"Kemarin malem, siapa yang nganterin kamu ke sini?"
Yohan hampir menjatuhkan kemeja putih yang baru dicapainya dari dalam lemari pakaian ketika suara berat Yuvin tiba-tiba menyapa pendengarannya. Jantungnya yang beberapa detik lalu masih berdetak tenang, berubah berdetak lebih keras saat suara Yuvin memecah keheningan pagi itu. Harusnya, Yuvin masih tidur kan?
Yohan menelan ludahnya gugup. Ini pasti bukan hal yang bagus. Padahal Yohan yakin, ia sudah mengendap-endap seperti maling padang pasir di Gurun Sahara yang sedang mencari oase saat berusaha masuk ke apartemen kekasihnya, tapi bagaimana Yuvin bisa tahu hal ini?
"Kamu berusaha menyembunyikan sesuatu dari saya hm?"
Yohan menahan napasnya. Bukan hanya kewarasannya, udara dalam kamar ini juga perlahan menipis saat ia merasakan tangan besar Yuvin memeluk pinggangnya posesif, membuat punggungnya menempel dengan dada Yuvin. Ia bisa merasakan jemari besar Yuvin mulai menelusup ke bagian depan bathrobenya yang mengusap perutnya perlahan.
"Cho Seungyoun. Oke, saya akui dia ganteng. Bukan hal aneh kalo di masa lalu kamu pernah naksir dia. Orang yang matanya normal juga pasti naksir dia, tapi posisi kamu sekarang..." Yohan menggigit bibir bawahnya perlahan saat kepala Yuvin menelusup di antara leher dan bahunya, sementara tangan kanan Yuvin yang bebas bergerak menurunkan lengan bathrobe Yohan. "Kamu milik saya. Posisi kamu adalah milik saya. Kamu punya pemilik."
Seandainya Yohan tahu akan begini akibatnya hanya karena ia pulang bersama Seungyoun kemarin malam, ia bersumpah kalau ia takkan melakukannya. Ini masih pagi, udara masih dingin, ia baru saja selesai mandi, dan Yuvin bahkan baru bangun tidur, mengapa ia sudah sesial ini? Haruskah kamar nyaman tempat mereka saling bergelung dalam hangat berubah menjadi ruang perjamuan panas?
"Apa kamu tipe orang yang bakal memberikan tubuh kamu kalo seseorang minta?"
Yohan menggeleng pelan sebagai jawaban. Napasnya tersendat. Jantungnya berdetak cepat. Pembuluh darahnya nyaris bekerja lebih cepat daripada sebelum-sebelumnya. Yuvin pasti sudah gila, ini masih pagi dan mereka masih punya banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi bagaimana bisa kekasihnya bertingkah begitu liar di pagi hari?
"Saya nggak pernah suka berbagi. Berbagi tempat atau orang. Terutama kamu. Terlebih untuk Cho Seungyoun."
Yohan mengerang tertahan saat titik sensitif di lehernya disentuh sensual. Tubuhnya yang masih menggigil berubah memanas saat segala sesuatu yang menyangkut kewarasannya dipermainkan. Ia tak pernah membiarkan orang lain menyentuh tubuhnya hingga pada titik terlemahnya dan menghafal tiap jengkal perubahan frekuensi kewarasannya terhadap sentuhan ringan namun menggairahkan, tapi kepada kekasihnya, hanya pada kekasihnya, ia takluk. Jangankan pukulan keras, teriakan lancang pun ia tak berani melakukannya.
Yuvin terlampau membuat kewarasannya tak pernah bekerja, meski nyatanya tersisa. Lelaki itu selalu berhasil membuatnya menginginkan sesuatu yang lebih besar dalam perjamuan panas mereka, juga selalu berhasil membawanya hingga pada titik tertinggi di mana ia hanya bisa melihat bintang dalam gelap di matanya saat ia menyentuh puncak gairahnya.
"Katakan."
Yohan mengangkat kepalanya, membiarkan kekasihnya melukis layaknya pelukis kondang di kanvas lehernya, meninggalkan jejak yang tak mampu disirnakannya. "Say what?" Ia menggigit bibir bawahnya tepat saat kekasihnya menggigit lembut lehernya.
Yuvin tersenyum miring saat merasakan tubuh Yohan menegang. "Say you want me," lirihnya, tepat di belakang daun telinga.
Yohan terhenyak, nyaris tidak bisa berkata terlalu banyak saat hangat lidah Yuvin menyapu belakang telinganya, menggigitnya sensual, dan mengisapnya perlahan. Matanya memanas. Yuvin benar-benar membuatnya gila, bahkan saat ia tidak mengharapkan kegilaan di pagi hari. Ia tidak mau menggila bersama kekasihnya, meski kekasihnya menyeretnya untuk menggila bersama. Namun ia bisa apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in 50 Shades of Our Stars (DISCONTINUED)
Fanfiction"Sampai jumpa nanti dalam The Fault in 50 Shades of Our Stars. I would be your goodest Anastasia Steele and your purest Hazel Grace, Christian Waters." Well, sejujurnya Kim Yohan tidak pernah mau menjadi Anastasia Steele untuk siapapun bentuk Christ...