part12

15 2 4
                                    

Heyheyhey....
Amkambek
..
And enjoy ya readers:*

Natan yang dingin sudah tidak pernah lagi muncul di hadapan Melta
Ia hanya muncul di hadapan orang lain

"Tata"

spontan Melta menoleh ke sumber suara yang tidak asing baginya

"Dika?
Kok tau kelas ku?" tanya Melta

"Apasih yang ngga Dika tau tentang Melta" kekeh Dika

"Apasih" ucap Melta senyum

Dika pun duduk dekat Melta mengambil kursi asal

"Udah makan?" tanya Dika

"Udah barusan. Tapi makan bekal
Males ke kantin" jawab Melta

makan nya aja ngga biasa- batin melta

"Sekarang jadi suka bawa bekal?" Kekeh Dika

"Tapi bagus sih daripada kamu makan sembarangan. Ntar sakit kaya aku" sambung Dika

Melta hanya senyum menatap lekat Dika nya yang sudah lama sekali tidak dia lihat

Disisi lain Melta punya Natan, disisi lain Melta sangat merindukan Dika nya.

Yaampun apa gue harus ngelepas dua dua nya- batin melta miris

"Tata nanti pulang bareng aku ya"

"Kamu bawa motor?" tanya Melta

"Engga.
Nanti di jemput sih sama mang Iko, supir papa" ucap Dika menjelaskan

"Boleh deh.
Tapi emang ngga papa? Kan rumah mu ngga searah sama aku. Kasian supir papa kamu" jelas Melta

"Gapapa tata, kan aku yang minta" ucapnya seraya mengelus puncak kepala Melta

"Yaudah aku ke kelas. Kayanya bentar lagi bel masuk" sambung Dika

"Eh, kamu ke sini cuma mau ngomong itu doang?
Kamu udah makan?" tanya Melta

Dika tertawa kecil melihat ekspresi Tata nya "tadi sudah makan di kantin bareng temen" ucap nya

"Makan apa? Jangan makan sembarangan. Apalagi yang pedes. Kan kamu baru sembuh" cerocos Melta

Dika mendekat dan menempelkan jidat nya ke jidat Melta "Tata ku dari dulu gapernah ngga cerewet" gumam Dika yang masih dengan posisi sama

Heloow apa kabar jantung gue- batin melta

"Dika ihh kebiasaan" kekeh Melta yang pasti sekarang pipi nya sangat merah

"Pipi mu minta di gigit itu. Gemesin banget kaya tomat" kekeh Dika

Melta hanya mendengus "ihh yaudah sana ke kelas mu" ucap Melta

"Iyaa Tata iyaa" ucap nya yang setelah itu mencubit pipi Melta dan berlari kecil keluar kelas

"Dika dika" ucap melta yang menatap punggung Dika yang mulai menjauh keluar kelas

Complicated feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang