Bersembunyi di balik pintu jati besar, membukanya sedikit, guna memberi ruang untuk mata bisa menatapnya di sana.
Aku tak bisa menahan senyum untuk terukir setiap kali memperhatikan dia. Setiap gerakan tangannya, dan setiap deru nafasnya, seolah tidak ingin aku sia-siakan.
Tubuh tinggi dan tegapnya begitu menggoda, sehingga jantungku sama sekali tidak bisa di ajak bekerja sama.
Aku memeluk dadaku menenangkannya, Takut bila dia mendengar—dan mengalihkan perhatiannya padaku.
"Hey Won?" Aku mengerjapkan mata heran, Ternyata aku ketahuan?
"Em— I-iya Gyu? Maaf mengganggu" Aku bahkan tidak bisa bekerja sama dengan lidahku yang kelu, dan mataku tak berhenti membola melihat setiap langkahnya mendekat ke arahku.
"Sayang, kamu sudah bangun?" Bahkan pelukan hangat ini sangat nyata rasanya, Aku memeluknya membalas lebih erat, mengusapkan hidungku yang basah karena kedinginan.
"Sepertinya, Ac nya terlalu dingin Gyu" Mingyu semakin mendekapku,menyalurkan kehangatan.
"Maaf sayang, Aku lupa untuk mengecilkan pendingin tadi" Aku menikmati setiap usapan dan kecupan nya di pipiku, Wangi mint nya menyambut indera penciumanku. Dia sudah mandi.
"Kau harum" Aku menopang daguku di dadanya,mendongak menatap wajah indah dengan rahang yang tegas milik—kekasihku.
"Tentu sayang, Karena aku sudah mandi. Dan kau? Belum mandi" Hidung kami saling mengadu,menggesekkan memberi kesan rindu. Rindu padahal saat ini bertemu.
"Aku bahkan baru membuka mata, dan takut untuk mengalihkan pandanganku saat ini. Takut semuanya akan hilang hanya karena satu kedipan mata" Aku meringkuk, memeluk lututku, memandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Delusi
FanfictionAku sulit. Setiap mencoba melangkah maju, kau bahkan tak dapat aku sentuh. Aku sulit. Membayangkan kebahagiaan setelah pagi datang, Dekapan dan kasih sayang membuatku sulit. Aku sulit. Membayangkan wajahmu memudar di tengah hadirnya malam. Aku sulit...