Tidak ada lagi suntikan.
Tidak ada lagi obat-obatan pereda nyeri.
Tidak ada lagi rasa sakit.
Semua kebas.
Semua hampa.
Semua kosong.
Saat dulu aku ingin menggunakan mata ini untuk terus menatapmu.
Saat ini aku justru ingin menutup mata ini karena sudah tidak sanggup untuk menatap.
Saat dulu aku ingin kedua tangan ini menggenggammu.
Saat ini aku justru ingin melumpuhkan keduanya agar aku tak menahan genggamanmu yang lainnya.
Saat dulu aku ingin melangkahkan kaki beriringan denganmu.
Saat ini justru aku ingin berdiam diri dan melihat kepergianmu.
"Mingyu, Sudah cukup kau berkeliaran di ruang delusiku" Aku meremat kembali rambutku menahan rasa sakitnya seorang diri.
"Jika bukan kamu, biar aku yang pergi"
22 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Delusi
FanfictionAku sulit. Setiap mencoba melangkah maju, kau bahkan tak dapat aku sentuh. Aku sulit. Membayangkan kebahagiaan setelah pagi datang, Dekapan dan kasih sayang membuatku sulit. Aku sulit. Membayangkan wajahmu memudar di tengah hadirnya malam. Aku sulit...