Yuvin tersentak kaget saat Yohan kembali membalik keadaan dan tiba-tiba naik ke pangkuannya dan memeluk lehernya erat, sesaat setelah mereka saling menatap dalam kabut libido. Kekasih manisnya itu mengalungkan kedua lengan ke lehernya erat, kemudian membenamkan wajahnya di perpotongan lehernya. Dari sekian banyak tingkah ajaib Yohan ketika mereka hanya berdua, Yohannya tidak pernah semanja atau seingin dimengerti kali ini. Biasanya lelaki itu memilih langsung tidur dalam pelukannya setelah mereka berbicara panjang tentang banyak hal, tapi rasanya kali ini Yohan ingin lebih banyak diayomi daripada diajak berbicara.
Yuvin membenarkan posisi duduknya dan merangkul erat pinggang Yohan posesif, masih membiarkan Yohan membenamkan wajah ke lehernya sambil sesekali memberikan tanda noktah bahwa Yuvin adalah mutlak miliknya. Entah apa yang sedang diinginkan Yohan, Yuvin hanya merasa bahwa kekasihnya itu sibuk mengusakkan ujung hidung ke kulit lehernya, menciptakan sensasi geli yang mampu membuatnya terkekeh pelan.
Yohan dan segala tingkah ajaibnya yang dadakan adalah sesuatu yang bukan hal baru bagi Yuvin, namun tetap menjadi sesuatu yang mengejutkan. Ada masanya Yohan akan bersikap sangat lembut dan hangat, ada pula masanya Yohan akan melemparkan dirinya sendiri seperti seorang suka relawan, dan ada pula masanya di mana Yohan sungguh bertindak seperti orang yang ingin dimengerti. Apapun kondisinya, bagi Yuvin, Yohan yang bertindak ingin memimpin adalah tampak seperti seorang amatiran yang ingin berusaha namun terlampau bimbang dengan jalan yang harus dipilihnya.
Dan siklus itu terkadang menjadi dualitas dalam diri Yohan yang tidak bisa ia pecahkan apapun alasannya. Apapun yang Yohan ingin lakukan, ia menginginkannya saat itu juga. Tak mungkin baginya berkata tidak pada pasangannya, meski nyatanya terkadang Yohan menolak keinginannya. Baginya, Yohan adalah candu yang sulit ditolak. Sekali ia berusaha menolak dan melarikan diri, penyesalan beruntun seperti memgikutinya. Tapi bukan berarti ia ingin diperbudak di sini. Ia pemimpinnya.
Ia terkekeh saat akhirnya Yohan berhenti mengusak ujung hidung ke lehernya dan berganti mengecup ringan lehernya sebelum akhirnya menjauhkan wajahnya dari sana. "Kamu pengen apa, Sweetheart?" tanyanya sambil menyingkirkan anak rambut Yohan yang berantakan.
Yohan enggan menjawab. Kedua tangannya terangkat membingkai kedua sisi wajah Yuvin, memberikan usapan lembut pada rahang kekasihnya, kemudian satu ibu jarinya turun mengusap bilah bibir Yuvin. Ia memandangnya lekat.
Yuvin belum sempat bertanya lebih jauh apa yang ingin dilakukan Yohan padanya, ia lebih dulu terkesiap saat Yohan menyatukan bibir mereka ke dalam satu ciuman mendadak tanpa perencanaan, dan memagutnya sembarangan. Yuvin berani bertaruh bahwa Yohan tidak pernah bisa mendominasi permainan mereka dan demi lautan ganas, malam ini Yohan memagutnya sembarangan, berusaha untuk mendominasinya. Pagutan Yohan terkesan buru-buru dan ia mengimbanginya dengan baik. Ia berani bersumpah bahwa sebanyak apapun Yohan ingin memimpin, nyatanya bukan ia yang takluk di bawah dominasi Yohan. Justru Yohanlah yang berlutut patuh di bawah dominasinya dan akan memimpin di bawah perintahnya.
Sekali lagi ia mengingatkan, ialah yang mendominasi dan mengendalikan Yohan. Sekalipun Yohan ingin mengendalikannya, takkan mampu sebaik dirinya. Memang apa yang bisa dilakukan Yohan yang begitu mudah terbuai meski hanya dengan satu pagutan panjang penghasil untaian saliva panas? Tidak. Yuvin berani bertaruh.
Ia bisa merasakan bibir Yohan bergerak tergesa-gesa memberikan lumatan demi lumatan di bibirnya, menimbulkan kesan bahwa Yohan sedang menginginkan sesuatu atau bahkan ingin menyampaikan sesuatu, namun ia terlalu tidak mengetahui bagaimana cara menyampaikannya.
Yuvin memberikan lumatan lembut di bibir bawah Yohan sebelum akhirnya ia menyudahi ciuman tergesa-gesa itu dan menjauhkan wajahnya dari bibir Yohan. "Hey, kenapa, Sayang?" tanyanya lembut. Satu tangannya naik mengusap bibir bawah Yohan, kemudian pandangannya naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in 50 Shades of Our Stars (DISCONTINUED)
Fanfiction"Sampai jumpa nanti dalam The Fault in 50 Shades of Our Stars. I would be your goodest Anastasia Steele and your purest Hazel Grace, Christian Waters." Well, sejujurnya Kim Yohan tidak pernah mau menjadi Anastasia Steele untuk siapapun bentuk Christ...