Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘.
.
***
"Tidak, Appa! Aku tidak akan melakukannya! Tidak akan pernah!"
Putus Jennie. Dia sangat shock ketika Appa nya menelpon dan menyuruhnya untuk kembali ke Korea. Bagi Jennie, dia sudah menikmati kehidupannya disini. Di tempat yang tidak peduli pada tatakrama ataupun semacamnya."Tidak ada kata tapi. Lusa, kau harus sudah tiba disini."
"Appa!"
"Kau tinggal pilih, datang sendiri atau di jemput paksa orang-orang ku!"
Klik!
Telepon terputus. Jennie melempar ponselnya keatas ranjang dengan kesal. Di jemput paksa? Apa dia pelaku kejahatan dan tindakan kriminal?
"Oh, sialan!"
Jennie mengumpat.
Disinilah dia sekarang. Korea. Negara yang paling ia benci karena seseorang.Gadis berambut coklat itu menyeruput latte nya. Jari-jari lentiknya sibuk menyentuh angka-angka pada layar smartphone nya. Caffe ini sengaja ia pilih sebagai tempat untuk istirahat setelah penerbangan nya yang melelahkan.
Beberapa pria pengunjung caffe terlihat mencuri pandang kearah Jennie. Tentu saja, siapapun pasti terpesona dengannya. Selain cantik, penampilan nya juga sangat modis. Dari ekspresi wajahnya sekarang memang seperti gadis angkuh. Tumbuh di keluarga kaya raya, kecantikan sempurna dan otak yang cerdas membuatnya merasa di atas segalanya. Apalagi dia tumbuh di negara yang bebas.
Lima menit berlalu. Di pintu caffe berhenti tiga mobil mewah. Orang-orang dengan pakaian serba hitam keluar. Beberapa di antaranya masuk sementara yang lain menunggu di depan caffe. Pemandangan yang menyita perhatian pengunjung lain itu juga menarik perhatian Jennie. Dan ketika menyadari siapa orang-orang itu ia langsung bangkit.
"Kalian terlambat bodoh! Aku heran kenapa Appa mempekerjakan orang-orang macam kalian."
Para pengawal itu menunduk takut. Mereka sudah sering mendengar gadis itu membuat cukup banyak masalah selama ia di New Zealand. Jadi mereka sedikit tidak suka dengan kembalinya majikan muda itu. Tidak suka bukan dalam artian membenci. Hanya saja mereka takut di marahi seperti ini setiap harinya.
"Maafkan kami, Nona. Kami sudah memeriksa seluruh bandara tapi kami tidak menemukan Nona. Setelah kami melacaknya, ternyata Nona ada disini. Mohon maafkan kami."
Jennie tersenyum sinis. Mengerjai para pengawal yang patuh pada Appa nya itu adalah hobinya.
Jennie menatap tiga pria yang menunduk itu satu persatu.
"Ya! Dimana Han Ahjussi?" hardik Jennie saat tak mendapati sosok yang ia harapkan itu ada diantara pria pria muda di hadapannya.
"Maaf Nona, Tuan Kim memberi tugas ini pada kami karena Manager Han sedang mengurus sesuatu di luar kota."
Jennie melipat tangannya. "Aku tidak akan pulang jika tidak bersama Han Ahjussi." putus Jennie dan kembali mengambil tempat di kursinya. Para pengawal itu saling sikut. Meminta salah satu dari mereka untuk membujuk agar si majikan mau ikut pulang bersama. Setelah beberapa saling sikut dan dorong, pria dengan kulit putih dan bersih dan tubuh yang agak berisi mendekat.