menyangka kita bertemu disini, sudah 2 tahun kita terpisah."

Aku menatapnya yang sedang melihat daun maple yang gugur. Dia mendongak ke arahku.

"Iya, sudah lama sekali."

"Apakah kau sudah memiliki kekasih?"

Mata bulatnya meredup, jangan katakan kalau dia berpaling hati.

"Maaf Mark. . ."

Aku menghela nafas, dia sudah jadi milik orang lain ya.

"It's oke, itu hakmu. Karena-"

"Tapi kekasihku hanya dirimu. Mana mungkin aku menghianatimu."

Aku tersenyum lebar, lalu memeluknya, memberi kecupan di dahinya. Aku bahagia!

"Mau Beavertais?"

"Tentu saja. Mari kencan."

End