part 9

4.5K 151 0
                                    

Hari ini aku sedang berada di rumah sakit.
"liy katanya lusa kita mau diberangkatin ke papua sebagai tenaga medis"ucap fani.kalian ingat waktu pas perkenalan ku di part 1?stefani anantha ya kita ketemu lagi disini.
"wah? Sama tentara dong? Ck males gue ketemu loreng loreng mulu"kataku lemas.
.
.
.
.
.
.
.

.
Dan hari ini aku sudah sampai di papua.ya memang akan rada lama disini.

Setelah berbincang bincang dengan tentara yang bertugas disini tiba tiba

Dorr...dorrr.dorrr...
"TENAGA MEDIS CEPAT PERGI KEARAH JAM 11"Ucap salah satu tentara.
Ya disini aku sebagai dokter kepala jadi ya semua perintah ada ditanganku.

"dokter fani cepat tangani tentara yang terluka pahanya itu, dokter raya tangani tentara yang terluka lengan kanan nya. Dokter vina tangani tentara yang terluka kaki kanannya biar saya yang menangani bapak yang itu.CEPAT!!!"ucapku tegas dan dibalas anggukan oleh mereka.

"permisi pak izinkan saya memeriksa bahu bapak."kataku sambil berusaha membuka seragam loreng itu.

"argh....jangan bantu saya.saya baik baik saja tangani saja prajurit saya dia terluka lebih parah."bentakannya cukup memancing emosi ku tapi masih bisa kutahan.
"sebentar pak dia sudah ditangani oleh teman saya jadi sekarang saya menangani bapak dulu."ucapku selembut mungkin.
"saya bilang jangan perdulikan saya cepat tangani dia. Istri dan anaknya lebih membutuhkannya"ucapnya yang berhasil membuat emosi ku berada di ubun ubun.
"baiklah jika anda memaksa. Tapi jangan salahkan saya jika luka anda infeksi karena peluru itu."sambil menahan amarah aku meninggalkannya.
.
.
.
.
.
.
Diposko medis aku menangani tentara yang pahanya terluka tadi kulihat nama Reynold tertera di nametag nya.

"fani ambilkan jarum dan benang itu"perintahku pada fani.
Selesai menangani pak Reynold aku melihat suster tika dan suster hana membawa pria berseragam loreng.

"dokter kondisinya cukup parah"ucap suster tika saat aku mendekatinya.
"baiklah kita tindak sekarang."tegasku pada suster tika.

setelah aku membersihkan luka luka dan wajahnya yang dicat samarkan kulihat banyak luka diwajahnya mulai dari pelipis kiri, dagu hingga pipi.

"astaga ganteng banget"batinku

Saat aku sedang menjahit bahunya kudengar dia agak mengerang.

"eungh...saya kenapa?mengapa anda ada disini? Tidak sopan sekali membuka baju oranglain tanpa permisi."suara berat itu memecah keheningan.cool si tapi bikin kesel.

"Ck! Kamu terluka cukup parah eh tidak terlalu sih bahumu hanya lecet lamun lebar lecetnya."ucapku seusai menjahit bahunya.
"permisi saya akan mengobati pelipismu dulu."ucapku sambil memegang kapas yang sudah dibasahi betadine.
"Ck! Tidak usah besok juga sembuh saya harus kembali pasukan membutuhkan saya"ucapnya mencoba bangkit tapi nihil tubuhnya terlalu lemas.
"pak anda terluka! Jadi diam dan dengar apa kata saya."dia kira dia aja apa yang bisa ngebentak.

Saat aku mengobati dagunya aku baru tersadar kalo di lehernya terdapat kalung tapi itu cincin ya cincin yang digantungkan dikalung itu.

"apakah istri anda tahu anda terluka?"eeeuh bodo amat si gue ni bibir maen nyeletuk aja.
"istri? Bukan urusanmu?"euh sumpah deh kalo gak ganteng gue cabik cabik mukanya.
"Eeuh dasar nyebelin."keselkan gue.
"eh tunggu saya sepertinya pernah bertemu dengan anda"ish apalagi coba bisa bisa darah tinggi gue diem sana ni tentara.


Author pov
"dokter,,, sersan reynold sudah sadar apa sebaik dokter periksa dulu?"saat hendak menjawab namun perkataan allya kalah cepat dengan suster tika.

My KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang