"Hal-hal terbaik dan terindah di dunia ini tidak bisa dilihat atau disentuh. Semua itu harus dirasakan dengan hati" (Helen Keller)
•••
Menjelang akhir tahun kesibukan melanda Edgar. Alhasil, untuk istirahat saja harus mencari-cari waktu. Tepatnya saat ini. Laki-laki itu menghubungi Anneke sebentar. Tak butuh waktu lama, gadis itu mengangkat panggilannya.
"Assalamu'alaikum, Ed."
"Waalaikumsalam, Ann. Sorry nanti aku nggak bisa jemput kayak biasa soalnya nanti aku ada meeting, kemungkinan juga lembur. Maklum akhir tahun mau tutup buku, nggak apa-apa kan?"
"Iya nggak apa-apa. Nanti aku pulang sama kak Via aja. Oiya, kamu udah makan?"
"Udah tadi, Ann. Kalau gitu aku tutup dulu ya. Assalamu'alaikum."
"Ah iya.Waalaikumsalam."
Edgar memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celananya.
"Ed, sudah dipanggil bapak Alex. Meeting akan kita mulai."
"Oke mas Wahyu."
Edgar merapikan kemejanya dan berjalan menuju ruangan meeting. Disana sudah banyak karyawan yang hadir.
"Baiklah meeting akan kita mulai. Kepada bapak Direktur Utama kita, bapak Alex kami persilahkan" ucap Allena, si pembawa acara.
Meeting membahas apa saja yang telah dicapai PT. Ocean's selama tahun 2013 ini juga rencana kedepannya bagi PT. Ocean's.
Pukul 19.30 meeting berakhir. Edgar mengambil tasnya lalu berjalan keluar bersama karyawan. Ada acara makan malam bersama sebelum libur akhir tahun.
Setelah acara makan malam, karyawan PT. Ocean's pergi ke tempat karoke. Semuanya larut dalam sukacita. Semuanya melepaskan rasa penat masing-masing. Menjelang tengah malam acara itu selesai.
Edgar menekan tombol password apartemennya. Lalu ia merebahkan tubuhnya di atas sofa. Tak lama ia akhirnya bangkit dan beralih rebahan di kasur tanpa membersihkan tubuhnya.
Ia mengecek handphonenya. Tidak ada satupun pesan dari Anneke. Ah kenapa dia sangat merindukan gadis itu.
Edgar menscroll layar handphonenya, mencari kontak gadis itu. Panggilannya tersambung, namun tidak ada tanda-tanda gadis itu menjawab panggilannya. Hingga panggilan ke-3, gadis itu tidak menjawab.
"Bego lo, Ed. Jam segini dia pasti udah tidur" runtuk dirinya sendiri.
Edgar masih setia dengan handphone yang ia pegang. Ia membuka folder kamera, terdapat foto Anneke yang ia ambil beberapa hari yang lalu ketika mereka hangout berdua.
"Kamu percaya cinta pada pandangan pertama, Ann? kalau iya, kamu benar. Orang itu kamu, Anneke." monolognya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Destiny
Teen Fiction[amazing cover by @kadekmaya] Bagi Edgar, Anneke adalah sosok perempuan special yang dikirim Tuhan untuknya. Bagi Edgar, Anneke adalah sosok perempuan hebat yang dikirim Tuhan untuknya. Namun mereka dipisahkan oleh takdir masing-masing.